Arjuna, masih juga engkau berada di sana. Dengan senyum
menawan serta salam renyah yang keluar dari bibirmu. Sungguh, aku masih
mengagumi dirimu. Seorang lelaki tampan dan cerdas. Bagaimana seorang wanita
tidak tergila-gila padamu.
Arjuna, seandainya saja mimpi itu benar adanya. Mungkin kini
akulah yang ada di sampingmu. Menggenggam tanganmu, mencintaimu dan menjadi ibu
dari anak-anakmu. Namun kenyataannya semua itu hanyalah mimpi. Ketika aku
tersadar, hanya tersisa cerita indah tentangmu. Senyum dan tawamu hanya sekilas
kenangan yang sulit kuhapuskan.
Arjuna, mengapa tak kau labuhkan cintamu. Hingga aku mampu
menghadapi apa yang seharusnya terjadi. Dirimu tak mungkin lagi memilihku
sebagai cintamu. Dirimu tak mungkin lagi memilihku untuk menjadi pendamping
hidupmu.
Arjuna, tahukah dirimu bahwa jantungku masih berdetak
kencang saat berada di dekatmu. Aku masih merasakan cemburu jika ada wanita
lain yang mendekatimu. Aku marah saat tahu dirimu mencoba menjalin cinta dengan
wanita lain. Sungguh, ini tak seharusnya aku lakukan. Karena aku tak mungkin
lagi tercipta untukmu.
Arjuna, seribu bayangan dan kenangan tentangmu akan kusimpan
rapi di memoriku. Tak akan lagi kuungkapkan rasa kagumku padamu. Aku tahu rasa
ini sungguh sangat salah. Aku tak boleh mencintaimu dan kau juga tak akan
mencintaiku.
Arjuna, semoga aku bisa menjalani kehidupan yang telah aku
pilih. Kehidupan tanpa cinta darimu. Kehidupanku dengan lelaki asing yang baru
kukenal beberapa minggu lalu. Aku tahu
ini terdengar tak lazim, tapi sebentar lagi aku akan menjadi istrinya.
Arjuna, semoga dirimu menemukan wanita yang lebih baik
dariku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar