Kamis, 04 September 2014

Sang Arjuna





Arjuna, masih juga engkau berada di sana. Dengan senyum menawan serta salam renyah yang keluar dari bibirmu. Sungguh, aku masih mengagumi dirimu. Seorang lelaki tampan dan cerdas. Bagaimana seorang wanita tidak tergila-gila padamu.

Arjuna, seandainya saja mimpi itu benar adanya. Mungkin kini akulah yang ada di sampingmu. Menggenggam tanganmu, mencintaimu dan menjadi ibu dari anak-anakmu. Namun kenyataannya semua itu hanyalah mimpi. Ketika aku tersadar, hanya tersisa cerita indah tentangmu. Senyum dan tawamu hanya sekilas kenangan yang sulit kuhapuskan.

Arjuna, mengapa tak kau labuhkan cintamu. Hingga aku mampu menghadapi apa yang seharusnya terjadi. Dirimu tak mungkin lagi memilihku sebagai cintamu. Dirimu tak mungkin lagi memilihku untuk menjadi pendamping hidupmu.

Arjuna, tahukah dirimu bahwa jantungku masih berdetak kencang saat berada di dekatmu. Aku masih merasakan cemburu jika ada wanita lain yang mendekatimu. Aku marah saat tahu dirimu mencoba menjalin cinta dengan wanita lain. Sungguh, ini tak seharusnya aku lakukan. Karena aku tak mungkin lagi tercipta untukmu.

Arjuna, seribu bayangan dan kenangan tentangmu akan kusimpan rapi di memoriku. Tak akan lagi kuungkapkan rasa kagumku padamu. Aku tahu rasa ini sungguh sangat salah. Aku tak boleh mencintaimu dan kau juga tak akan mencintaiku.

Arjuna, semoga aku bisa menjalani kehidupan yang telah aku pilih. Kehidupan tanpa cinta darimu. Kehidupanku dengan lelaki asing yang baru kukenal  beberapa minggu lalu. Aku tahu ini terdengar tak lazim, tapi sebentar lagi aku akan menjadi istrinya.

Arjuna, semoga dirimu menemukan wanita yang lebih baik dariku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar