Berapa kali harus kukatakan padamu, aku masih
mengharapkanmu. Sudah berulang kali kukatakan, tak ada satu wanita pun yang
mampu menggantikan dirimu di hatiku. Apakah hanya karena lelaki asing itu kini
kau tak menghiraukan aku lagi. Kau bilang bahwa lelaki asing itu adalah
suamimu, ayah dari anak-anakmu. Lalu, bagaimana dengan aku. Sekian lama aku
menanti kehadiran cintamu untukku. Sekian lama aku berharap dirimu mau mengerti
perasaanku.
Seharusnya aku bahagia di hari pernikahanku. Namun aku
merasa sungguh sangat tersiksa tanpa kehadiranmu. Setelah sekian tahun
menantimu tanpa suatu kejelasan apapun. Kini kedua orangtuaku berharap aku
menikahi wanita ini. Wanita pilihan mereka, bukan pilihanku.
Aku sungguh iri dengan lelaki asing yang kausebut suamimu.
Lelaki yang akhirnya memiliki bidadariku. Padahal lelaki itu hanya terhitung
hari mengenalmu, sebelum akhirnya melamarmu. Aku juga masih tak mengerti mengapa engkau
tiba-tiba menerima pinangan lelaki asing itu. Padahal lima bulan sebelumnya aku
mengutarakan niatku untuk melamarmu, walaupun saat itu dirimu menolakku. Apa
artinya pertemuan saat itu, jika ternyata hatimu tak bisa untukku.
Mengapa harus ada lelaki asing itu. Mengapa harus ada cinta
di hatiku untukmu. Cinta yang tak akan pudar dimakan usia. Cinta yang akan
selalu menunggu cintamu. Cinta yang menunggu hadirmu. Cinta yang tak bisa
kulepaskan dari napasku.
Aku masih merasa tidak nyaman berada disini. Sebentar lagi
aku akan melaksanakan akad nikah. Namun hatiku belum juga mencintai calon istriku.
Aku masih memikirkanmu. Aku masih mengharapkanmu. Aku masih mencintaimu.
Kutatap sejenak paras calon istriku yang tertunduk malu.
Maafkan aku, aku tak bisa meneruskan semua ini. Aku harus meninggalkan semua
ini. Aku tahu ini akan melukainya. Tapi akan jauh lebih menyakitkan jika dirinya
tahu hatiku masih mencintai wanita lain. Jangan pernah halangi aku untuk
meninggalkan semua ini. Biarkanlah aku berdua bersama bayanganku, menanti bidadariku
datang. Meski aku tahu, dia takkan pernah datang. Aku pun berdiri, melangkahkan
kaki untuk meninggalkan calon istriku. Aku akan pergi…
Jangan lagi kau sesali keputusanku
Ku tak ingin kau semakin kan terluka
Tak ingin ku paksakan cinta ini
Meski tiada sanggup untuk kau terima
Aku memang manusia paling berdosa
Aku memang manusia paling berdosa
Khianati rasa demi keinginan semu
Lebih baik jangan mencintaiku aku dan semua
hatiku
Karena takkan pernah kau temui, cinta sejati
Reff:
Berakhirlah
sudah semua kisah ini
Dan jangan kau tangisi lagi
Sekalipun aku takkan pernah mencoba kembali
padamu
Sejuta kata maaf terasa kan percuma
Sebab rasa ku tlah mati untuk menyadarinya
Semoga saja kan kau dapati
Semoga saja kan kau dapati
Hati yg tulus mencintaimu
Tapi bukan aku
Lirik lagu "Bukan aku" dari Kerispatih masih terus mengiang di telingaku. Meninggalkan luka bagi seorang wanita yang hampir aku nikahi. Semoga saja dia kan dapati hati yang tulus mencintainya, tapi bukan aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar