Rara menunggu suaminya datang dengan cemas sekaligus menahan
tangis sedari tadi siang. Hari ini suaminya pulang malam karena ada pekerjaan
di kantor. Padahal seharusnya hari sabtu ini suaminya libur. Sekitar pukul setengah sembilan malam suaminya
baru pulang.
“Bagaimana kondisi dedeknya” tanya suami Rara.
“Baik” jawab Rara
“Berat badannya normal? Air ketuban ngga kurang?”
“Ngga ada masalah”
“Kamu kenapa?”
Akhirnya airmata Rara tumpah juga, “Kata dokter prediksinya
cewek karena ngga ketemu monasnya”
“Monas?”
“Ya, tonjolan kalau bayi laki-laki”
“Ya sudah ga apa-apa, perempuan laki-laki sama saja, yang
penting bayinya sehat. Lagipula kenapa mesti tanya-tanya begituan saat USG. Kan
banyak juga USG yang salah prediksi”
Rara terdiam. Memang rasa penasaran menghantuinya. Pasalnya,
anak pertama mereka perempuan dan sejak dari awal menikah Rara memang sangat
menginginkan anak laki-laki sebagai buah hatinya.
“Dari sebelum Rara hamil, Rara berdoa semoga diberi anugerah
hamil anak laki-laki. Sampai sekarang pun Rara masih berdoa” ucap Rara sambil
sesenggukan menghapus air matanya.
Banyak orang yang menebak jenis kelamin bayi yang dikandung
Rara adalah laki-laki. Bahkan Rara juga sempat berkali-kali mimpi bahwa dirinya
memiliki satu anak perempuan dan satu anak laki-laki. Dan feeling Rara juga
percaya kalau ini hamil anak laki-laki. Pasalnya rasa mual dan sakit kepala
kerap dirasakannya saat triwulan
pertama. Sedangkan kehamilan anak pertamanya dulu tidak pernah mengalami sakit
kepala dan mual sehebat itu.
“Sudah-sudah yang penting kita berdoa saja” kata suami Rara.
“Tapi Mas juga ikut doain, lewat dhuha dan tahajud supaya
bayi dalam kandungan Rara ini laki-laki. Lagipula aku baca di internet, banyak
yang salah perkiraan saat hamil. Dikiranya perempuan ternyata bayi yang lahir
laki-laki”
“Iya Aamiin” ucap suami Rara menenangkan.
Rara bersyukur punya suami yang begitu sabar dan
menenangkan. Tapi setiap kali mengingat saat dokter menyebutkan jenis kelamin
janinnya yang berusia enam bulan itu, hatinya teriris sedih. Tak luput airmata
menetes membasahi pipinya.
===
Di tengah malam, sujud Rara tak seperti biasanya.
“Ya Allah, tunjukkanlah kuasa-Mu, berikanlah keajaiban pada
hamba. Jadikanlah anak dalam kandungan hamba ini seorang bayi laki-laki yang
sehat dan sholeh. Aamiin”
Malaikat-malaikat di sekitar Rara mengamini doa Rara.
Rara masih menunggu
keajaiban yang datang dari Allah. Rara percaya Allah akan mengabulkan doanya. Bukankah
Allah Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Rara tak akan bosan berdoa kepada Sang
Penciptanya.
Allahumma inkunta khalqan fii bathnii fakawwinhu dzakaran. Allahummaj’alhu
dzakaran maimunan mubarokan sholihan taqiyyan, aamiin yaa Rabbal alaamiin.