Aku tidak pernah melihat lelaki setampan itu. Parasnya bersinar
bercahaya, tatapannya teduh dan suaranya begitu lembut.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”
Aku tergagap disapa olehnya. Disebelahku ada suamiku yang
masih setia menemani sampai sejauh ini. Tapi aku tak tahu siapa lelaki di
hadapanku ini.
“Waalaikumsalam warahmatullah” jawabku.
Suamiku menoleh ke arahku, “Tidakkah kau ingat Dinda,
perdebatan kita berpuluh puluh tahun yang lalu”
Perdebatan yang mana, dan sekarang aku berada di mana,
siapa lelaki tampan dan mempesona di hadapanku ini.
“Ahlan wasahlan” ucap lelaki tampan itu.
Ah, semakin salting aku disapanya. Tapi mengapa suamiku
sama sekali tidak cemburu padanya.
“Siapa dia Kakanda?” tanyaku
“Benarkah dinda tidak tahu?” suamiku malah membuatku
semakin bingung.
Aku tidak pernah bertemu dengan lelaki tampan itu, apakah
suamiku mengenalnya?
“Coba dinda ingat-ingat kembali, saat dinda menangis pada
kakanda perihal anak-anak kita”
Jadi lelaki itu ada hubungannya dengan anak-anakku. Tapi siapa?
Aku menggeleng pelan.
“Masih ingatkah dinda akan satu hadist yang pernah kita baca sewaktu di
dunia”
Ya Allah, suamiku ini makin mengada-ada saja. Bukankah sekarang
kita juga masih hidup di dunia.
Tunggu…aku juga tidak mengenali tempat seindah ini. Walaupun
tidak pernah berwisata kemanapun, aku yakin tempat ini tak bisa digambarkan
dengan kata-kata. Sungai yang mengalir di bawahnya, buah-buahan yang berwarna
warni. Lalu dimana ini, siapa lelaki itu.
“Dinda, karena dinda telah berhasil mendidik dua anak
perempuan menjadi anak yang sholehah maka Allah menganugerahkan semua ini
kepada kita”
“Subhanallah” aku berseru.
"Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan
hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku." (Anas bin
Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)
===
Aku terbangun dari mimpiku. Harusnya aku sedang membaca
ayat-ayat suci Al Qur’an. Tapi malah tertidur.
“Subhanallah mimpi yang sangat indah, dan baru aku sadari
bahwa lelaki tampan itu adalah Rasulullah SAW” gumamku pelan seraya menatap
kedua putri kecilku yang terlelap dalam tidurnya.
Diriwayatkan juga dari ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
جَاءَتْنِى مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ
ابْنَتَيْنِ لَهَا فَأَطْعَمْتُهَا ثَلاَثَ تَمَرَاتٍ فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ
مِنْهُمَا تَمْرَةً وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا
فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ الَّتِى كَانَتْ تُرِيدُ
أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا فَأَعْجَبَنِى شَأْنُهَا فَذَكَرْتُ الَّذِى
صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « إِنَّ اللَّهَ قَدْ
أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ »
“Seorang wanita miskin datang
kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, lalu aku memberinya tiga biji
kurma. Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing sebiji buah kurma, dan
satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri.
Namun kedua anaknya meminta kurma
tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk
diberikan kepada kedua-dua anaknya. Peristiwa itu membuatku takjub sehingga aku
ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : Sesungguhnya Allah
telah menetapkan baginya syurga dan membebaskannya dari neraka” (H.R Muslim
2630)
Hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha, beliau berkata,
جَاءَتْنِى امْرَأَةٌ وَمَعَهَا
ابْنَتَانِ لَهَا فَسَأَلَتْنِى فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِى شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ
وَاحِدَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَأَخَذَتْهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ
ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا شَيْئًا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ وَابْنَتَاهَا
فَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَحَدَّثْتُهُ حَدِيثَهَا
فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « مَنِ ابْتُلِىَ مِنَ الْبَنَاتِ
بِشَىْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ »
“Ada seorang wanita yang datang menemuiku
dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku
tidak mempunyai apapun kecuali sebiji buah kurma. Lalu aku berikan sebuah kurma
tersebut untuknya. Wanita itu menerima kurma tersebut dan membaginya menjadi
dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut
memakannya. Kemudian wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya. Setelah itu
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan aku ceritakan peristiwa tadi
kepada beliau, maka Nabi shallallhu ‘alaii wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka,
maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api
neraka”
(H.R Muslim 2629)