Senin, 09 Oktober 2017

Mengapa susah sekali bersikap sabar





Sebagai orangtua dari dua anak yang berusia balita tentunya harus memiliki banyak stok sabar. Karena tiap hari, tiap jam tiap menit bahkan tiap detik selalu saja ada yang heboh dari mereka berdua. Muali mengacak acak rumah, memberantakkan mainan, sampai tidak mau tidur siang. Terkadang muncul harapan andaikata anakku sama seperti diriku yang dulu yang penurut dan mudah diatur. Waktunya makan ya makan, waktunya tidur ya tidur, waktunya belajar ya belajar.

Ada banyak keinginan mengajari anak mengaji bahkan menulis. Tapi lagi-lagi terpental karena si anak malah sibuk bermain dengan adiknya. Berlarian kesana kemari, cekikikan, aduh rasanya ingin sekali memutar video tentang diriku di masa yang lalu, betapa rajinnya dan betapa penurutnya. Tapi dimana ada video semacam itu.

Apakah tingkah laku anakku seperti itu dikarenakan diriku juga, yang tidak bisa sepenuh hari bersama mereka? Apakah aku selama ini telah durhaka pada ibuku yang kini mengasuh mereka. Sudah lama kusampaikan pada ibuku jika ibu sudah tidak sanggup, biarlah aku resign lalu merintis usaha kecil-kecilan untuk mengurangi waktu-waktu yang membosankan. Tapi ibuku belum mengijinkan.

Seringkali aku teriak jika anak-anakku bersikap yang tidak sesuai dengan keinginanku. Padahal setelah itu aku selalu menyesal telah memarahi mereka, apalagi saat melihat anakku yang kedua matanya sedikit memar karena terbentur tembok. Kemarin memang badanku masih drop dikarenakan fluba yang belum sembuh, jadi sekalinya aku tiduran di kasur, rasanya mataku enggan untuk dibuka. Sabtu minggu kemarin hanya aku gunakan istirahat di rumah saja.

Ya Allah, ampunilah dosaku.
Ibu…ampunilah anakmu ini.
Anak-anakku aku menyayangi kalian….
Suamiku, maaf jika terlalu banyak kata yang tak baik terucap dari mulutku….

Peluk untuk anakku Hasna dan Hasya, kelak Allah akan menjadikanmu ratu bidadari surga, aamiin…selalu jadi anak sholehah ya…aamiin ya Rabb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar