Sebagai orangtua dari dua anak yang berusia balita tentunya
harus memiliki banyak stok sabar. Karena tiap hari, tiap jam tiap menit bahkan
tiap detik selalu saja ada yang heboh dari mereka berdua. Muali mengacak acak
rumah, memberantakkan mainan, sampai tidak mau tidur siang. Terkadang muncul
harapan andaikata anakku sama seperti diriku yang dulu yang penurut dan mudah
diatur. Waktunya makan ya makan, waktunya tidur ya tidur, waktunya belajar ya
belajar.
Ada banyak keinginan mengajari anak mengaji bahkan menulis. Tapi
lagi-lagi terpental karena si anak malah sibuk bermain dengan adiknya. Berlarian
kesana kemari, cekikikan, aduh rasanya ingin sekali memutar video tentang
diriku di masa yang lalu, betapa rajinnya dan betapa penurutnya. Tapi dimana
ada video semacam itu.
Apakah tingkah laku anakku seperti itu dikarenakan diriku
juga, yang tidak bisa sepenuh hari bersama mereka? Apakah aku selama ini telah
durhaka pada ibuku yang kini mengasuh mereka. Sudah lama kusampaikan pada ibuku
jika ibu sudah tidak sanggup, biarlah aku resign lalu merintis usaha
kecil-kecilan untuk mengurangi waktu-waktu yang membosankan. Tapi ibuku belum
mengijinkan.
Seringkali aku teriak jika anak-anakku bersikap yang tidak
sesuai dengan keinginanku. Padahal setelah itu aku selalu menyesal telah
memarahi mereka, apalagi saat melihat anakku yang kedua matanya sedikit memar
karena terbentur tembok. Kemarin memang badanku masih drop dikarenakan fluba
yang belum sembuh, jadi sekalinya aku tiduran di kasur, rasanya mataku enggan
untuk dibuka. Sabtu minggu kemarin hanya aku gunakan istirahat di rumah saja.
Ya Allah, ampunilah dosaku.
Ibu…ampunilah anakmu ini.
Anak-anakku aku menyayangi kalian….
Suamiku, maaf jika terlalu banyak kata yang tak baik terucap
dari mulutku….
Peluk untuk anakku Hasna dan Hasya, kelak Allah akan
menjadikanmu ratu bidadari surga, aamiin…selalu jadi anak sholehah ya…aamiin ya Rabb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar