"Bersyukurlah
kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk dirinya sendiri ; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur),
maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji” (QS Luqman : 12)
Ketika mata terbuka usai tidur malam, Sudahkah kita membaca
doa bangun tidur? Sudahkah kita bersyukur kepada-Nya? Apakah kita terlalu sibuk
mempersiapkan diri sampai kita lupa akan ucapan Alhamdulillah.
Ketika mata masih bisa melihat senyuman istri dan anak kita,
apakah pernah terlintas rasa syukur dalam hati atas nikmat berupa penglihatan. Atau
malah kita terlalu sibuk menyuruh-nyuruh istri kita menyiapkan sarapan dan baju
kerja, hingga kita lupa pada-Nya. Ataukah kita terlalu sibuk untuk menenangkan
anak kita yang lari kian kemari hingga lupa atas Dirinya.
Ketika bibir masih bisa bicara, pernahkah kita mengucapkan
terima kasih kepada istri yang telah menyiapkan sarapan dan pakaian kerja? Ataukah
kita menganggap semua itu adalah kewajibannya yang tidaklah patut kita ucapkan
terima kasih padanya. Lebih dari itu, lupakah kita bahwa Allah telah memberikan
kita seorang bidadari yang sempurna. Yang mau menemani kita dalam suka ataupun
duka. Ya, hanya Allahlah yang mengerti kesepian dalam hati kita, dan Dia juga
yang telah mempertemukan kita dengan jodoh kita.
Ketika tangan masih bisa menyuapkan nasi ke mulut, apakah
pernah tersadari betapa masih sempurnanya fungsi organ tubuh kita. Masihkah kita
lupa pada-Nya yang memberi kita kesehatan. Jantung kita berdenyut teratur,
paru-paru kita mampu berfungsi dengan baik, tangan dan kaki kita yang begitu
sempurna. Semua nikmat itu tentunya pemberian dari-Nya. Sudahkah kita ingat
atas Dirinya?
Lalu, ketika kaki melangkah keluar dari rumah menuju ke
kantor. Di tiap persimpangan jalan kita jumpai para pengemis. Pernahkah kita
bersyukur atas rezeki cukup yang diberikan Allah kepada kita. Tak perlu lah
kita iri dengan tetangga yang memiliki rumah besar, tak perlu lah kita membenci
tetangga yang memiliki mobil, tak perlu lah kita bermusuhan dengan tetangga
hanya karena harta. Sadarkah bahwa semua yang kita miliki adalah pemberian
Allah. Sudah bersyukurkah kita pada-Nya.
Ketika menginjakkan kaki di tempat kerja, kita melihat teman-teman
kita dengan semangat bekerja. Sadarkah kita bahwa nikmat silaturrahim ini luar
biasa hebatnya. Kita bisa saling membantu sesame teman. Kita bisa saling
menguatkan, kita bisa saling menghargai. Apakah pernah terpikir bagaimana jika
kita tidak punya teman. Tentunya sepi sekali rasanya dunia ini. Lalu, sudahkah
kita bersyukur atas nikmat Allah ini?
Mengapa masih juga muncul rasa iri dan dengki??? Mengapa mesti
berbuat tidak baik terhadap orang lain???
Bukankah Allah sangat baik terhadap kita dan seluruh
makhluk-Nya. Tidakkah kita malu kepada-Nya saat berbuat kejahatan.
Mungkin rumput tetangga memang akan terlihat lebih hijau,
tapi percayalah rezeki kita adalah yang terbaik dari-Nya. Tak usahlah kita
mengotori hati kita dengan dosa. Berbuatlah baik dan bersyukurlah.
Ketika segala aktivitas telah dilakukan, saatnya menikmati
malam dengan istirahat. Sudahkah kita merenungkan apa-apa saja perbuatan kita
seharian tadi yang menyakiti hati orang lain? Sudahkah kita meminta maaf pada
mereka? Sudahkah kita membaca istighfar sebelum tidur lalu membaca doa supaya
Allah selalu melindungi kita.
Fabiayyi alaa irabbikumaa tukadzibaaan
“Nikmat Tuhan yang manakalah yang kamu dustakan?” (QS Ar
Rahman)