Rabu, 05 Maret 2014

Puzzle yang Terangkai (3)





Solo, UGM, Simprug dan Arif …

Jika satu persatu puzzle masalalu tergabung, muncullah sosok dirimu. Hari ini kali pertama aku berbincang denganmu. Parasku tentu saja berbunga-bunga karena sepulang kerja aku akan mudik ke Surabaya. Aku sama sekali tak peduli apa yang kau pikirkan saat aku berada di dekatmu. Dan aku terus tersenyum bahagia.

Ternyata, dirimu enak juga diajak berbincang. Dan aku tak menyangka akan secepat ini dekat dengan seseorang. Entah apa yang Allah kehendaki terjadi antara kita. Aku hanya merasa nyaman dan cukup bahagia.

Semoga Allah selalu memberikan kemudahan di setiap langkah. Jika memang Allah ridho, aku juga ridho menerima ketetapan-Nya. Bukankah hidup, rezeki, jodoh dan mati adalah hak prerogative-Nya. Tinggallah aku menjalaninya dengan segenap keikhlasan.

Terkadang memang aku merasa putus asa atas segala ikhtiar yang berujung kebuntuan. Tapi aku mesti yakin bahwa di balik itu semua Allah memiliki rahasia terindah untuk diriku.

Ya Rabb, hanya pada-Mu aku bernaung dan hanya pada-Mu aku memohon pertolongan.

Illahi syafarat yadayya fatrubhuma.

Jakarta, 5 Maret 2012

Dua tahun yang lalu, aku bertemu dengan lelaki asing yang tiba-tiba dating memasuki kehidupanku. Laki-laki yang kemudian merelakan sebagian besar waktunya untuk mendampingiku. Tak hanya kami berdua yang hidup dalam naungan cinta Allah. Ada bersama kami, buah hati kami yang sedang lucu-lucunya. Hasna Arifah Shafana, anak pertama kami yang kini berusia hampir sepuluh bulan.

Waktu terasa begitu cepat berlalu, rasanya baru kemarin hari aku bertemu dengan sosok bernama Arif Dwi Setiawan. Namun kini ternyata telah dua tahun aku mengenalnya.

Terima kasih cintaku, suamiku tersayang, Arif Dwi Setiawan. Semoga kita selalu dalam rahmat dan berkah Allah SWT, aamiin yaa Rabb.

Jakarta, 5 Maret 2014