Aku suka menyebutnya sebagai Kotak Emosi. Dimana kutumpahkan
segala keluh kesah serta kebhagiaan yang aku rasakan. Ini berbeda dengan diary
dimana segala peristiwa tercatat secara berurutan. Di kotak emosi ini aku hanya
menuliskan perasaanku pada selembar kertas kecil, lalu melipatnya dan
memasukkannya dalam kotak emosi.
Kotak itu tertutup rapat, jadi aku tidak bisa membaca
kembali tulisan yang telah aku masukkan kesana. Memang tujuannya adalah
melupakan, bukan mengabadikan. Ini sangat membantu sekali diriku yang sering moody. Terhitung bulan dan tahun aku
mengisi kotak emosi tersebut.
Ketika hati kesal lalu menuliskan apa yang menyebabkan aku
kesal lalu membuangnya ke kotak emosi, itu satu poin yang membuat aku lega dan
tak lagi merasa kesal. Maka ketika kotak emosi itu telah penuh, aku tinggal
membuangnya. Aku membuang kepingan ceritaku. Marahku, kesalku, bahagiaku semua
yang bercampur menjadi satu dalam kotak itu. Tak ketinggalan kisah asmaraku. Meskipun
aku tak pernah punya kekasih, namun rasa kagum atau rasa suka di hati tetaplah
ada.
Ya, kotak kecil itu adalah ungkapan hatiku. Kini kotak itu
sudah kubuang dan hilang. Sama hilangnya dengan gelisah, galau, kesedihan yang
ada dalam tulisan di dalamnya. Selamat tinggal kotak kecil yang memuat segala
rasa di hatiku. Mungkin suatu hari nanti ada seseorang yang membuatmu dan rajin
mengisimu dengan perasaannya. Tapi yang jelas, orang itu bukan aku. Aku telah
melepasmu dan mengisi hariku dengan bahagia. Terimakasih kotak emosi karena
dulu pernah mengisi hari-hariku.