Jumat, 24 Oktober 2014

Aku hanya ingin bersama Bunda




Mungkin Bunda berpikir bahwa aku terlalu manja
Aku kerap menangis saat Bunda berangkat kerja
Sejujurnya aku tak tahu apa yang Bunda lakukan saat bekerja
Yang aku tahu Bunda meninggalkanku saat pagi
Dan Bunda pulang ketika matahari akan tenggelam di peraduannya
Bahkan terkadang Bunda pulang saat aku sudah terlelap dalam tidur
Mungkin juga Bunda berpikir bahwa aku tak mau memahami
Bahwa Bunda bekerja juga semata-mata karena aku
Bunda bekerja agar aku bisa minum susu
Bunda bekerja agar aku bisa makan makanan yang bergizi
Bunda bekerja agar kelak aku bisa sekolah di sekolah yang bagus

Tapi Bunda…
Aku hanya ingin bersama Bunda
Mendengarkan Bunda membacakan cerita untukku
Menemani aku bermain
Menemani aku yang asyik mencorat-coret kertas putih
Menyuapi aku disaat lapar
Memberikanku minum saat aku haus
Menemani tidurku saat mataku mulai mengantuk

Aku hanya ingin bersama Bunda
Menghabiskan hariku dengan tertawa ceria
Mencium kedua pipiku saat aku tersenyum

Aku hanya ingin bersama Bunda
Karena itu aku merengek setiap Bunda akan berangkat kerja
Karena itu aku selalu menangis dan ingin ikut Bunda
Karena aku hanya ingin bersama Bunda
Hari ini dan hari berikutnya

Rabu, 22 Oktober 2014

Cinta Itu



Aroma tubuhnya masih terasa kental, bahkan selalu tercium olehku. Ini aneh, karena baru sekali saja aku bertemu dengannya. Meskipun aku percaya ada cinta pada pandangan pertama, tapi kali ini aku hanya takut kecewa dengan perasaanku.


Aku pergi meninggalkannya dan sejuta rindupun menyelimutiku. Sungguh perasaan yang sangat aneh kini mewarnai hari-hariku. Kota Jakarta yang dulu kubenci kini menjadi kota yang aku rindukan. Kota Surabaya yang biasanya membuatku tenang kini menjadikan perasaanku gusar tak menentu. Seperti itukah cinta, yang mampu mengubah segalanya menjadi seratus delapan puluh derajat. Mengubah sesuatu menjadi asing dan sangat berbeda.


Entah mengapa aku merindukan tatapan mata itu. Ini aneh, karena baru sekalu saja aku berbicara dengannya. Meskipun ada rasa nyaman dalam hatiku, aku masih takut menyebutnya sebagai belahan jiwaku.


Aku kembali menghubungi dirinya lewat pesan singkat. Kutunggu selama semenit, lima menit, sejam sampai beberapa jam barulan ada balasan darinya. Hatiku berdebar kencang membaca balasan pesan darinya. Padahal bukan pesan cinta yang kutulis, hanya bertanya kabar tentangnya. Rasanya aku tak sanggup menghadapi debaran jantungku yang tak menentu. Aku ingin segera menemuinya, bertanya padanya apakah dirinya mengalami sama dengan yang kualami.


Itulah cintaku, cinta pertamaku, cinta yang tiba-tiba hadir dalam kehidupanku. Cinta yang telah lama aku rindukan. Cinta yang telah lama kutunggu kedatangannya.


Masih kuingat jelas saat kami memesan cincin pernikahan. Padahal baru sebulan aku mengenalnya. Ada rasa bahagia bercampur ragu. Apakah aku yakin akan memakai cincin bertuliskan namanya dan namaku di jemariku. Cincin hati yang terbelah dua. Setengah hati pada cincinku, setengah hati yang lain pada cincinnya. Bahkan saat memesan cincin itupun aku tak berani menatap matanya. Mata yang membuatku jatuh hati pada pandangan pertama. Mata yang membuatku yakin memilihnya sebagai imam dunia dan akhiratku.


Akhirnya cincin itupun melingkar di jemariku. Satu janji yang menggetarkan Arasy terucap dari bibirnya. Kini dia telah resmi menikahiku. Menjadikanku wanita pertama yang bersanding dengannya. Menjadi satu-satunya wanita yang pernah ada di hatinya. Dirinya tak pernah menjalin kisah cinta, akupun begitu.
Inilah kisah cintaku. Dua bulan setelah pertemuan kami di pagi itu, akhirnya dialah jodohku. Dalam pernikahan ini, dalam janji sucinya, aku berdoa semoga Rahmat dan berkah Allah selalu menyelimuti kami berdua.


Cinta adalah suatu titipan yang harus diperjuangkan dengan sebuah niat yang kuat (Novel April Snow, karya Hyung Kyung Kim)



Kini aku merindukannya kembali. Walaupun hanya tiga hari saja dirinya dinas keluar kota. Aroma tubuhnya masih terasa kental, bahkan selalu tercium olehku. Entah mengapa aku merindukan tatapan mata itu. Itulah cintaku, cinta pertamaku, cinta yang tiba-tiba hadir dalam kehidupanku. Cinta yang telah lama aku rindukan. Cinta yang telah lama kutunggu kedatangannya. Kini aku akan selalu menjaganya, menjaga cinta itu agar selalu ada.