Selasa, 14 Agustus 2012

Cinta suci Zahrana vs Cinta suci Eka





Cinta suci Zahrana, Film bioskop yang dibuat berdasarkan Novel Takbir Cinta Zahrana oleh Habiburrahman El Shirazy ini mengisahkan seorang wanita berpendidikan tinggi yang susah menemukan jodohnya. Wanita lulusan teknik sipil UGM dan ITB ini mengalami banyak cobaan sebelum akhirnya bertemu dengan jodohnya.

Beberapa bulan yang lalu, aku membaca kisah itu dengan linangan airmata. Merasa tersentuh oleh kisahnya yang tak jauh berbeda denganku. Wanita lulusan fakultas teknik yang cukup mapan dengan bekerja di BUMN. Dulu, aku selalu dihantui cerita takbir cinta Zahrana. Sampai akhirnya, aku berpikir mungkin kiranya aku menerima apa adanya lelaki yang menginginkanku sebagai isterinya. Bukan malah mencari sosok yang sempurna untuk mendampingi hidupku.

Sekian banyak kisah yang membuatku terluka, terkadang membuatku takut untuk melangkah. Sama seperti yang dialami Zahrana, aku hanya bisa mermunajat pada Allah di tengah kesunyian malam. Bahkan, aku mesti rela melihat Bapak, yang menangis karena aku yang belum menemukan jodohku. Benarkah jodoh itu harus dicari? Apa yang bisa membuat hati kita yakin bahwa dia, adalah jodoh yang Allah kirimkan untuk kita?

Inilah yang ingin aku ceritakan. Tentang perasaanku yang tiba-tiba saja muncul saat pertama bertemu dengannya. Awalnya, aku memang sering berdoa untuk dipertemukan dengan jodoh dan meminta Allah memantapkan hatinya untuk menikahiku. Dan Allah tentu saja sangat menepati janjinya yaitu berdoalah kepada-Ku niscaya akan Kukabulkan. Subhanallah, hanya butuh waktu dua bulan untuk persiapan pernikahan. Itupun dikarenakan pihak keluarga kami yang menolak pesta diselenggarakan dengan sederhana.

Kemelut yang dialami Zahrana, mungkin tidak hanya menimpa diriku. Namun banyak akhwat lainnya yang mengalaminya. Aku, yang tidak pernah mengenal pacaran memang sangat menjaga diri. Jangankan untuk bersikap terbuka terhadap kaum adam, kepada kaum hawa saja aku terkesan tertutup. Masih teringat jelas bagaimana usahaku untuk ta’aruf dengan lelaki pilihan murobbi. Bulan demi bulan lelaki yang dijanjikan itu belum juga datang, seiring berjalannya waktu tentu saja bertambah pula usiaku. Ini sangat membuat sesak di hati.

Dua hari yang lalu, suamiku ingin sekali menonton film tersebut denganku. Sempat kutolak, karena aku mungkin bisa menangis dibuatnya. Namun dia masih penasaran dengan film tersebut.

Satu hal yang pasti, semua ini berjalan seperti mimpi. Antara aku dan suamiku yang sangat percaya dengan kebesaran Allah. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik, itu janji Allah dalam surat Annuur ayat 26. Semoga Allah senantiasa melindungi kami berdua dari bahaya zina dan fitnah. Semoga Allah senantiasa mempertebal rasa cinta diantara kami. Semoga Allah memberikan putra-putri sholeh sholehah bagi kami. Aamin yaa Rabb.

Aku bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan. semoga Allah selalu merahmati dan memberkahi kita semua.

Hanya Ingin Dirimu Tahu




Hampir tiga bulan usia pernikahanku, dan baru lima bulan aku mengenal suamiku.

Teruntuk suamiku tersayang, Arif Dwi Setiawan, ST

Kehadiran Mas Arif telah menghilangkan tangis yang selama ini mengiringi tidurku. Kesabaran yang Mas miliki membuatku semakin sayang. Panggilan cantik yang terucap dari bibirmu selalu membuatku melambung tinggi. Seringkali pula kau memanggilku sayang.

Mas Arif, mungkin memang aku terkesan perfectionist. Segalanya mesti terlihat sempurna. Ini yang terkadang membuatmu terdiam saat aku bicara. Maaf, jika terkadang perkataanku sering menyakitimu. Yang pasti, aku sayang Mas Arif.

Mas Arif, tak lelah berdoa, semoga Allah anugerahkan kita putra-putri sholeh sholehah. Tak lelah berdoa semoga keluarga kita selalu dalam sakinah mawadah warahmah. Tak lelah berdoa semoga Allah selalu mencintai dan meridhoi langkah kita.

Mas Arif, I do love you …




Kamis, 09 Agustus 2012

Sebuah Doa




Entah terbuat dari apa hatinya. Setiap apa yang terucap dari bibirnya seperti air yang menyiram api emosiku.
Ini kedua kalinya aku mendapat mens setelah pernikahanku hampir tiga bulan yang lalu. Entah mengapa perasaanku teramat pedih. Mungkin aku kurang bersabar menantikan rezeki dari Allah, tapi yang jelas aku merasa kecewa. Di tengah kecewaku, suamiku menghibur dengan mengatakan bahwa kami kurang berdoa. Rasanya tangisku ingin tumpah begitu saja.

Audzubillahiminasy syaithonirrajim, bismillahirrahmanirrahim …..
Allahumma sholli alaa sayyidina Muhammad wa alaa alii sayyidina Muhammad
Ya Allah, ampunilah segala khilafku
Rasanya ingin sekali kupeluk ibu dan menangis di pangkuannya
Ya Allah, ampunilah segala khilafku
Dengan ketidaksabaranku untuk kehadiran momongan dalam kehidupan rumah tanggaku
Ya Allah, ampunilah aku
Atas ketidaksabaranku untuk menghadapi suamiku

Ya Allah, karuniakanlah kepada kami putra putrid sholeh sholehah
Yang taat pada Allah dan Rasul
Yang berbakti kepada orang tua
Shidiq Amanah Fathonah
Yang kelak menjadi pemimpin yang menjunjung tinggi agama islam berdasarkan syariah yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Ya Allah, ridhoilah kami menerima amanahmu
Menjadi orangtua yang mampu menjadi panutan
Menjadi orangtua yang baik dan berakhlak karimah
Menjadi orangtua yang adil
Ya Allah, karuniakanlah yang terbaik bagi kami
Lindungilah kami dari segala zina dan fitnah
Jadikanlah kami keluarga sakinah mawadah warahmah
Ya Allah, berikanlah yang terbaik bagi kami
Kuatkanlah iman dan islam kami
Teguhkanlah hati kami di jalan menuju surga-Mu
Ya Allah, kabulkanlah doa kami
Rabbanaa aatinaa fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah waqinaa adza bannaar
Amiin Yaa Rabbal Alaamiin