Rabu, 22 Desember 2010

Airmata Wanita



Karena Aku Seorang Wanita, Nak !!!
Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya
“Mengapa engkau menangis…??”

“Karena aku seorang wanita nak…”, kata sang ibu kepadanya.

“Aku tidak mengerti……?????”, kata anak itu.

Sambil memeluknya, Ibunya berkata,
“kau memang tak akan pernah mengerti nak…..”
Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, “Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan Yah…?”

“Semua wanita terkadang selalu menangis tanpa alasan…..”, hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.

Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang Pria dewasa, dan tetap ingin tahu mengapa wanita menangis.

Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan bertanya, “Tuhan….. mengapa wanita begitu mudah menangis?”

dan Tuhan pun berkata:

Ketika AKU menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa.
AKU membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia, namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan ”

AKU memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang sering kali datang dari anak-anaknya.
AKU memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh sedikitpun…….

AKU memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya
AKU memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya

AKU juga memberinya kebijaksanaan utk mengetahui bahwa seorang suami yang baik tak akan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu ataupun bimbang

Dan akhirnya……
AKU memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun dan dimanapun ia butuhkan….”

“dan Tahukah engkau…….”

Sesungguhnya di mataku Kecantikan seorang wanita bukanlah hanya dari pakaian yang dikenakannya……. bukan juga dari sekedar kemolekan tubuh indahnya yang ia tampilkan….. atau bagaimana ia menyisir rambutnya.”

“tapi kecantikan seorang wanita yg anggun dapat kau lihat dari Matanya, Tutur katanya….dan terutama dari sikap & Tingkah lakunya kepada setiap orang.
Karena itulah pintu hatinya tempat dimana cinta itu ada dan bersemayam sepanjang waktu……..”

Selasa, 21 Desember 2010

Antara Sang Waktu


Waktu terus berlalu, hingga mampu kurasakan tiap detiknya. Tiap helaan napas dalam hidupku terasa begitu nyata. Hati ini terus menanti, bukankah inilah ujian Allah atas kesabaran dan keikhlasan. Mengapa demikian berat bagiku. Mengapa demikian terluka hati ini. Mengapa tak ada rasa percaya dalam diri ini. Harusnya semua ini akan berjalan indah pada waktunya.

Kini, segala langkah kaki telah kaku. Diri terdiam tak berkutik. Segala yang pernah tersusun tiba-tiba kacau begitu saja. Kekecewaan ini terasa menyentuh hatiku. Rasa amarah dan sedih melewatiku, menembus jiwaku yang tengah sendiri. Aku benci kesendirian, aku benci kekosongan, aku benci rasa sepi ini. Tak adakah teman dalam hidupku yang kan membuatku tertawa.

Selang hari menggugah jiwa untuk selalu bersembunyi. Hingga tiada orang yang mengerti dan menatap. Hati ini terlalu lemah untuk mampu bertahan. Ingin terus berlalu, menjauh dan terus berlalu. Aku terlampau lelah. Kisah ini menyakiti hatiku. Rasa cinta yang kurindukan entah ke mana. Menghilangkah bersama angin yang berlalu.

Tak terasakah kerinduan ini. Bukankah tetesan airmata ini begitu nyata. Ketulusan cinta yang hinggap pada hati rapuhku. Aku terus berlari tanpa arah. Ingin berhenti, ingin sembunyi, ingin menjauh, ingin tersenyum, ingin bahagia……

Waktu terus berlalu tanpa pedulikanku. Teriak jiwaku bisa kudengar, sangat lirih. Melodi kehidupan yang harusnya bisa kunikmati. Apakah terlalu lebih segala mimpi-mimpi ini. Ataukah keadaan yang belum bisa membuatku tersenyum ramah.

Tak terasakah sepi jiwaku yang merindukan. Tak terasakah sunyi yang melingkupi diriku. Tak terlihatkah airmata ini. Tak bersinarkah hati. Tak adakah mimpi kembali terajut. Tak adakah harapan dalam benakku. Berakhirkah semuanya?

Terbanglah semua impian. Sejenak tertegun menatap sang mentari. Meski embun tiap hari berganti, namun masih juga sama apa yang terlihat. Terbanglah semua harapan. Sejenak tenangkan diri. Semoga segalanya akan menjadi indah. Hingga tiada duka, luka dan airmata.


Ya Allah, tegarkanlah hati hamba yang kian rapuh ini......
hanya pada-Mu segala ini dikembalikan......

Jumat, 17 Desember 2010

Doa Seorang Akhwat


Ya Allah…

Aku berdo’a untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku

Seseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu

Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau

Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu

Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting

Yang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau

Dan dia berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirinya

Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia

Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas

Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku

Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku ketika aku berbuat salah

Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku

Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi

Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika aku di sisinya

Ya Allah…

Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna

sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu

Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya

Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya

Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya

Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna

Ya Allah…

Aku juga meminta,

Buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga

Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku

Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMu

Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya

Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal buruk dalam dirinya

Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:

“Betapa Maha Besarnya Allah karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat
membuat hidupku menjadi sempurna.”

Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat

Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan

Amin yarobbal alamiiin

Cahaya Kegelapan


Jalan itu begitu gelap, aku tak mampu melihat. Namun aku masih terus berjalan dan berharap kembali menemukan cahaya. Keajaiban yang hamper mustahil terjadi. Jalan ini begitu gelap dan terjal. Bebatuan kecil melukai kakiku. Pedih darah mengalir membasahi jalan. Peluh dan airmata tak berhenti mengalir. Harus berapa lama aku bertahan dan mencoba berharap akan bertemu secercah cahaya. Aku selalu percaya segala sesuatunya bisa berubah. Aku selalu percaya segala sesuatu indah pada saatnya nanti. Aku percaya kehendak-Nya adalah yang terbaik untukku.


Ini terlalu perih, bahkan aku tak mampu lagi teriak. Aku hanya membisu di keheningan. Ini terlalu sepi dan sunyi. Di mana cahaya itu sembunyi, aku terus melangkah tiada berhenti. Hatiku demikian menangis berharap akan keajaiban itu tiba dengan segera. Aku tak ingin bersedih. Aku tak ingin terluka. Aku hanya ingin tersenyum bahagia. Aku hanya ingin membuang rasa sepi ini. Mungkinkah semua ini terlalu salah. Harapan yang ada di hatiku kian menghilang.


Di mana cahaya itu. Aku sungguh-sungguh berharap akan menjumpainya. aku hanyalah seorang yang lemah, seorang yang tak berdaya. Aku tak punya daya ataupun upaya. Aku terlalu letih. Aku terlalu sakit. Aku terlalu berharap. Aku memang sangat rapuh. Bahkan hatiku pun tak mampu tersenyum. Apakah yang mesti aku lakukan. Kini hanya berusaha berjalan di jalanan nan gelap ini. Masih menyisakan secercah harapan yang menipis. Sementara jiwaku semakin lemah bersama ragaku. Aku terlampau lemah.


Bukankah tiada satupun di dunia ini tercipta dengan sia-sia. Bahkan seekor semut atau hanya sebuah bakteri, semuanya pasti memiliki arti. Lalu mengapa aku merasa tak lagi berarti dan tersia. Apakah cobaan ini terlalu berat. Bukankah Sang Esa tidak akan menguji hamba-Nya melebihi kapasitas. Mestinya aku bisa menghadapi ini semua. Mestinya aku bisa bersikap tegar. Segala sesuatu di dunia ini tentunya telah tertulis dalam Lauhul Mahfudz. Dan tak ada satupun hal yang luput dari pandangan-Nya. Dia-lah yang menciptakan, Dia-lah yang mengatur, Dia-lah yang melindungi. Dan segala daya upaya hanya pada-Nya. Hanya kepada-Nya segalanya kembali.


Segala ujian dan cobaan adalah bukti cinta kasih-Nya. Dalam Arasy-Nya Dia selalu menatap setiap makhluk-Nya. Begitu agung Dia menciptakan, begitu sempurna Dia melindungi. Tak seharusnya aku mengelak dan berpaling. Tak semestinya aku menangisi selain Dirinya. Segala kerinduan dan segala cinta mestinya tercurah pada-Nya.



Dan gelapnya jalan ini harusnya tak menyurutkan imanku. Keajaiban itu pasti tiba, aku akan menemukan cahaya itu kembali. Cahaya yang kerap aku rindukan kehadirannya. Cahaya yang kerap menjadi mimpi dalam kehidupanku. Sebuah cahaya yang akan membuatku tersenyum dan membuat hatiku kembali menemukan jiwanya. Akan sampai suatu cinta tak terbatas. Aku yakin jalan gelap ini tidaklah terlalu lama kutempuh. Ini hanya sedikit ujian keimanan yang mesti aku hadapi. Aku akan terus melangkah, aku akan terus berjalan. Menghapus peluh dan airmata. Menghapus segala kepedihan hati.


Subhanallah, Maha Suci Allah yang terus memberikan rahmat dan cinta-Nya….


Sesungguhnya setelah kesulitan aka nada kemudahan. Dan sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan. Janji Allah tak akan diingkari. Setelah kegelapan tentunya akan datang cahaya. Cahaya yang penuh rahmat Allah. Cahaya yang kerap memberi keteguhan iman hati. Semoga segala cinta selalu tercurah bagi makhluk yang kerap bersyukur pada-Nya.


Jiwa ini ingin berjihad di jalan-Mu. Bibir ini ingin selalu bertasbih untuk-Mu. Diri ingin selalu tunduk pada perintah-Mu. Dan hilangkanlah fatamorgana yang bisa menghilangkan iman islam. Dan segala keindahan dunia yang sementara. Akan sampai pada saatnya berada dalam genggaman kasih-Mu.


Kuhapus pedih ini. Aku percaya keajaiban itu akan terjadi dan peluh ini berakhir. Ya Allah berilah kekuatan atas kerapuhan hamba-Mu ini.


Surabaya, 15 desember 2010
Oleh : Eka S

My Flight…..


Baru kali ini aku menikmati penerbangan dari Jakarta menuju Surabaya. Sudah tiga bulan aku tidak menginjakkan kaki di kota kelahiranku. Aku merindukan keluargaku. Aku rindu senyum sang bunda yang selalu tegar. Aku merindukan kecerobohan bapak. Aku merindukan kenakalan adikku satu-satunya. Aku rindu Surabaya.

Aku bisa merasakan udara di luar yang kerap menggoyangkan badan pesawat. Kulihat dari kaca tampak pemandangan yang semakin tampak kecil. Gedung-gedung pencakar langit tampak begitu mungil. Rumah-rumah tampak berjajar layaknya mainan monopoli. Jalan tol yang begitu panjang tampak kecil. Lalu bagaimana diriku dilihat dari ketinggian seperti itu. Bahkan satu titikpun tak sampai. Tak terlihat…

Begitu kecil semua yang dilihat dari ketinggian. Padahal itu hanya berapa km dari daratan. Lalu apa jadinya diriku dipandang dari Arasy. Subhanallah, bahkan Allah tidak luput melihat semua yang dilakukan makhluk-Nya. Bukan hanya manusia, tapi semut dan binatang melata tidak luput dari pandangan-Nya. Maha Agung Allah dengan segala kesempurnaannya.

Kulihat biru dan putih, warna yang meneduhkan. Seteduh sang matahari pagi menyinari bumi. Tanpa batas birunya langit dan biru laut. Terkadang terlihat kapal-kapal yang tengah melaut. Dan gemericik air laut yang kusangka adalah ikan-ikan. Awan putih selayaknya batu es di kutub bumi, terkadang terlihat seperti kapas putih tak bernoda. Terlalu indah untuk menggambarkan kesempurnaan penciptaan Sang Maha Cinta.

Sudah lebih dari satu jam aku berada di udara. Adanya kendala pendaratan mengharuskan pesawat berputar-putar mengelilingi Surabaya. Kulihat laut Jawa yang begitu luasnya. Tak berhenti bibirku bertasbih memuji-Nya. Bisa kulihat pinggiran pulau Kalimantan. Sungguh indah semua tampak dari ketinggian ini. Birunya langit yang menyatu dengan birunya laut menyiratkan kedamaian hati. Meneduhkan setiap jiwa yang selalu berucap syukur pada-Nya.

Ya Rabb, begitu kecilnya aku di hadapan-Mu. Begitu tak berdayanya aku. Bisa kurasakan kehadiran-Mu dalam setiap episode kehidupanku. Terkadang memberi keajaiban dalam kisahku. Sungguh nikmat Tuhan yang manakah yang didustakan. Sebegitu indah Allah menciptakan dunia dan alam semesta. Sebegitu sempurnanya Allah memberikan kehidupan setiap makhluk-Nya. Bahkan tak ada satupun hal yang sia-sia di dunia ini.

Hatiku tersentuh menatap semua ciptaan-Nya. Padahal selama ini terkadang ada amarah di hati kecilku. Menganggap apa yang terjadi padaku ini tidak adil. Bukankah Allah telah berjanji bahwa akan dibalas kebaikan walaupun kebaikan itu hanya sebiji zahrah, begitu juga keburukan yang kita lakukan. Allah tidak akan lupa. Kalaupun Allah memberikan kesedihan dalam kehidupan, itu hanyalah ujian untuk mengetahui tingkat ketaqwaan hamba-Nya.

Semoga segala tangis ini hanya karena-Nya. Bukan hanya karena hal semu. Semoga segala syukur selalu terucap, hingga tiada rasa kecewa di dalam hati. Ya Rabb, hanya di pintu-Mu aku mengetuk. Hanya pada-Mu aku berlindung dan meminta pertolongan. Tiada daya dan upaya melainkan Allah SWT.

Surabaya, 15 Desember 2010

Senin, 13 Desember 2010

Sebuah Tanya


Apa yang harus aku lakukan? Serasa waktu berhenti dan aku semakin terdiam. Aku semakin terpojok dalam sudut kehidupan. Terbelenggu dalam keraguan dan ketakutan. Sungguh tak pernah aku merasakan setakut ini. Hatiku serasa diaduk oleh persoalan dunia. Tak sedikitpun aku berkutik. Kenyataanya aku terus terdiam, tak ada lagi keluh ataupun teriakan. Bahkan aku hanya menatap hampa di depanku. Segala fatamorgana yang kerap diagungkan para pencari dunia. Aku tak tahu harus berbuat apa. Seakan semua menusukku tanpa bisa kulawan. Serasa semua menancapkan belati pada hatiku yang telah terluka. Aku terluka, takut dan begitu tak berarti.

Sudah semestinya aku teriakkan kepedihanku ini. Berharap mimpi-mimpiku yang telah hancur itu kembali. Namun semua masih tetap sama. Seperti dunia yang kini menatapku dengan cemoohan. Aku tak bisa bergerak, menikmati rasa sakit yang kian perih. Aku tak tahu harus berbuat apa. Semestinya aku berpaling dari sedih ini, mencoba berjalan kembali menyusuri mimpiku. Namun mimpi yang mana, semua terlarut dalam kepedihan dan hancur oleh fatamorgana dunia.

Aku pernah bermimpi. Menyusun mimpi itu begitu indah. Seperti menyusun gugusan bintang di langit hingga yang menatapnya akan merasakan damai. Namun dalam sekejap mimpi itu hancur berkeping-keping. Dalam sekejap mimpi itu menusuk hatiku yang rapuh. Aku takut bermimpi kembali, terasa semua tersia begitu saja. Aku bahkan telah melewatkan segala ceria yang dulu selalu bersamaku. Aku melewatkan keteguhan yang dulu selalu meyelimutiku. Aku telah meninggalkan semuanya. Sekalipun ragaku masih mampu merasakan sakitnya, namun jiwaku telah terbebas dan pergi entah ke mana. Sungguh, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan.

Malam masih menyisakan hening. Ketika jiwaku kembali memasuki ragaku. Aku masih terdiam. Putaran sang waktu tak mampu menghapuskan keperihan ini. Entah apa yang akan terjadi. Semuanya begitu gelap di mataku dan hatiku tak mampu merasakan cinta itu. Aku telah kehilangan diriku, aku takut. Air dingin kurasakan mengalir di wajahku, ada kesejukan muncul di hati kecilku. Namun aku tahu airmataku juga turut mengalir bersama air yang membasuh wajahku. Aku bisa merasakan kepedihan itu kian mengiris hati. Aku bisa merasakan kehampaan itu kian nyata. Sungguh bahkan aku tak berkutik atas apa yang tengah terjadi. Ketika air itu membasuh kedua tanganku, aku merasakan ketakutanku semakin menjadi. Bergetarlah tubuhku mengikuti getaran hatiku yang tak menentu. Ketika air itu mengenai rambut dan telingaku seraya aku mendengar lagu alam kian mendayu. Aku masih bisa merasakan airmata yang terus mengalir. Mengapa demikian pedih terasa di hatiku, mengapa demikian luka menusuk sukmaku. Dan ketika air itu membasuh kakiku, ada sepercik cahaya menelusup jantungku. Berharap semoga tak ada yang menyakitkan diri. Getaran tubuhku mereda, hatiku kian luluh. Suara sang malam merangkulku, dalam kepenatan dan berat hati.

Airmata itu masih mengalir ketika kubersujud. Seakan seluruh alam hening, tunduk pada cahaya malam. Seakan seluruh jiwa berpadu menyelusuri kehidupan. Seakan tubuh dan jiwaku tak bersatu. Seakan semuanya menghilang ditelan malam. Aku bisa merasakan suara hati yang kian merintih. Aku bisa merasakan kesunyian dalam pikiranku. Aku bisa merasakan kehampaan yang begitu nyata.

Aku tak mengerti apa yang harus kulakukan. Segala tawaku lenyap, segala ceriaku terpendam jauh bersama mimpi-mimpiku. Berserakan sudah semua harapan. Lalu apa yang masih tersisa dari semua ini. Sang malam yang hening mungkin telah menertawaiku. Perih…. Semua ini kurasakan begitu perih. Terasa berat di kepalaku, ingin sekali aku terlelap. Ingin sekali aku menjumpai dunia mimpi tanpa kembali ke dunia nyata. Namun mata ini tak mampu terpejam. Dan airmata masih tak berhenti mengalir. Sebegitu parahkan luka di hatiku. Tak pernah aku merasakan hal seperti ini. Begitu terlukanya, hingga tak ada satu suarapun terdengar dari bibirku. Hanya istighfar yang kerap kali terucap dari hati. Begitu agungnya Sang Maha Cinta menciptakan dunia. Begitu sempurna Sang Maha Esa menciptakan diriku.

Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Itu janji Sang Maha Asih…. Semestinya hatiku mampu percaya. Duhai Sang Maha Cinta, hanya padaMu segala ini dikembalikan. Saat ini, di saat seluruh jiwa ragaku hening, kuserahkan semua keputusan padaMu. Dan aku percaya hanya Engkau yang mampu menghapus airmata dan kepedihan ini.

Apa yang harus aku lakukan?

Penantian Cinta sang Akhwat


Kali ini telah habis dayaku untuk menanti. Serasa waktu bergulir begitu saja menorehkan luka di dalam hati. Entah mengapa saat bertemu dengannya malah membuat hatiku terluka. Semestinya aku telah bisa mengikhlaskan apa yang tengah terjadi. Ketika dia tak mampu menaruh kepercayaan padaku.

Kali ini aku lelah berharap. Mencoba mengalihkan pemikiranku dari apa yang kuinginkan. Terus ku berlari tanpa mengetahui arah tujuanku. Hingga lelah terasa begitu nyata dalam napasku. Aku beralih dan berlalu, tanpa peduli apa yang kini menantiku. Aku sungguh enggan untuk menunggu.

Serasa dunia menertawaiku. Aku yang terlalu memegang teguh agama Allah. Aku yang tengah menunggu keajaiban dari-Nya. Aku yang tengah menanti jawaban-Nya. Serasa dunia tak peduli akan tangisku, akan kepedihanku. Aku tak sanggup lagi bertahan. Menyembunyikan rasa perih hatiku yang kian terluka. Ingin kuteriakkan namun bibirku hanya terdiam, sementara airmataku menetes begitu saja. Tiap detik, tiap menit, aku terus berharap keajaiban itu akan tiba.

Aku sungguh tak ingin menyakiti siapapun. Aku juga tak mampu berpaling dari Allah. Ketika semua menatapku penuh tanya, aku hanya terdiam. Aku sudah tak mampu bicarakan lagi. Mimpi-mimpiku serasa dihancurkan begitu saja oleh kenyataan. Ataukah aku yang terlalu berharap?

Aku terus menanti keajaiban itu. Sekalipun detik demi detik tidak terbebas oleh tangisku. Aku yakin suatu saat nanti aku dapat tersenyum bangga. Dengan keteguhan iman yang selalu kujaga. Dengan balutan islam yang selalu kuperjuangkan. Aku kan menyerukan pada dunia, begitu besar cinta Allah pada makhluk yang kerap menjaga agama-Nya. Allah tidak akan mengingkari janji, bukan?

Mengapa aku masih merasakan sepi. Ketika tak ada lagi inginku atas fatamorgana dunia. Aku hanya inginkan rahmat kasih Allah yang kelak mendamaikan hatiku. Aku hanya percaya bahwa tulang rusuk takkan tertukar. Allah telah menyiapkan yang terbaik untukku. Aku mestinya percaya, aku mestinya tak gundah hati.

Ya Rabb, dengan segala kekurangan dan kelemahan kubersujud di hadapanMu. Dan setiap malam takkan berhenti untuk berjumpa denganMu. Yang dengan keterbatasan ini mencoba untuk terus mencintaiMu. Ya Rabb, terangilah hatiku dengan cahayaMu, sungguh kutak sanggup menjalani kehidupan ini tanpa rahmat dan cintaMu.

Ya Rabb, kehidupanku ini kian sepi. Berikanlah pendamping hidup untukku, seorang yang juga mencintaiMu. Seorang yang bisa menerima segala keterbatasanku. Seorang dengan cahaya iman islam dan takkan berpaling dariMu. Seorang yang bisa membawa keluarga kami menuju surgaMu. Seorang yang tulus untuk mencintai, seorang yang penuh kasih sayang, dan seorang yang mampu memberikan kebahagiaan bagi keluarga.

Ya Rabb, izinkanku menjadi wanita shalihah yang kerap mendampingi suami berjalan di jalanMu, Izinkanku menjadi ibu yang sempurna untuk putra-putriku. Sesungguhnya tiada daya dan upaya melainkan kehendakMu. Berikan keteguhan di setiap langkahku menegakkan syariat islam.

Ya Rabb, aku tahu hatiku tengah terluka. Sembuhkanlah luka ini, hapuskanlah setiap tetes airmata yang mengalir. Basuhlah segala kepedihan dengan kasihMu. Aku menanti, dan terus menunggu jawaban ini dariMu ya Rabb. Sungguh aku tak berdaya, dan hanya kepadaMu segala ini kukembalikan. Jiwa, raga, harta dan apapun yang ada ini adalah milikMu. Ya Rabb, kupasrahkan hatiku padaMu.

Ya Rabb, kabulkanlah doaku ini. Ampunilah segala khilaf dan salahku.
Amin ya Rabbal Alamin

Rabu, 08 Desember 2010

Jangan Menangis Untukku



Kali ini membuatku semakin menangis. Janganlah kau teteskan air mata karena aku, karena aku akan semakin berduka. Aku tahu aku merasa sangat sendiri. Aku tahu aku terluka, tapi kumohon jangan menangis.

Beralih sang waktu menembus ragaku yang masih terpaku. Fatamorgana apa lagi yang kini ada di hadapanku. Bukankah aku telah menyingkirkan segala impian yang tak mungkin terjadi. Aku berpikir tak lagi terluka oleh segala mimpi-mimpiku. Namun ternyata aku salah. Alam ini memang nyata tapi fatamorgana itu belum juga lenyap.

Kususuri keteguhan hati yang semakin terelakkan. Aku ingin sekali bersembunyi, namun tak ada tempat untuk sembunyi. Aku terus menangis. Bahkan terasa begitu mendalam segala kepedihan ini. Sungguh aku tak ingin sendiri. Aku benci kesendirian ini. Terlalu sepi. Mungkin sama seperti yang kau pikirkan. Hingga airmata jatuh di pipimu. Lalu kau hapus airmata itu saat aku menatapmu. Aku tahu hatimu terlalu rapuh untuk percaya, aku berusaha untuk tangguh.

Mungkin kau berpikir bagaimana cara mambuatku tertawa. Hingga aku tertawa bersamamu, tapi kau masih mampu merasakan kepura-puraan itu. Sama halnya ketika aku mampu merasakan kepura-puraanmu. Hati kita terlalu rapuh, percayakah dirimu?

Sekilas tatapanmu membuatku merasa bersyukur ada yang mengerti akan kisahku. Sekalipun hatiku terus menolak siapapun yang masuk dalam kehidupanku. Aku tak ingin mereka tahu, aku tak ingin mereka mengerti. Aku hanya ingin Allah yang tahu. Tapi ternyata hatimu bisa membaca hatiku. Dan kau tetap menangis untukku. Aku semakin lemah, dan mungkin telah terjatuh begitu dalam.

Jangan menangis untukku. Aku tahu kamu juga merasakan hal yang sama. Namun kini mungkin kau telah bahagia bersama bidadarimu. Dan kau berdoa semoga kelak aku tak sendiri lagi. Tahukah bahwa tawaku saat itu adalah tangisku. Tahukah dirimu bahwa ucapan 'iya' itu sendiri tak bisa meyakinkan hatiku. Aku terlalu sedih untuk tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi padaku. Apakah sekedar bukti cinta dari Allah agar aku menjadi pribadi yang tangguh. Namun sampai kapan?

Ya Rabb, sungguh aku tak ingin menyalahkan atas kisah yang tertulis untukku. Aku bersyukur menjadi pribadi yang penuh cinta iman dan islam. Aku bersyukur menjadi pribadi yang kerap bersujud di tengah hening malam. Aku bersyukur menjadi pribadi yang tak mampu berpaling dari ayat-ayat Al Qur’an. Aku bersyukur atas orang-orang yang ada di sekitarku.

Tapi kali ini aku tak mampu lagi berkutik, aku terdiam. Seolah menunggu waktu memutuskan apa yang akan terjadi. Aku merasakan kekosongan tak berhingga. Aku merasakan sepi tak terbatas. Aku hanya ingin tersenyum dalam tiap detikku. Aku hanya ingin membuat orang-orang di sekitarku tersenyum bahagia. Apakah itu terlalu berlebihan?

Ya Rabb, seandainya mampu aku berucap. Hilangkanlah fatamorgana ini dari kehidupanku. Aku tak ingin terluka kembali. Aku tak ingin merasakan sakit tak menentu seperti ini.

Ya Rabb, tegarkan aku dalam setiap langkahku….
Ya Rabb, sabarkan aku dalam setiap ikhtiarku….
Karena hanya Allah tempatku berteduh, semoga segala cinta ini kerap berlabuh pada Allah.

Dan jangan lagi menangis karenaku. Aku tak ada maksud untuk menyakitimu. Dan semoga Allah mendengar doa kita, hingga tiada lagi airmata. Semoga Allah menjadikan cinta ini cinta yang hakiki kepada-Nya. Amin ya Rabb….

Senin, 29 November 2010

Airmata sang Tangguh


Semua jadi terbalik … aku bahkan tak mengerti harus bersikap seperti apa lagi. Serasa airmata telah mengakrabi tiap malamku. Mana seorang Eka yang tangguh, mana seorang Eka yang hebat. Seakan semua menghanyutkanku dalam ketiadaan. Aku pernah merasa tak berdaya tapi aku tak pernah merasa terluka seperti ini. Terasa berat dalam hatiku. Ada sepercik amarah, namun aku tak tahu harus menujukan ke siapa. Bukankah tak ada yang bersalah padaku.

Ini bukan kisah yang aku tulis. Yang aku bayangkan dengan begitu indahnya. Meski aku tahu itu hanyalah sebuah mimpi bagiku. Aku bahkan tak ingin terbangun. Aku benar-benar letih dalam ketidak beradayaanku. Aku merindukan-Mu. Aku ingin berjumpa dengan-Mu. Untuk malam ini dan malam-malam di mana hatiku masih merasakan galau. Aku benar-benar telah menyiksa hatiku sendiri. Sungguh bodoh…..

Kini aku hanya mampu tertunduk dalam kebisuan. Buat apa aku meminta lagi. Tak ada yang bisa mendengarku. Tak ada yang peduli hadirku. Lalu mengapa aku mesti bertahan. Lelah diri dan hati tak mampu lagi kututupi. Benar-benar percuma segala pengorbanan selama ini. Cuma Allah yang mampu mengerti, Cuma Dia yang bisa melihatku. Bahkan kedua orangtuaku pun tak bisa menatapku. Aku hanya ada dibalik ketiadaan. Aku hanya tersisa dalam ketiadaan. Aku hanya berpikir dalam kekosongan. Aku hanyalah mimpi yang tak pernah nyata. Aku hanyalah setitik noda kecil dari langit-Nya. Bahkan aku tak mampu berteriak untuk menyisakan kesalku.

Mungkin hanya sekian kisah ini kutulis. Dalam teriakku amarah membelenggu. Setiap helaan napas bagaikan denyut jantung yang melambat. Lalu takkan ada lagi yang dibanggakan. Ayat-ayat suci-Nya masih menemaniku, namun masih terasa kehampaan itu. Pantaskah aku percaya kembali apa yang telah mereka ucapkan. Bahkan tawaku pun telah lenyap atas dusta yang ada.

Hari ini, esok adalah rahasia-Nya. Meski aku mecoba meminta, meski aku mencoba bicara namun semua tampak kaku tak bergerak. Aku tak lagi tangguh. Aku tak lagi wanita hebat yang bisa memberikan senyum pada setiap orang. Aku tak lagi wanita cerdas yang mampu memberi kebahagiaan. Aku tak lagi ada dalam pandangan.

Sungguh ingin rasanya aku akhiri segala airmata ini. Airmata yang kerap menemani kisah kehidupanku. Mengapa hanya aku yang berbeda dari mereka. Yang mencoba bertahan untuk orang lain. Yang mencoba berjuang demi kebahagiaan orang lain. Namun tiada orang lain pedulikanku.

Bahkan hanya senyuman semu yang mereka berikan. Akankah ketulusan hati ini tetap ada. Jika semuanya telah tertindas oleh ketiadaan. Ya, aku ada dalam ketiadaan. Aku ada dalam kekosongan. Percuma ada tangis. Percuma ada airmata kembali. Sungguh takkan ada yang peduli.

Pantaskah senyum itu kembali lagi dalam kehidupanku. Pantaskah tawa itu kembali menerpaku. Aku sungguh-sungguh telah menyerah. Aku tak berdaya untuk memperjuangkan jalanku sendiri. Aku menyerah….aku mengaku kalah …di mana Eka yang dulu selalu bisa. Di mana Eka yang dulu selalu tersenyum bahagia. Mengapa kerap air mata yang ada. Apakah karena hatiku terlalu tulus untuk mencintai.

Ya Rabb, pemilikku…seandainya mampu kuminta untuk selalu bersama-Mu. Aku telah lelah untuk menjalani sendiri kehidupanku. Aku telah lelah untuk berjuang. Aku menyerah. Aku mengaku kalah. Benar-benar aku tak ada daya upaya untuk kembali bangkit.

Ya Rabb, pemilik alam… izinkan aku selalu bernaung dalam cinta-Mu. Aku tak sanggup sendirian lagi. Suatu kebohongan mereka bilang akan menemaniku. Suatu dusta ketika mereka mencoba menghiburku. Aku cukup rentan kali ini. Aku telah katakan aku kalah. Dan saat ini aku tak mau lagi berusaha bangkit. Percuma….

Ibu selalu bilang kalau semakin tinggi iman seseorang akan makin banyak cobaan yang datang. Tapi aku tidaklah setangguh dia. Sekalipun Ibu selalu bangga padaku. Ya, paling tidak aku bisa membuatnya tersenyum. Tapi Ibu, maaf kali ini aku tak bisa… izinkan aku menyerah.

Dulu, aku sering melihat bintang untuk menegarkan hatiku. Kisahku memang berbeda dengan yang lain. Lebih berwarna dan sering meruntuhkan airmata.

Tapi saat ini aku tak mau lagi melihat bintang seolah menaruh harapan di sana. Senyum bahagia tak lagi terlihat diantara senyuman para malaikat. Aku lelah…….

Ya Rabb, masukkan cahaya-Mu dalam hatiku hingga ketenangan merasuk di jiwaku. Tenangkanlah diriku dalam setiap langkah hidupku. Sabarkanlah aku dalam setiap tutur dan sapaku. Basuhlah diriku dengan kasih sayang-Mu. Jadikan aku prajurit yang senantiasa berjihad di jalan-Mu. Jadikanlah aku hamba yang selalu menegakkan agama-Mu. Tegarkanlah aku di setiap ujian yang Kau beri. Wafatkanlah aku dalam keadaan syahid dan khusnul khatimah. Izinkanlah aku bahagiakan kedua orang tuaku, menghajikan mereka, mengasihi mereka, menyayangi mereka. Bagiku mereka sangat berarti…..

Ya Rabb, lindungilah calon suamiku dari segala zina dan fitnah. Sucikanlah hatinya agar bisa melihat cahaya iman dari hatiku. Berilah cahaya cinta-Mu dalam setiap hela napasnya. Aku sangat menyayanginya. Berilah keteguhan hatinya untuk menegakkan agama-Mu. Dan mudahkanlah dia menemukanku. Meski dunia bukanlah tempat terindah, namun jadikan indah apa yang ada di dekatnya. Izinkan aku selalu menemaninya, menyayanginya, mencintainya, dan selalu ada untuknya di dunia dan di akhirat nanti.

Ya Rabb, hapuslah kesedihan dan kegundahan dalam hatiku karena aku tahu itu hanya bisikan syetan yang Kau kutuk. Hapuslah airmataku karena hanya Engkau yang mampu menghapusnya. Aku akan selalu mencintai-Mu. Dan hanya pada-Mu aku meminta dan berharap. Hanya pada-Mu segala pengabdian ini tertuju. Jangan jauhkan aku dari rahmat dan kasih-Mu. Aku mencintai-Mu.

Dan malam ini akan kunikmati cahaya bintang hingga muncul kedamaian dalam hatiku. Bukankah tak ada sesuatu yang tersia di dunia ini. Aku percaya….yang terbaik akan segera menghampiri. Inna ma’al usri yusro….sesungguhnya setelah kesulitan akan ada kemudahan, itu kan janji-Mu.

Ya Rabb, Alhamdulillah atas segala nikmat yang telah Kau berikan padaku dan pada orang-orang yang mencintaiku………

Jakarta, 29 November 2010

Sabtu, 20 November 2010

Dalam Takbir Cinta


Novan baru saja ke luar dari musholla Baitul Ihsan. Lelaki berbusana batik merah itu terlihat segar dan tampak bersinar. Baru saja ia mendirikan sholat dhuha. Ia lanjutkan dengan dzikir dalam hatinya.
“Ya Rabb, jika dirinya memang jodohku maka berilah petunjuk-Mu” pikir Novan.

Listi menatap matahari yang baru saja terbit dari ufuk timur. Parasnya tampak pucat. Tidurnya semalam tak bisa nyenyak, ada hal yang dia pikirkan.
“Ya Rabb, jika memang dirinya bukan untukku maka jangan Kau buat hatiku mencintainya”
=====
Burung-burung beterbangan indah di langit. Menyiratkan kedamaian tak berhingga. Sementara semburat sinar sang surya diantara birunya langit. Semua tampak mengagungkan keindahannya. Pohon-pohon bergoyang pelan mengikuti lantunan sang angin. Suasana yang begitu sempurna untuk pagi hari nan indah.

Ini bukan pertama kalinya seluruh alam memuji-Nya. Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Tiada daya dan upaya melainkan Dia. Semua alam tunduk mengikuti titah-Nya. Matahari, bulan, bintang semua mengikuti orbit yang telah ada. Semua aturan tertulis dalam kitab suci-Nya, Al Qur’anul Kariim. Dan hati-hati tiap insan tiada yang dapat mengetahui melainkan Dia.

Apabila Allah telah mencintai seorang hamba maka Dia menyerukan kepada Malaikat Jibril bahwa Allah mencintai fulan maka cintalah dia. Maka Jibril pun mencintainya, kemudian Jibril pun mengumumkan kepada penghuni langit, bahwa sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah dia. Maka penduduk langit pun mencintainya. Kemudian dijadikan sambuta bagi orang itu di bumi (HR Bukhari)

Dan cinta-Nya tak bisa melebihi cinta yang lain. Seandainya saja tiap manusia mengetahui seberapa besar cinta dan rahmat Allah mungkin tak tak terbesit sedikitpun bagi mereka untuk meninggalkan-Nya. Bahkan untuk melakukan hal-hal yang dibenci oleh-Nya pun takkan bisa. Karena hati dan pikiran telah tertuju pada cinta suci tak berhingga pada-Nya.

“Izinkan aku selalu mencintai-Mu ya Rabb…” bisik Listi dalam hatinya. Entah mengapa kesunyian kerap menerkam jiwanya. Terus membelenggu dalam setiap kepingan kisahnya.
Listi menatap tegak kearah langit. Berusaha menahan air mata yang telah membasahi kornea matanya. Pikirannya masih tertuju pada sang langit yang terhampar luas. Mengisyaratkan kelapangan sang Pencipta. Sungguh luas tak berhingga segala cinta yang Dia miliki. Namun mengapa mesti ada airmata dan rasa sakit di dalam hatinya. Apa karena kehadiran seorang Novan.

Masih terbayang di ingatan Listi dan penolakannya atas lamaran seorang kawannya. Tentu saja bukan karena kehadiran seorang Novan. Bahkan saat itu belum ada seorang Novan hadir ke dalam kehidupannya.

Aku menuliskan ini untukmu, Abi…
Aku tak ingin mencintai lelaki selain dirimu.
Aku tak bisa melukai hati dengan menduakanmu.
Aku mempersembahkan hati ini untukmu, Abi…
Yang selama ini kujaga hanya untukmu.
Dan semoga Sang Illahi mengertikan kita.

=====


Novan menatap dirinya di cermin. Ada banyak tanya di hatinya yang harusnya dia sudah tahu apa jawaban dari pertanyaan tersebut. Dengan memakai busana batik warna merah dia menatap tajam kearah cermin.

Apakah alasan wanita tersebut memberi perhatian lebih kepada Novan. Tak tahukah wanita itu bahwa hatinya masih menyimpan luka cinta di masalalunya. Tak bisakah wanita ini berhenti sejenak untuk member perhatian.

Apakah sebenarnya makna cinta. Jika ini diteruskan apakah tidak memungkinkan timbul fitnah?

Ada rasa nyeri di kaki sebelah kanannya. Membuat ia berhenti sejenak untuk memikirkan maksud kehadiran wanita tersebut dalam kehidupannya. Bukankah segala sesuatu di dunia ini telah diatur oleh Allah SWT. Kehidupan, kematian, rezeki bahkan jodoh semua telah diatur oleh-Nya. Mengapa kekhawatiran ini masih menyelimuti hati.
Bukankah selama ini hanya lantunan Al Qur’an yang menemani kesepian di malam-malamnya. Dan tahajud sebagai penolak sepi hatinya. Ingin hatinya menunaikan istikharah atas ta’aruf yang akan dia jalani. Tapi entah mengapa ketakutan hatinya menyurutkan nyalinya.

Lalu bagaimana jika wanita ini mencintainya? Sementara hati Novan masih begitu rapuh. Mengapa kehadirannya memberi percikan bahagia atas perhatian-perhatian kecilnya. Ketika Novan terkena DB bahkan ketika Novan mengalami kecelakaan saat akan berangkat kerja. Wanita itu tahu….
“Ya Rabb, tunjukkanlah jalan untukku. Jalan yang terbaik yang harus kutempuh…jangan biarkan hamba menyakiti hati siapapun. Amiiin”
Dan bahwasanya Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis (An Najm : 43)
=====

Winata berjalan menuju meja tempat Listi bekerja.
“Insya Allah besok Lis…..”ucap Winata serya tersenyum.
Listi meringis
“Enggak usah grogi, biasa saja. Insya Allah, Ahmad ini cocok buat kamu”
“Insya Allah ya Mas”
“Semoga proses ta’aruf antara kamu dan Ahmad berjalan lancar. Tapi kamu tetep mesti istikharah loh Lis, minta petunjuk yang terbaik dari Allah”
“Insya Allah Mas…”
“Semangat ya Lis….jangan lesu gitu dunk”
“Hehe…”
“Satu lagi Lis, aku sebenarnya ragu buat menyampaikan ini. Tapi enggak enak juga kalau aku tidak ngomong sama kamu”
Listi tampak serius menatap Winata.
“Tentang Novan”
“Kenapa Mas Novan? Bukannya dia sudah sembuh dari sakitnya waktu kecelakaan seminggu lalu”
“Dia sempat tanya ke aku tentang kamu”
“Tanya apa Mas?”
“Apa aku dekat dengan kamu”
“Terus?”
“Aku jawab lumayan deket. Setahuku Listi cewek yang baik.”
“Terus?”
“Sudah. Itu saja. Aku seh sebenarnya heran kok tiba-tiba dia tanya kamu”
Listi tersenyum, “Ya, kan cuma nanya begituan ajah Mas”
“Boleh aku Tanya balik ke kamu?”
“Tanya apa Mas?”
“Seberapa dekat kamu sama Novan. Karena aku dengar dia sudah ta’aruf loh…. Atau jangan-jangan kamu bersedia ta’aruf dengan Ahmad karena tahu bahwa Novan sudah ta’aruf?”
“Tidak ada hubungannya dengan Novan. Selama ini aku jarang berhungan dengan Novan”
“Alhamdulillah kalau begitu.
“Insya Allah diniatkan karena ibadah. Memenuhi sunah Rasulullah”
“Hmmm… aku suka itu…boleh tanya lagi?”
“Waduh belum apa-apa sudah ditanya banyak sekali nih sama murobbinya Mas Ahmad”
“Hehe… pertanyaan sederhana sih. Waktu beberapa hari lalu aku sempat buka facebook, dan aku lihat ada fotomu berdua dengan cowok”
“Maksudnya Mas Indra?”
“Yup….”
“Dia teman On Job Training”
“Lain kali hati-hati ya Lis…nanti menimbulkan banyak fitnah”
“Iya Mas….”
“Oke. Disiapin ya buat besok….Hehe”
“Insya Allah Mas”
Listi menatap layar monitor computer di hadapannya. Hatinya bergolak tak menentu.
“Semoga Allah memberikan kemudahan untuk hamba-Nya yang selalu berusaha untuk berjalan di jalan-Nya. Amiiin….”

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama-Nya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa (Al Hajj : 40)
=====

“Bismillahir rahmanir rahiim, Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Rabb, mudahkanlah urusanku ini” gumam Listi.
“Afwan… assalamualaikum Ukhti” sapa Ahmad santun.
“Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh” sahut Listi.
“Alhamdulillah kita dipertemukan di sini dalam keadaan sehat wal’afiyat. Jazakumullah untuk Mas Winata dan Rahma yang telah membantu saya dan Listi dalam persiapan proses ta’aruf ini. Semoga Allah memberikan kemudahan dalam setiap langkah kita yang diniatkan untuk beribadah kepada-Nya.” Lanjut Ahmad.
“Amiin….” Sahut Listi
Ruangan berukuran 2 m x 3 m tampak begitu tenang.
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan kerunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui, An Nuur ayat tiga puluh dua. ” kata Winata, “Saya beserta Rahma di sini hanyalah fasilitator dalam forum perkenalan antara Listi dan Ahmad. Unuk kelanjutan dari proses ta’aruf ini sangat tergantung pada masing-masing pihak. Dan istikharah akan menjawab segala keraguan yang ada”
“Jazakumullah untuk Mas Winata dan Rahma, semoga amal kebaikan kalian mendapat balasan dari Allah.” Kata Listi.

Tut…tut…ponsel Listi berdering.
Message from : Nandia Maharani
Lis, info baru…. Novan kecelakaan, dia jatuh dari motor. Dan hampir tertabrak bus. Tidak tahu gimana kondisinya sekarang”
“Afwan…boleh izin sebentar” ucap Listi.
=====


Listi menatap bayangannya di cermin. Parasnya tampak bahagia. Dua hari yang lalu sejak terjadi kecelakaan yang menimpa Novan membuat dirinya makin mantap untuk membuat keputusan.

“Hmm…yang mau jadi pengantin. Suka senyum-senyum sendiri sekarang” goda Rahma.
“Iya dunk Rahma. Kan biar cepet nyusul kamu”
“Selamat ya Lis…”
“Alhamdulillah. Ini adalah sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya”
“Yup…aku juga tidak pernah mengira”
“Semoga ini jalan yang terbaik untuk aku ya…”
“Amiiin. Nanti kamu masih jenguk Mas Novan?”
“Insya Allah jenguk…”
“Cieh…cieh….”
“Hehe….”
“Lis…”
“Yup…”
“Semoga acaranya nanti berjalan lancar. Jadi bulan depan kan akadnya?”
“Iya…”
“Aw…aw…aw… this is called under control”
“Manusia hanya bisa merencanakan. Allah-lah yang memutuskan apa yang kelak terjadi”
“Kehidupan, kematian, rezeki dan jodoh semua menjadi hak prerogative Allah”
“Kita hanya bisa berikhtiar lalu bertawakal pada-Nya”
“Wah makin bijak saja kita ini”
“Hmm…bisa dikatakan telah terlatih oleh berjalannya waktu”
=====


Listi tersenyum malu saat menatap sang suami. Sementara para tamu undangan tidak kunjung berhenti member ucapan selamat kepada mereka berdua.

“Masih berasa aneh ya Lis?”
“Iya Mas…”
Novan menatap kedua mempelai, “Wah parah kamu Ndra…nyusul aku”
“Hehe…habisnya Mas Novan kelamaan ngasih undangan”
“Selamat ya Lis….”
“Makasih ya Mas Novan telah bersedia datang ke Surabaya. Saya pikir Mas Novan masih sibuk ngurusi unit blok dua yang rencana start minggu ini”
“Sudah aku wakilkan Dek”
“Ya baguslah…jangan lembur terus, entar sakit lagi”
“Makasih atas perhatiannya Dek”
“Sama-sama Mas”

Di belakang Novan, Winata tampak datang bersama Ahmad. Lelaki bernama Ahmad tampak anggun dengan busana batiknya.
“Selamat ya Lis…semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah” ucap Winata
“Terimakasih Mas Winata. Mohon maaf karena tidak sesuai dengan keinginan Mas Win” jawab Listi
“Loh…jodoh sudah ada yang atur…ya kan Ahmad?” sahut Winata
“Hehe….” Listi meringis.
“Loh…ini yang bernama Indra. Padahal satu wilayah kerja, tapi kok aku gak pernah ketemu ya. Aku tahunya malah dari foto kalian berdua di facebook” sahut Winata.
“Itu foto iseng jepretan teman-teman kontrakan” sahut Indra.
“Tapi bisa jadi kenyataan” sahut Winata.
Indra dan Listi tersenyum simpul.
Indra menatap paras isterinya, “Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa….” (Al Furqon : 74)“ Amiiinnn” sahut Listi.

Jakarta, November 2010
Penulis : Eka S

Selasa, 05 Oktober 2010

Inspirasi dari Surat Al Fatihah


1. Dengan Nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Diawali dengan menyebut nama Allah yang maha Pemurah lagi Maha penyayang. Dari Allah SWT kehidupan berasal dan akan kembali kepada Allah. Allah Maha Besar yang memberikan gerak kehidupan pada makhluk-Nya, munculkan wawasan dan kesadaran tauhid.
Engkaulah tujuan tauhid kami, Engkaulah sumber Kemurahan tak terbatas dan Maha Kasih Sayang-Mu dambaan harapan kami. Sesuatu ada dan bergerak karena Engkau dan akan kembali pada-Mu ya Allah. Terhujam VISI sukses kami.

2. Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Tuhan yang telah menciptakan alam semesta bukti keberadaan-Mu dan bukti kasih saying-Mu terhadap makhluk-Mu. Engkau ciptakan segala sesuatu ya Allah. Engkau memelihara, Engkau mendidik kami, sehingga sempurnalah anugerah nikmat-Mu yang dapat kami rasakan. Membina, mendidik dan memelihara agar hamba sempurna mendapat anugerah-Mu. Itu semua menumbuhkan rasa kesyukuran dan kesadaran bagi hamba untuk terus mendekat dan sujud pada-Mu. Sungguh besar karunia Allah. Kami bersyukur atas segala anugerah potensi dan fasilitas serta segala kenikmatan yang tak terhitung. Sehingga berkembang POTENSI sukses kami.

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Kesadaran betapa Maha Pemurah dan penyayangnya Allah yang memberikan peluang dan kesempatan. Memberikan fitrah pada manusia berupa sifat luhur pemurah dan penyayang yang melekat pada hamba-Nya yang harus diwujudkan dan dijalankan dalam segala amal oleh hamba-Nya.
Atas kemurahan-Mu, kasih sayang-Mu tambahkanlah kami wawasan, kefahaman, kesadaran dan hikmah. Agar kami dapat mengambil peluang berlipat ganda, sempurnakan anugerah curahan nikmat-Mu. Engkau beri kami kehidupan, kesempatan, ujian dan cobaan untuk meningkatkan derajat kami dan betapa besar samudera ampunan dan rahmat-Mu. Terbuka PELUANG sukses kami.

4. Yang menguasai di Hari Pembalasan
Betapa kuasa Allah, Maha Raja yang menguasai kehidupan dan akhir hamba-Nya. Allah yang maha Kuasa unuk memberikan balasan segala amal hamba-Nya. Ridho, rahmat, pembalasan yang baik dan pahala surge harapan kami. Akhiratlah balasan sempurna amalan kami. Engkau berikan pahala surge dan ancaman neraka agar kami dapat memilih jalan yang terbaik. Itulah sumber MOTIVASI sukses dalam setiap langkah kami.

5. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan
Jadikan kami seorang hamba yang senantiasa pandai mengabdi kepada-Mu. Berilah kami pertolongan pada segala sisi kehidupan kami, sehingga kami dapat menjalankan amanah-Mu. Kami menyadari diri ini sebagai hamba yang lemah, kami pasrahkan diri pada-Mu. Bantulah kami dalam menjalani kehidupan ini sesuai kehendak-Mu. Sebagai hamba-Mu kami berserah diri memohon pertolongan agar kami dapat berperan dalam hidup ini untuk kebahagiaan kami dan bermanfaat bagi sesame makhluk-Mu dalam rangka menunaikan perintah-Mu. Kami menyadari inilah tekad MISI sukses kami.

6. Tunjukilah jalan kami yang lurus
Berilah kami hidayah dan petunjuk-Mu, yang menjadi panduan kami untuk meniti jalan lurus-Mu, agar kami selamat di perjalanan hingga akhir tujuan kami yang Engkau ridhoi. Sungguh kami memerlukan petunjuk dan pedoman dalam kehidupan kami.
Engkau bimbing kami dengan tuntunan-Mu dan berpedoman Al Qur’an. Inilah jalan lurus yang kami yakini akan mengantarkan kami pada tujuan yang hakiki. Itulah pilihan STRATEGI sukses kami.

7. Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan jalan mereka yang sesat
Betapa besar keinginan hamba agar memperoleh nikmat di perjalanan dan di akhir nanti. Perjalanan yang harus dilalui tidaklah mudah. Engkau telah mengutus seorang Muhammad untuk menjadi pemandu. Mengikuti orang yang dianugerahi nikmat, mengikuti barisan mereka yang pasti sukses yaitu para Nabi, orang yang dipercaya, para pejuang kebenaran dan orang-orang sholeh. Dan tidak mengikuti jalan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat. Inilah GERAK sukses kami.

Asa Dalam Cinta


Kali ini telah hilang dayaku. Aku tak memiliki lagi kekuatan itu. Aku menyerah. Aku tak berdaya untuk berjuang lagi. Ini terlampau menyakitkan. Aku terlalu tulus untuk mencintai. Dan semua itu kini tak berarti. Bahkan airmata yang selama ini menetes dari mataku seakan terbuang sia-sia.


Kali ini ketakutan menyergapku. Membawaku dalam keputusasaan. Perlahan kelam hitam menghantui perasaanku. Bagaimana aku bisa merasakan payah tak berkesudahan, padahal dulu aku terlampau ceria. Aku tak pernah berpikir akan menangis tersedu seperti ini. Aku tak pernah memnbayangkan aku terlampau terluka. Aku tak pernah menginginkan kesedihan ini mengiringi langkahku.


Aku terlalu cinta. Aku terlalu terluka. Aku terlalu kecewa. Aku memang keterlaluan, meletakkan harapan diantara keajaiban. Padahal hanya kasih Tuhan yang membuatku bertahan. Entah sekarang aku masih mampu untuk bertahan atau aku akan berlari.


Ya Rabb, kini aku serahkan semua hatiku. Karena aku tak ingin menodai cinta ini. Saat menulis ini mungkin airmataku tak berhenti mengalir, seperti aliran sungai yang bermuara. Aku takut, aku terlampau takut kehilangan cinta suci ini. Bukankah semua yang Kau ciptakan ini tiada yang tersia. Lalu mengapa hatiku masih merasakan duka ini. Tak bisakah hamba-Mu yang hina ini berucap syukur atas apa yang terjadi. Bukankah telah Engkau tuliskan yang terbaik untukku. Mengapa tiada kesabaran diri untuk menanti.
=====

Mentari bersinar cerah saat aku menghampiri ibu tua di pinggiran jalan. Wajah sayunya tampak begitu letih. Dengan senyum tulusku menghampirinya. Ini ritual yang biasa aku lakukan di akhir minggu. Aku yang tidak mempunyai sanak saudara di kota sebesar Jakarta ini sering merasa kesepian.


Jujur aku merindukan saat-saat manis di Surabaya. Tiap akhir minggu aku selalu disibukkan oleh jadwal mengajarku. Sebagai tentor les privat, aku sangat menikmati hari-hariku. Aku merasa kehadiranku sangat berarti. Aku mendapatkan semangat, aku sangat bahagia. Sebelum akhirnya aku harus meninggalkan Surabaya, untuk menikmati udara Jakarta. Aku meridukan saat-saat mereka memerlukanku, mengharapkan kehadiranku. Namun kali ini hidupku hanya seperti rutinitas. Aku berangkat kantor pagi hari dan pulang malam dengan kepayahan.


Aku merindukan bocah-bocah kecil yang kerap meramaikan rumahku. Aku yang mengajari mereka menyanyi, membaca iqro’, belajar membaca, dan belajar mewarnai. Aku yang sering mendengar celoteh lugu mereka. Aku yang menggendong mereka ketika mereka mengangis. Kini semua hanya menjadi kisah kenangan di hidupku. Sungguh, aku merindukan saat-saat indah tersebut.


”Makasih Neng” ucap ibu tua itu padaku.
Aku tersenyum pada ibu tua itu, entah mengapa hatiku sekarang sangat mudah tersentuh. Aku meneteskan airmata ketika ibu tua tersebut segera makan roti bungkus yang kuberikan. Aku tak bisa berbuat banyak dengan melihat banyaknya tunawisma dan tunakarya di negaraku. aku hanya bisa membuat mereka tersenyum sementara waktu, melupakan lapar perut mereka sejenak. Aku tak bisa berbuat banyak.


Aku terus berjalan menyusuri jalan muara angke. Aku sangat menikmati pasar tradisional dengan becek di mana-mana. Bagiku ini adalah pengalaman nan indah, mengingat saat ini sudah jarang ada pasar tradisional, semua telah disulap menjadi mall. Padahal di pasar muara angke ini aku bisa melihat kesederhanaan yang nyata. Aku melihat bocah-bocah kecil dengan keterbatasan penampilan mereka. Tak ada yang berlebihan layaknya orang-orang yang sering mengunjungi mall.


Aku bisa menemukan diriku di sini, di keterbatasan yang dimiliki banyak orang. Sekalipun mungkin banyak yang mengira hidupku sekarang dilimpahi kemewahan, karena pekerjaanku sekarang yang berstatus pegawai di perusahaan listrik negara. Namun aku masih trenyuh oleh kesederhanaan, karena memang sejak kecil aku hidup dalam kesederhanaan.


Saat menyusuri jalan muara angke, aku bisa merasakan tangis batinku yang masih belum reda. Sejak tadi malam aku menangis, aku mengadukan semua kebuncahan hatiku pada Sang Pemilik Hati. Bibirku mengkin menyunggingkan senyum namun hatiku terus menangis. Aku kerap menangis karena kesendirianku. Aku terlampau lelah untuk sendiri. Aku terlampau lemah untuk sepi.


Sesampai di blok kontrakanku ada seorang ibu-ibu sedang menyapu halaman rumahnya. Kaget juga diriku disapa olehnya. Jujur perasaan hatiku sangat kacau. Aku masih dirundung kesedihan.


”Pagi mbak....dari pasar ya?”
”Inggih Bu (Iya Bu)”
”Tinggal di mana mbak?”
”Blok C Bu”
”Oh ya? Kok aku gak pernah lihat mbak ya?”
”Menawi mboten nyambut damel kula mlampah-mlampah teng pasar Muara Angke kok Bu. Kula teng mriki sampun dangu, saking November taun kala wingi. (Tiap libur saya selalu jalan-jalan ke pasar muara angke kok Bu. Saya di sini sudah cukup lama, mulai November tahun kemarin)”
”Kerja di mana mbak?”
”Taksih magang Bu teng PLTU. Insya Allah saking September mangke kula sampun dados pegawai. (Masih magang Bu di PLTU. Insya Allah mulai September nanti statusnya sudah pegawai).”
”Oh ya? Wah hebat dong, aslinya mana mbak?”
”Saking Surabaya Bu (dari Surabaya Bu).”
”Kok bisa ngomong halus ya? Aku dari Surabaya juga loh mbak. Tapi aku gak bisa ngomong sehalus mbak. Malah tadi aku pikir mbak orang daerah tengahan”
”Oh mboten Bu, kula sakng Surabaya. Ibu Surabaya daerah pundi? (Oh nggak Bu saya dari Surabaya. Ibu Surabaya daerah mana?)”
”Ketintang. Mbak?”
”Kula celak kalian FK Unair (Saya daerah dekat FK Unair)”
”Mampir gih mbak ke rumahku”
”Niki inggih Bu griyanipun? (Ini ya Bu rumahnya?)” kulihat rumah minimalis warna orange.
”Iya. Lagi gak ada orang di rumah. Anak-anakku lagi kerja, Bapaknya lagi nyekar di kuningan”
”Putranipun pinten Bu? (Putranya berapa Bu?)”
”Harusnya tiga, laki semua. Putraku yang pertama lahir tahun 82 meninggal usia 5 bulan karena diare. Putraku yang kedua kelahiran 85 dia lulusan Elektro UI, yang ketiga kelahiran tahun 86 kuliah di Komputer LP3I. Sekarang sudah kerja di perusahaan swasta semua. Bapaknya pensiunan PLN”
”Sampun nikah Bu putranipun? (Sudah menikah Bu putrannya?)”
”Belum mbak biar mapan dulu, apalagi putraku yang terakhir itu kerjanya gak pernah netap. Sebentar ke Bandung, sebentar ke Yogya, pokoknya muter-muter terus.”


Aku jadi ingat diriku yang kerjanya juga jarang ngantor. Kantorku memang di Jakarta Utara, tapi aku lebih sering ke Bekasi Utara. Malahan hampir tiap bulan selama dua hari aku jalan, entah ke Cirata atau Paiton. Pokonya keliling Jawa-lah.


”Mboten napa-napa Bu, mumpung taksih enom.(Tidak apa-apa Bu, mumpung masih muda)”
”Iya mbak. Oh ya mbaknya ini kuliah jugakah?”
”Inggih Bu. Kula lulusan saking teknik mesin ITS (Iya Bu. Saya lulusan teknik mesin ITS)”
”ITS Surabaya? S1?”
“Inggih Bu...kula S1 nanging kelahiran kula taun 87 (Iya Bu….saya S1 tapi saya kelahiran 87)”
”Loh masih muda ya?”

Aku tersenyum manis menyembunyikan identitasku sebagai siswa Akselerasi saat SMA. Bahkan aku menyembunyikan kemudahanku masuk ITS tanpa tes.


”Ibu, kula pamit rumiyin nggih...(Ibu, saya pamit dulu ya...)”
”Oh ya mbak, lain kali mampir ya ke rumah. Masa’ sudah hampir setahun di sini aku baru lihat mbak”


Aku tersenyum. Kali ini hatiku berbunga sekaligus mirip. Ini tak ada ubahnya dengan kisahku saat kuliah dulu. Di mana ada keluarga yang sangat menyayangiku dan menginginkanku mendampingi anaknya, namun pada akhirnya aku harus bersedih melihat anaknya memilih menikah dengan pacarnya. Aku terluka dan sangat kecewa sekalipun aku belum cinta padanya. Aku hanya menginginkan kehangatan sambutan keluarganya padaku. Cara mereka memanjakanku seolah aku ini anak mereka. Apalagi mereka tidak memiliki anak perempuan.



Mengapa semua ini berpola namun aku tak mengerti sampai kapan pola ini akan berakhir. Aku sering menjumpai seperti ini. Berada diantara keluarga yang memiliki saudara lelaki semua. Aku tak bisa menebak pola selanjutnya. Aku tak mampu mengerti rahasia yang diselipkan indah oleh Penciptaku. Namun hati lemahku selalu memohon agar dimudahkan setiap langkah kakiku. Aku tak ingin terluka, aku tak mau kecewa. Namun aku juga tak ingin menyakiti siapapun, siapapun.
=====

Kulangkahkan kaki menuju kantor. Biasanya akan kujumpai macet pada jalanan menuju kantor. Jakarta tentunya tidak pernah terbebas dari kemacetan. Apalagi setelah weekend.


Kejadian hari Minggu kemarin tidak lagi menjadi beban dalam pikiranku. Tangisku dan pertemuanku dengan Ibu tua yang bercerita tentang anaknya, semua itu hanya menjadi kisah yang mungkin harus aku lupakan.


Kali ini lelaki itu melihatku. Aku tak bisa lagi tersenyum padanya. Mengapa ia masih juga tak mengerti aku mengharapkannya. Aku berharap ia menyadari kehadiranku. Namun hanya tatapan bukan sapaan yang aku dapatkan.


Aku masih ingat betul pertama aku mendengar namanya. Aku marah karena teman dekatku menawarkan aku padanya. Saat itu aku sama sekali tidak mengenalnya. Akhirnya kami bertemu saat presentasi hasil overhaul di kantorku. Aku ingat ia datang terlambat saat itu, tapi mimik mukanya tanpa ada perasaan bersalah. Aku heran, dan merasa aneh dengannya, bahkan aku tak suka. Namun setelah aku tahu bahwa lelaki yang terlambat datang itu bernama Armada amarahku berubah menjadi rasa penasaran.


Setelah itu aku kerap menjumpainya di kajian-kajian. Aku salut dengan semangatnya dalam belajar agama. Dan aku baru tahu kalau ia ikhwan. Yang aku tahu lelaki ini memiliki dua saudara laki-laki. Nah pola yang sama dengan lelaki-lelaki sebelumnya dimana dalam keluarganya semua saudaranya laki-laki.


Armada, lelaki yang tinggi berkulit putih dan sangat berbeda denganku. Kurasa kehidupannya sangat mewah, berbeda denganku yang sangat sederhana. Aku lahir dari keluarga yang sangat amat sederhana. Menjalani hidup dengan sangat sederhana. Mungkin inilah yang membuatku ingin mengerti tentangnya. Dan sampai saat ini Armada sering menjadi perhatianku. Aku semakin takut dengan perasaan hatiku. Aku takut terjatuh. Aku takut terluka.


”Ya Rabb, jangan jadikan hati ini jatuh pada cinta yang semu.” pikirku.

Senin, 27 September 2010

FADHILAH ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH


Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT. telah mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai nishab (batas terendah wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa haul (satu tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen hasil pertanian).
Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah yang menjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana firman Allah taala yang berbunyi:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 277 ).
Juga firman-Nya:

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (Q.S. Ar Ruum : 39 ) .

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 274 ) .
Dalam ayat lain Allah taala berfirman:

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. At Taubah : 103 ) .

Adapun hadist-hadits Nabi yang menjelaskan akan keutamaannya antara lain :

Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu bahwa seorang Arab Badui mendatangi Nabi shallallahu `alaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah! beritahu aku suatu amalan, bila aku mengerjakannya, aku masuk surga?”, Beliau bersabda : “Beribadahlah kepada Allah dan jangan berbuat syirik kepada-Nya, dirikan shalat, bayarkan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadhan,” ia berkata, “Aku tidak akan menambah amalan selain di atas”, tatkala orang tersebut beranjak keluar, Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang ingin melihat seorang lelaki dari penghuni surga maka lihatlah orang ini”. Muttafaq ’alaih.
Allah SWT, adalah Dzat yang Maha Suci dan tidak akan menerima kecuali hal-hal yang suci dan baik, demikian juga shadaqah kecuali dari harta yang suci dan halal. Rasulullah SAW bersabda:

Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berkata : “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda :
“Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal dari usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” Muttafaq ’alaih.

Zakat, infaq dan shadaqah memiliki fadhilah dan faedah yang sangat banyak, bahkan sebagian ulama telah menyebutkan lebih dari duapuluh faedah, diantaranya:
1- Ia bisa meredam kemurkaan Allah, Rasulullah SAW, bersabda: " Sesunggunhnya shadaqah secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan kemurkaan Rabb (Allah)" (Shahih At-targhib)

2- Menghapuskan kesalahan seorang hamba, beliau bersabda: "Dan Shadaqah bisa menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api" (Shahih At-targhib)

3- Orang yang besedekah dengan ikhlas akan mendapatkan perlindungan dan naungan Arsy di hari kiamat. Rasulullah saw bersabda: "Tujuh kelompok yang akan mendapatkan naungan dari Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya diantaranya yaitu: "Seseorang yang menyedekahkan hartanya dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya." (Muttafaq 'alaih)

4- Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit baik penyakit jasmani maupun rohani. Rasulullah saw, bersabda: "Obatilah orang-orang yang sakit diantaramu dengan shadaqah." (Shahih At-targhib) beliau juga bersabda kepada orang yang mengeluhkan tentang kekerasan hatinya: "Jika engkau ingin melunakkan hatimu maka berilah makan pada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim." (HR. Ahmad)

5- Sebagai penolak berbagai macam bencana dan musibah.

6- Orang yang berinfaq akan didoakan oleh malaikat setiap hari sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Tidaklah dating suatu hari kecuali akan turun dua malaikat yang salah satunya mengatakan, "Ya, Allah berilah orang-orang yang berinfaq itu balasan, dan yang lain mengatakan, "Ya, Allah berilah pada orang yang bakhil kebinasaan (hartanya)." (Muttafaq 'alaihi)

7- Orang yang membayar zakat akan Allah berkahi hartanya, Rasulullah saw bersabda: "Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta." (HR. Muslim)

8- Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, (QS. Al-Baqarah: 245)

9- Shadaqah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang, Rasulullah saw bersabda, "Shadaqah merupakan bukti (keimanan)." (HR.Muslim)

10- Shadaqah merupakan pembersih harta dan mensucikannya dari kotoran, sebagaimana wasiat beliau kepada para pedagang, "Wahai para pedagang sesungguhnya jual beli ini dicampuri dengan perbuatan sia-sia dan sumpah oleh karena bersihkanlah ia dengan shadaqah." (HR. Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah juga disebutkan dalam Shahih Al-Jami').

Inilah beberapa manfaat dan faidah dari zakat, infaq, dan shadaqah yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah, kita memohon semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk orang-orang yang senang berinfaq dan bershadaqah serta menunaikan zakat dengan ikhlas karena mengharap wajah dan keridhaan-Nya, amin ya rabbal 'alamin.

Selasa, 21 September 2010

Puasa Senin Kamis


Oleh : Dr. Nashir bin Abdirrahman bin Muhammad al Juda’i


1. Diantara keutamaan dan keberkahannya, bahwa pintu-pintu surga di buka pada dua hari tersebut, yaitu Senin dan Kamis. Pada saat inilah orang-orang Mukmin diampuni, kecuali dua orang Mukmin yang sedang bermusuhan.

Dalil yang menguatkan hal ini adalah hadits yang termaktub dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Pintu-pintu Surga di buka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)

Keutamaan dan keberkahan berikutnya, bahwa amal-amal manusia diperiksa di hadapan Alloh pada kedua hari ini. Sebagaimana yang terdapat dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. Beliau bersabda:

“Amal-amal manusia diperiksa di hadapan Alloh dalam setiap pekan (Jumu’ah) dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang beriman terampuni dosanya, kecuali seorang hamba yang di antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan…” (HR. Muslim)

Karena itu, selayaknya bagi seorang Muslim untuk menjauhkan diri dari memusuhi saudaranya sesama Muslim, atau memutuskan hubungan dengannya, ataupun tidak memperdulikannya dan sifat-sifat tercela lainnya, sehingga kebaikan yang besar dari Allah Ta’ala ini tidak luput darinya.

2. Keutamaan hari Senin dan Kamis yang lainnya, bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam sangat antusias berpuasa pada kedua hari ini.

Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia mengatakan,

“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis”. (HR. Tirmidzi, an-Nasa-i, Ibnu Majah, Imam Ahmad)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menyampaikan alasan puasanya pada kedua hari ini dengan sabdanya,

“Amal-amal manusia diperiksa pada setiap hari senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. At Tirmidzi dan lainnya)

Dalam shahih Muslim dari hadits Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah ditanya tentang puasa hari Senin, beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab,

“Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya Al-Qur’an kepadaku pada hari tersebut.” (HR.Muslim)

Ash-Shan’ani rahimahullah berkata, “Tidak ada kontradiksi antara dua alasan tersebut.” (Lihat Subulus Salam)

Berdasarkan hadits-hadits di atas maka di sunnahkan bagi seorang Muslim untuk berpuasa pada dua hari ini, sebagai puasa tathawwu’ (sunnah).

3. Keutamaan lain yang dimiliki hari Kamis, bahwa kebanyakan perjalanan (safar) Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam terjadi pada hari Kamis ini.

Beliau menyukai keluar untuk bepergian pada hari Kamis. Sebagaimana tercantum dalam Shahih Bukhari bahwa Ka’ab bin Malik radhiallahu ‘anhu mengatakan:

“Sangat jarang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam keluar (untuk melakukan perjalanan) kecuali pada hari Kamis.”

Dalam riwayat lain juga dari Ka’ab bin Malik radhiallahu ‘anhu:

“Bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam keluar pada hari Kamis di peperangan Tabuk, dan (menang) beliau suka keluar (untuk melakukan perjalanan) pada hari Kamis.” (HR.Bukhori)

Di nukil dari Kitab “Amalan dan Waktu yang Diberkahi”, penulis: Dr. Nashir bin Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i, penerbit Pustaka Ibnu Katsir

RAHASIA PUASA


Sebagai muslim yang sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia pada tahun ini merupakan sesuatu yang amat membahagiakan kita. Betapa tidak, dengan menunaikan ibadah Ramadhan, amat banyak keuntungan yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.

Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.

Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan.

a.Menguatkan Jiwa.

Dalam hidup hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yang artinya: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya (QS 45:23).

Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan oleh Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda yang artinya:

Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi (HR. Tirmidzi).

b.Mendidik Kemauan.

Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar.

Karena itu, Rasulullah Saw menyatakan: Puasa itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.

c.Menyehatkan Badan.

Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.

d.. Mengenal Nilai Kenikmatan.

Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat karena menginginkan tiga dan begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh.

Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil.

Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasati Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS 14:7).

e.Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain.

Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini

masih belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Ambon atau Maluku, Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina dan sebagainya.

Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya. Allah berfirman yang artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS 9:103).

KEUTAMAAN PUASA ENAM HARI DI BULAN SYAWAL


Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu 'anhu meriwayatkan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun . (HR. Muslim).

Imam Ahmad dan An-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallahu 'alaihi wasalllam bersabda:

"Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh." ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam "Shahih" mereka.)

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa berpuasa Ramadham lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun. " (HR. Al-Bazzar) (Al Mundziri berkata: "Salah satu sanad yang befiau miliki adalah shahih.")

Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa satu tahun penuh, karena setiap hasanah (tebaikan) diganjar sepuluh kali lipatnya, sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka.

Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, di antaranya :

1. Puasa enam hari di buian Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.

2. Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.

3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan: "Pahala'amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama.

Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

4. Puasa Ramadhan -sebagaimana disebutkan di muka- dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lain. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.

Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Allah Ta'ala berfirman:

"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali "(An-Nahl: 92)

5. Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.

Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fi sabilillah lantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan.

Barangsiapa merasa demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosam dan berat apalagi benci.

Seorang Ulama salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya pada bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar:

"Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah secara benar kecuali di bulan Ramadhan saja, padahal orang shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sunggguh di sepanjang tahun."

Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai membayarnya di bulan Syawal, karena hal itu mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya. Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal, dengan demikian ia telah melakukan puasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal.

Ketahuilah, amal perbuatan seorang mukmin itu tidak ada batasnya hingga maut menjemputnya. Allah Ta'ala berfirman :

"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) " (Al-Hijr: 99)

Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa sunnah serta sedekah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan adalah disyari'atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, di antaranya; ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapusnya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan.

Hanya kepada Allah tempat memohon pertolongan, shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu ke haribaan Nabi, segenap keluarga dan sahabatnya.

Senin, 20 September 2010

Yang Terindah


Pagi ini hujan mengguyur cukup deras. Aku segera menjemur jas hujanku ketika tiba di kantor. Bunyi perutku terdengar cukup keras, belum sempat aku sarapan. Tadi pagi aku bangun kesiangan. Dan ternyata seragam hari kamisku belum aku setrika, maklum kemarin aku kebagian piket hingga pulang larut malam.

“Assalamu’alaykum” sapa Deni, teman satu ruangan denganku. Rupanya dia datang lebih awal dari aku.
“Wa’alaykumsalam ya ahli kubur….” Jawabku seraya bersalaman dengannya.
Kulihat Deni asyik menikmati sarapan paginya.
“Wah enak ya yang sudah punya istri….” Sindirku.
Deni tersenyum padaku, “Lha kamu sendiri kapan rencana nikah? Sudahlah Rama, tidak usah pilih-pilih”

Aku tersenyum kecut menanggapi sindiran Deni. Deni baru menikah sekitar tiga bulan. Isterinya adalah karyawati kantor sebelah. Antara kantor kami dan kantor sebelah masih di bawah satu bendera perusahaan. Hanya saja kantor sebelah bekerja di bidang maintenance.
“Esa sempat ya masak? Biasanya kalau perempuan kerja itu tidak sempat masak” tanyaku memastikan bahwa masakan yang disantap Deni adalah masakan isterinya.
“Esa itu wanita yang luar biasa Ram, dia selalu menyempatkan diri untuk memasak buat suaminya.”
“Wah, beruntung sekali kamu”
“Ya mungkin sudah rezekiku, walaupun sebenarnya baik Esa maupun aku tidak pernah berpikir kami menikah”
“Kok bisa?”
“Esa menunggu seseorang menyadari kehadirannya tapi rupanya orang tersebut tidak pernah menyadari.”
“Dia naksir cowok lain, begitu maksudmu Den?”
“Yup… seandainya saja lelaki itu menyadari mungkin aku kalah saing…hehehe”
“Wow, sosok Deni yang begitu intelek dan optimistis bisa juga pesimis. Berarti lelaki itu hebat banget dong”
“Yup….” Jawab Deni seraya mengemasi peralatan sarapannya.

Aku mengenal Esa lebih dari setahun yang lalu. Mungkin aku lebih mengenalnya daripada Deni. Aku sendiri pun tidak pernah berpikir Esa akan menikah dengan Deni. Deni adalah pribadi yang kaku, dan dia bukan tipe laki-laki yang mudah bergaul dengan wanita. Berkebalikan dengan Esa yang berbasic teknik, dia terbiasa bergaul dengan laki-laki. Aku sendiri pun sering berhubungan dengan Esa.

Esa bukanlah wanita yang cantik. Tapi dia termasuk wanita cerdas. Lulusan perguruan tinggi negeri ternama dan masuk kuliah tanpa tes. Belum lagi dia menyelesaikan pendidikan SMA dalam kurun waktu dua tahun. Itu semua aku tahu dari profil yang dia tulis di facebook, yang baru aku baca seminggu lalu. Semua pendidikan mulai SMP sampai bangku kuliah dia menerima beasiswa.

“Seandainya ada wanita yang cerdas tapi gak cantik, suka sama kamu, dan dia dekat sama kamu lalu wanita itu tahu semua kebiasaanmu, dia bisa memahami kamu. Kira-kira kamu bakal berpikir untuk menikahi dia nggak?” Tanya Deni tiba-tiba.
“Masih belum terpikir”
“Berarti kamu hanya melihat outer beauty saja dong?”
“Kan isteri itu harus enak dipandang, jadi suami tidak sampai melirik-lirik wanita lain”
“Bukannnya seorang lelaki bisa menikahi empat wanita”
“Hmmm… isteri juga mestinya berada di rumah, memasak, menjaga rumah dan mendidik anak-anak”
“Yup, ideal sekali kriteriamu. Cantik, cerdas, dan ibu rumah tangga.”
“Itu simple”
“Padahal kebanyakan wanita cantik kan suka menghamburkan uang.”
Aku menatap Deni dengan curiga, “Memangnya Deni mau membawa pembicaraan ini ke arah mana?”
Deni menatapku tajam, “Tadi malam aku sempat tanya ke isteriku mengapa dia enggak pernah mau mengunjungi ruangan kerjaku”
“Memangnya kenapa Den?”
“Karena dulu dia sempat suka sama kamu.”
Aku tertawa kecil. Pembicaraanku dengan Deni membuatku semakin gerah. Ini terlalu serius untuk dibicarakan di pagi buta.
“Sudahlah Sob, itu kan masalalunya Esa. Masa’ sekarang kamu cemburu sama aku?”
“Aku bukannya cemburu tapi aku malah sempat berpikir ketika kamu baru memasuki ruangan ini pagi tadi. Seandainya saja yang baru memasuki ruangan itu aku dan aku melihatmu sedang menyantap makanan buatan isterimu betapa irinya diriku.”

Aku menatap Deni dengan pandangan serius. Ya, itu juga perasaan yang aku rasakan awal tadi. Rasa iri pada Deni. Dan seandainya boleh jujur aku malah merasa iri ketika Deni memberitahuku tentang perasaan Esa kepadaku.
Selama ini aku hanya menganggap Esa sebagai adikku sendiri. Walaupun sebenarnya dulu aku sempat merasa kesal pada Esa. Rasa kesal yang tidak beralasan. Mungkin karena dia kerap ada di mana aku berada.
Kini aku merasa terhempas oleh impianku sendiri. Aku kerap bermimpi tanpa melihat kondisi sekitarku.

“Assalamu’alaykum” seorang wanita berhijab memasuki ruangan kantorku.
“Wa’alykumsalam” jawabku dan Deni bersamaan.
“Wah, ada apa nih Umi?” Tanya Deni.
“Kangen sama Abi…”jawab Esa manja
“Masa’ sudah kangen sih Mi” sahut Deni
Aku menatap Esa, ada yang berubah dari sikapnya. Sekarang dia terlihat begitu ceria.
“Mas Rama sudah baikan? Esa denger minggu kemaren Mas Rama sakit sampai harus dirawat di rumah sakit” Esa menatapku penuh tanya.
“Yup…terkena DB. Sekaligus kecapekan…” jawabku.
“Makanya cepat cari isteri Mas…biar ada yang ngurusin”
“Iya Sa, mohon doanya ya…”
“Insya Allah”
“Ya biar ada yang masakin….”
“Hehe…iya Mas, cari yang bisa masak. Jangan yang seperti Esa”
“Lho bukannya Esa tadi pagi masakan Deni”
“Hehe…masak sebisanya Mas”
“Lain kali Mas Deni-mu aja yang suruh masak. Dia suka mbuat penyetan”
“Oh iya?” paras Esa bebinar seraya melayangkan pandangan kea rah Deni.

Ada rasa cemburu merayap dalam hatiku. Seandainya Deni adalah aku. Betapa bahagianya aku diperhatikan. Ah mungkin belum waktunya untuk menjalin cinta atas nama Allah….
Semua kisah dalam kehidupan ini telah diatur oleh-Nya. Telah tertulis kehidupan, kematian, rezeki dan jodoh dalam Lauhul Makhfudz-Nya. Semoga segala yang tertulis itu adalah yang terindah.
======


Jakarta, September 2010

Rabu, 08 September 2010

SUNYI


Hening….
Bisa kurasakan getaran jantungku
Serasa begitu cepat

Hampa….
Bisa kulihat pada sorot mataku
Terasa begitu kosong

Harapan yang tak ingin tersia
Mimpi yang tak ingin terkubur
Bisa kurasakan hempasan keputusasaan
Hingga terasa jiwa tak lagi berada dalam raga

Lalu, semua akan berlari
Menyusuri tepian kehidupan nan terjal
Ini bukanlah mimpi

Hening….
Sungguh sunyi di sini
Meskipun aku tak mau sendiri
Meski ingin kukubur rasa benci

Ingin kuteriakkan segala peluhku
Hingga menghampiri segala cita
Namun inilah rangkaian kehidupan
Antara suka dan duka

Ya Rabb, hatiku kian terluka
Namun aku tak ingin menjauh dari-Mu
Hapuslah airmataku dalam cahaya kasih-Mu
Buanglah duka ini dang anti dengan rasa tawadhu’

Ini terlalu sepi
Dan aku tak ingin sendiri
Sujud, napas dan jiwaku pada-Mu
Kekosongan dan kehampaan kuharap kan berlalu

Ya Rabb, selamatkan hatiku….

Pengharapan Cinta-Mu


Aku bisa merasakan kehampaan ini
Menembus sukmaku yang kian merintih
Aku tak bisa beralih
Hati ini kian tersedu
Ya Rabb, kuatkanlah diri ini
Hempaskan segala lara yang tak menentu
Ingin kuhapus sepi ini
Ingin kuhempaskan sedih
Namun semua seolah menjadi kisah pilu

Ya Rabb, bukankah semua ini terlalu indah
Mengapa kian tiada syukur terucap
Mengapa kepedihan terus tertoreh
Harusnya aku tahu, inilah kebenaran
Sekalipun bukan hal yang mutlak absolute
Namun keikhlasan dan tawadhu tersimpan
Di dalam tiap heningan airmata serta tawa

Ya Rabb, apakah semua ini terlampaui batas
Bukankah keagungan atas ayat-Mu tampak nyata
Dan aku takkan beralih
Kesudian dan keanggunan berbalut simfoni cinta-Mu
Kuyakinkan diri, kutelusuri hati
Izinkan aku meyakini-Mu

Menembus malam yang kian panjang
Sejenak sujud hamparkan setiap harapan
Harusnya hati ini bicara
Mengapa hanya ada kebekuan
Harusnya tiada kata menyerah
Karena ayat-Mu selalu benar

Mungkin telah menjadi rahasia-Mu
Bahkan aku tak mampu menyentuh
Bila tiba waktunya, semua akan indah
Seiring penantian

Ya Rabb, dalam heningku semua kuserahkan
Dalam hampaku ingin kupintakan
Semoga semua indah pada hamparan cinta-Mu
Aku dan kehidupan ini

Izinkan cinta ini tiada semu
Hanya pada-Mu segala pengharapan
Kirimkan cintaku untuk menghapus laraku

Jakarta, 8 September 2010
Pukul 11.21 a.m

Selasa, 07 September 2010

AJARI AKU CINTA


Dr Khalid Jamal


Begitu kulihat wajahnya untuk pertama kali, cinta itu langsung menyentuh kalbuku dengan sentuhan sihir. Kemudian saya duduk disampingnya menikmati keindahan wajahnya. Kulihat ia tertawa ringan dan keluar dari mulutnya yang merekah begitu inda, seakan ia hadir disisku sebagai seorang penyair. Kemudian ia menebar senyum, seakan ia berkata disetiap gerak bibirnya, “lihatlah aku, lihatlah aku”.

Adapun keadaanya saat itu, hampir saja ia berteriak sambil menundukkan pandangannya, “Aku takut. Aku takut…”. Rambutnya yang berkibar-kibar mengisahkan kalbu yang yang bersayat bercampur dengan rasa senang dan gembira. Ada sisa kebahagiaan yang terselip ditengah-tengah kepedihannya. Duhai sihir cinta, kau tinggalkan menikmati wajahnya dari kejauhan, wajah yang menjadikan dunia ini ikut menikmati tawanya. Engkau berikan kesempatan untukku menikmati senyuman manisnya, senyuman yang paling indah di alam ini. Duhai sihir cinta, engkau jadikan aku tergila-gila kepadanya (Wahyu Al-Qolam, Mushtafa Shadiq Ar-Rafi’i)


Apa itu Cinta?


Cinta adalah ungkapan perasaan jiwa, ekspresi hati dan gejolak naluri yang menggelayuti hati seseorang terhadap kekasihnya. Ia hadir dengan penuh semangat, kasih sayang dan kegembiraan. Pada mulanya cinta hanyalah sekedar iseng lalu menjadi serius. Demikian lembutnya arti sebuah cinta sehingga tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Cinta hakiki tak kan dapat dimengerti kecuali dengan pengorbanan (Buku Thauq, Ibnu Hazm Al-Andalusy)


Ar-Rafi’I dalam karyanya Wahyu Al-Qalam menuliskan seputar cerita cinta termasyhur dalam sejarah, antara Abdurrahman bin abi ammar yang dijuluki Al-Qiss (pendeta) dan Salamah, wanita penyanyi, hamba sahaya Suhail Bin Abdurrahman. Ia begitu cantik elok dan menawa, pandai berdsyair, akrab dengan buku-buku bacaan dan seorang sejarawan pada masanya.


Kisah salamah ini berakhir dengan ungkapan-ungkapan cinta yang dalam sejarah terkenl dengan istilah “Cinta Perawan”. Dalam hal ini yang paling termasyhur melakukan hal ini adalah Bani ‘Adzrah, salah satu wilayah pedesaan di daerah Arab. Perempuan-perempuan dikawasan tersebut mempunyai kecantikan alamiah. Sebagian besar mereka menekuni syair-syair tentang cinta yang berkobar-kobar. Ungkapan-ungkapan syair kerinduan ditengah-tengah merka mempunyai pola yang unik. Ada getaran-getaran intuisi yang cerdas didalamnya. Tampak jelas berbagai bujuk rayu yang mengancam kesucian psikis maupun fisik.

Perlu diketahui, bahwa diantara adat istiadat nenekmoyang Bani “Adzrah, mereka tidak akan menjadikan menantu seorang lelaki asing yang telah melantunkan syair-syair cinta yang penuh semangat kepada anak gadisnya. Cinta yang siungkapkan melalui sebuah syair, dalam pandangan mereka sudah merupakan tujuan tersendiri, walaupun pelakunya sampai menjadi gila, sakit atau bahkan mati.


Kendati demikian, diantara ungkapan, tingkah laku, atau riwayat yang dikisahkan tentang mereka, ada pula fenomena iffah (kesucian diri) yang menurut sebagian kecil atau sebagian besar dari mereka, sesungguhnya berasal dari keimanan yang tulus dan dikarenakan menjaga batasan-batasan Allah SWT. Dengan demikian tidak menjadi anaeh jika seandainya masalah cinta dihadapan mereka menjadi bercampur baur. Mereka cenderung mengekspresikan masalah cinta dengan khayalan dan idealisme tertentu yang tidak selaras dengan naluri alamiah seorang manusia.di samping itu jejeak Rasulullah pada akhirnya akan sirna dari dua sejoli yang hendak melakukan pernikahan. Maka tidak ada cara lain yang lebih layak dan lebih sempurna dari pernikahan.


Kembali kepada asmara yang terjadi antara sang pendeta (Al-Qiss) dan Salamah, permasalahan ketidak stabilan Abdurrahman ketika ia mencampur adukkan antara kebaikan dan kejelekan. Sebagaimana diketahui bahwa Abdurrahman menolak hasrat cinta kekasihnya, melalui adegan berciuman dan berpelukan. Namun, disisi lain ia mau berduaan dialog tentang cinta dengan kekasihnya, padahal mereka satu sama lain bukanlah mahram. Namun ada satu hal yang perlu digaris bawahi, bahwa setiap orang yang sedang dimabuk cinta pasti ia tidak menghendaki kekasihnya merupakan salah satu komponen kemaksiatan yang ia lakukan. Demikian pula ia tidak mau menjadi salah satu komponen kemaksiatan yang dilakukan kekasihnya. Camkanlah arti kata cinta yang amat mulis tersebut. Tidak hanya terbatas pada sebuah interaksi fisik antara seorang lelaki dan seorang perempuan.


Wahai orang yangsedang kasmaran, ketahuilah bahwa bahwa kemuliaan cinta itu terjadi seandainya ia dapat dilakukan secara optimal oleh jiwa ragamu! Janganlah menodai kemuliaan cinta yang pada akhirnya akan mengakibatkan kekasihmu manjadi musuh bagimu dihari kiamat nanti. (sebagaiman dalam QS. Az-Zukhruf:67)

Semua kawan karab dan orang-orang yang kita sayangi pada hari kiamat nanti akan menjadi musuh kita, kecuali jika pertemanan dan kasih sayang itu dilakukan karena Allah SWT semata. Cinta yang landasannya seperti itu akan kekal. Itulah cinta yang sesungguhnya, meskipun masih ada tingkatan-tingkatan cinta lain di dalamnya.


Tingkatan Cinta


Tingkatan pertama cinta adalah istihsan (anggapan baik). Cinta itu mulanya dari pandangan mata. Mata seolah-olah menjadi delgasi orang yang sedang dilanda cinta, terlebih lagi saat lidah tidak mampu mengekspresikan cinta. Pada level ini interaksi yang terjadi lebih bersifat kesetiakawanan, belum menjadi interksi cinta.


Tingkatan yang kedua adalah takjub. Pada tingkatan ini seseorang ingin selalu berada di samping dan ercakap-cakap dengan objek cintanya.


Tingkatan selanjutnya adalah rindu. Hati seseorang demikian menggebu-gebu terhadap kekasihnya, sehingga ia kan tersiksa apabila tidak melihat kekasihnya. Semua orang akan ikut merasakan kegelisahan hatinya. Dan kegelisahan itu akan terobati manakala ia melihat kembali kekasihnya.

Tingkatan terakhir adalah kasmaran. Pikiran seseorang pada level ini akan diselimuti dengan cinta. Dikalangan penyair syair yang dilantunkan oleh orang yang berada dilevel ini disebut usyq (syair mabuk cinta)


Seseorang yang sedang kasmaran ada 3 tingkatan: permulaan, pertengahan dan akhir.

Pada tingkatan permulaan setiap orang harus menepisnya semaksimal mungkin apabila upaya menuju tabatan hatinya diperkirakan tidak mungkin secara realita atau tidak diperbolehkan secara syar’i.

Namun, apabila tidak mampu menahan kasmaran dan hanya iangin selalu dekat dengan kekasihnya, maka ia telah masuk kedalam pertengahan.

Sedang dalam tingkatan akhir, dalam hal ini ia harus merahasiakan perbuatannya, tidak perlu disebarluaskan kepada manusia. Jika ia tetap meyebarluaskannya, maka ia berarti telah malakukan kezaliman terang-terangan (Al-Jawab al-kafi, Ibnu Qoyyimal-jauziyyah).


Inikah Cinta?


Seorang gadis bertanya, “Ada beberapa jalinan hubungan ditengah-tengah aktivitas belajar, lalu jalinan ini berlanjut dengan cinta. Apa ini cinta sungguhan atau bukan?”.

Ada pula yang bertanya, “Saya punya rekan kerja yang sebenarnya ia amat tertarik dengan saya, namun ketika saya minta agar ia datang kepad orang tua saya, ia menjawab, “nanti dulu, sampai kita berkencan dan saling mengenal, sehingga cinta kita akan semakin merekah dan kita saling pengertian, sebelum kemudian berlanjut kepada ikatan formalitas.”


Biarkan kita menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut….

Insyaallah akan ada kelanjutannya………


(Reiew buku Ajari Aku Cinta, Dr. Khalid Jamal. Terimaksih kepada seseorang yang telah menghadihkan buku ini padaku, semoga bermanfaat selalu. Amien)