Rabu, 11 Agustus 2010

MALAM TERAKHIR


Malam menyisakan bulan separuh. Tak ada mendung malam ini. Malam-malam yang berbeda dari malam-malam sebelumnya, malam dengan hujan tiada henti.
Kriek…
Pintu kamar terbuka. Seorang tampak terlelap di kamar tidurnya. Malam ini dingin, meski tak ada hujan.seorang itu tampak sangat menikmati tidurnya. Mungkin karena tugas sehari-hari yang ia emban cukup berat.
Wanita itu berjalan ragu. Hatinya bergetar tak henti. Benarkah hal yang akan ia lakukan malam ini. Menemui seseorang yang tak pernah mempedulikannya. Meski bertahun lamanya ia mengagumi sosok itu. Angin berhembus melewati tengkuk wanita itu, dingin malam makin membuatnya ragu untuk melangkah. Begitu perlahan ia mendekati lelaki yang terlelap dalam tidurnya. Jam dinding berdetak sebelas kali. Ini hampir tengah malam.

“ Mas Hadi “ sapa wanita itu pelan, sangat pelan bahkan mungkin hanya telinganya sendiri yang mendengar. Wanita itu melangkah makin dekat. Rasa putus asanya selama ini tiba-tiba lenyap digantikan getaran-getaran bahagia di lubuk hatinya. Wanita itu menatap lekat wajah lelaki yang selama ini mendiami hatinya. Air matanya menetes begitu saja. Bibir mungilnya tampak menggumamkan sesuatu. Ia tampak begitu khusyuk melantunkan ayat-ayat yang tak pernah lepas dari hatinya.
Berulang kali tangannya akan menyentuh dahi lelaki itu, namun selalu diurungkannya. Ia hanya memberi selimut pada lelaki itu. Lelaki itu bergerak dari tidurnya, mungkin merasa tidak nyaman.
“ Waktunya sholat tahajud, Mas ” bisik wanita itu.
Perlahan ia menyentuh dahi lelaki itu lalu mencium pipi kanannya.
“ Maafkan aku “ wanita itu masih terisak. Tak pernah terpikirkan olehnya untuk bertindak senekat ini, “ Maafkan aku yang mencintaimu “
Lampu ruangan yang redup tiba-tiba padam. Seberkas sinar menyadarkan wanita itu akan sisa waktu yang ia miliki.
==========

Hadi terbangun dari tidurnya. Sejenak ia berdoa bangun dari tidur. Seberkas cahaya dari lorong menyilaukan matanya. Mengapa pintu sedikit terbuka ? Dia baru saja bermimpi. Apakah arti mimpinya. Seseorang yang sangat dikenalnya. Seorang wanita bernama Adinda mendatanginya, melantunkan beberapa ayat suci lalu pergi. Tak berapa lama ia mengambil air wudlu dan sholat tahajud.
Adakah kiranya ia tahu tentang jodoh, namun jodoh itu di tangan Tuhan. Mengapa Adinda tiba-tiba datang dalam mimpinya. Adakah satu hal yang harus ia ketahui. Ayat-ayat apakah yang dibaca Adinda, mengapa wanita itu menangis. Apakah pernah ada luka dihatinya, yang sampai saat ini belum tersembuhkan.
Hadi membaca surat Ar-Rahman untuk menenangkan hatinya. Dan nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan. Subhanallah begitu banyak khilaf telah ia lakukan. Hadi mengingat pertemuannya pagi tadi dengan Adinda, wanita berhijab itu menatapnya cukup lama. Hadi hanya menyapanya dengan senyuman dan anggukan kepala. Tapi ia merasakan ada hal yang ingin disampaikan oleh seorang Adinda, mengapa wanita itu tidak menegurnya dan terus berlalu menyisakan tanda tanya untuk Hadi. Apa sebenarnya yang ingin dikatakan oleh wanita itu. Apakah suatu hal yang selama ini ia pertanyakan pada Tuhannya yaitu jodoh. Ataukah itu hanya perasaannya saja. Bergegas Hadi berniat sholat istikharah, mungkin Tuhan segera memberi jawaban atas pertanyaan yang berkecamuk di hatinya.
==============

Pagi itu seperti biasa Hadi menunaikan ibadah sholat dhuha di musholla kampus kemudian dilanjutkan membaca surat Al Waqiah. Biasanya ia juga melihat Adinda memasuki musholla tersebut, tapi hingga hampir satu jam ia berada di musholla itu tidak ada Adinda. Mungkin wanita itu tidak ada kuliah hari ini, pikir Hadi.
“Assalamualaikum.” sapa Fajar, teman akrab Hadi
“Waalaikumsalam.” balas Hadi.
“Hadi sudah tahu kalau Adinda kecelakaan tadi malam dan sekarang kondisinya kritis. Rencananya teman-teman seangkatan akan menjenguknya siang ini.”
”Tadi malam?”
”Iya. Memangnya ada apa Had? Kamu terlihat pucat”
”Saya belum sarapan.” elak Hadi
”Nanti jadi ikut? Sepertinya aku tidak bisa ikut, ada janji asistensi tugas akhir dengan dosenku.”
”Insya Allah saya usahakan sebab saya juga punya banyak agenda hari ini.”
”Ya sudah aku mau kuliah dulu.”
Hadi tersenyum pada sahabatnya. Semoga tidak ada hal buruk yang akan terjadi.
==================

Malam menyisakan bulan separuh ketika perlahan Hadi mendekati Adinda yang sedang terbaring koma. Aneh, harusnya ini tak boleh terjadi, mereka bukan muhrim tapi mengapa Hadi tiba-tiba nekad datang ke rumah sakit di tengah malam.
”Adinda kamu harus bisa menghadapi ini semua. Kamu harus kuat, kamu harus sembuh. Kamu harus kembali kuliah, membahagiakan orangtuamu.” kata Hadi lebih seperti sapuan angin yang menyentuh gendang telinga Adinda.
”Ayat-ayat apakah yang kau bacakan untukku kemarin malam. Mengapa hatiku merasakan kesejukan saat kau membacanya dan kekosongan saat engkau mengakhirinya.” tanya Hadi. Namun Adinda hanya terdiam.
”Adakah yang ingin kau katakan padaku?”
”Dinda bangun!”
”Dinda ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu. Bangun Dinda!”
Sinar terang menyentuh bahu Hadi, membawanya dalam ketenangan. Hadi benar-benar tidak mengerti apa yang tengah terjadi. Bayangan darah dan suara klakson panjang mengacaukan pikirannya. Hadi merasakan ngilu di semua sendi tulangnya. Apa yang tengah terjadi. Sinar terang kembali membawa Hadi dalam keheningan, tanpa bayangan darah serta bunyi klakson. Benarkah semua ini telah berakhir.
Malam itu banyak menyisakan tanya untuk Hadi sebelum akhirnya ia menyadari dirinya pun kini terbaring lemah karena kecelakaan yang menimpanya siang tadi. Saat ia dan teman-temannya akan berangkat menjenguk Adinda. Samar-samar ia mendengar bacaan ayat suci Al Qur’an.
”Dinda”
Wanita berhijab itu hanya tersenyum simpul tanpa menghentikan bacaan ayat-ayat suci yang tengah ia lantunkan.

Surabaya, 8 mei 2009

Aduh Aku Terlambat….


Masih juga Laras tersenyum ketika semua mata memandangnya tajam. Entah apa ia tak merasa bersalah, ataukah ia hanya menutupi kegundahan hatinya.
”Seneng banget Non...” sapa Tiara.
Mutiara gadis manis, kembang kantor. Siapa sih yang tidak kenal dengan gadis sesupel Tiara. Sesuai namanya Mutiara begitu berhaga kehadirannya bagi setiap orang. Lelaki mana yang tidak luluh melihat senyum dan tawanya.
”Iya...” sahut Laras.
”Hmmm...yang habis nungguin suami kerja”
Laras menatap Tiara tanpa amarah, ”Lho kok tahu? Hihi jadi malu deh ketahuan”
Tiara menatap wanita berambut sebahu dengan tatapan gemas.
”Jadi kamu masih ndeketin Rama?”
”Bukannya memang sudah dekat ya?”
”Kamu jangan sok nggak mau tahu. Dia sudah punya calon isteri”
”Oh ya???” Laras mendekati Tiara yang masih menatapnya enggan.
”Jangan kamu sebarkan konsep jodoh bodohmu itu”
”Waduh...kok Tiara tahu banget tentang aku? Hihi...”
”Serius dong Ras”
”Lha?”
”Konsep jodoh bodohmu itu”
”Bukannya jodoh itu di tangan Tuhan, sesayang apapun kalu belum jodoh tidak akan pernah satu. Sebenci apapun kalau jodoh ya bisa juga menikah, nah apa yang salah dari konsep jodoh itu?”
”Salah karena kamu masih mengharap Rama”
”Hehe...”
Laras meninggalkan Tiara yang masih terbengong mendapati kelakuan Laras yang sudah seenaknya sendiri. Benar-benar Laras adalah anak yang keras kepala. Bosan rasanya mendengar nama Laras tiap hari di kost, tak bisakah nama itu terhapus dari daftar nama teman-temannya. Mengapa juga harus satu kantor dengan wanita berambut lurus sebahu yang menyebalkan itu.

Laras mendekati Rama, ”Mas, jangan lupa nanti Laras minta data aligment rotor ya...”
”Oke” jawab Rama tanpa memandang Laras.
”Pokoknya harus cepet, Laras harus membuat laporan ”
”Iya Non, cerewet banget sih”
“Hihi…”
“Lagian tumben bahagia banget? Biasanya manyun tuh”
”Ye...manyun karena nungguin data dari Mas Rama tuh”

Sementara dari kejauhan Tiara menatap Rama dan Laras. Ini harus dihentikan jika tak ingin misi incomplete apalagi sampai misi failure. Mengapa harus berurusan dengan Laras. Wahhh....rasanya nama itu harus benar-benar terhapus kalau tidak ingin stress.
Mengapa Laras susah sekali dinasihati. Memang benar-benar wanita terbodoh yang pernah ada dalam kehidupan. Mengapa juga Tuhan menciptakan makhluk seperti dia.
”Mas Rama...” sapa Tiara seraya mendekati Laras dan Rama.
Lelaki berambut agak ikal itu menoleh ke arah Tiara, ”Ya?”
”Gimana kemarin jalan sama Mbak Anggi-nya?” sengaja Tiara menekankan nama Anggi di sana. Biar saja Laras tahu bahwa lelaki incarannya ini sudah punya pacar.
”Jalan ke mana kemaren? Nonton? Wah romantis nih ye...” sambung Tiara.
”Hehe..iya, kok kalian perhatian sih?” tanya Rama.
”Ya kami ngikuti perkembangan hubungan kalian” kata Tiara.
Laras tersenyum simpul.
”Kenapa Ras, senyum-senyum gak jelas?” tegur Tiara.
”Kasih tahu nggak ya...???”jawab Laras enteng.
”Gak penting kok bagiku” sahut Tiara.
Sekali lagi Laras hanya tersenyum mendengar ucapan Tiara. Sementara Rama sebenarnya sudah tak ingin terlibat dalam pembicaraan.
”Aku cabut dulu ya Ras, Ti...” kata Rama.
”Oke...” sahut Laras
”Take care Mas, semoga hubungan Mas Rama dan Mbak Anggi terus langgeng” Tiara menekankan nama Anggi dalam ucapannya.
”Amin...makasih” kata Rama

=============

Aku rindu setengah mati kepadamu...sungguh kuingin kau tahu...
Aku rindu....
Lagu D’Masiv masih terdengar nyaring di ruangan berukuran 6m x 6m.
”Waduh lagunya kok mellow gini” protes Damar, ”Biasanya nggak begini, lagi kangen siapa nih???”
Uki tersenyum simpul, ”Hehe”
”Wah teman satu kontrakanku kayaknya lagi jatuh hati nih”
”Sok tahu”
”Kelihatan lho Ki...”
”Hehe...”
”Sama cewek mana nih? Perasaan masih kantor-kontrakan, nggak pernah jalan”
”Hehe”
”Wah langsung lamar saja Ki....daripada terlambat”
”Belum bisa”
”Lha kok?”
”Dianya belum siap”
”Sudah nanya sama yang bersangkutan nih?”
”Belum...hehe”
”Payah kamu tuh Ki...aku bantuin deh, tapi kasih tahu siapa nih? Jangan-jangan teman sekantor atau masih satu keluarga besar perusahaan”
”Hehe...”
”Nah loh ketahuan,...”
”Kami masih hanya berteman kok Mar”
”Ya makanya segera diresmikan. Tanya langsung ke pihak keluarganya”
”Insya Allah”
”Buruan”
”Hehe...”
”Lha???”
Uki tertawa kecil melihat antusias Damar, sahabatnya. Dari dulu memang Damar paling sibuk mencarikan jodoh buat Uki, padahal dia sendiri masih berstatus single. Tapi selalu saja Damar mengelak bahwa dia masih muda, belum cukup umur untuk menikah.
”Aku mesti istikharah dulu baru bertindak”
”Nggak keburu dilamar orang tuh cewek?”
”Aku pantau terus kok status facebooknya...masih single”
”Wah gila bener nih sahabatku Uki, percaya sama tulisan di media yang gak jelas”
”Dan belum ada foto dia berdua ma cowok”
”Bener dah...ampuuuunnnnn deh Ki....”
”Hehe..”
”Jadi penasaran nih, yang mana sih orangnya?”
”Gak cantik kok”
”Waduh beneran deh sahabatku ini jatuh hati”
”Hehe”
”Hehe...”
”Lho kok?”
”Lha masa’ kamu terus yang hehe hehe...”

=========

Laras membuka facebooknya, ada sebuah message.
Dari Anggi :
’Iya, aku memang lagi sakit. Kok Laras tahu? Biasa kok telat makan saja’
Laras mereplay message dari Anggi
’Waduh jangan malas makan mbak...apa takut ndut kaya’ Laras??? Hehe...ya semoga segera sembuh deh mba...^_^’

”Ras, materi presentasi sudah kamu siapkan belum?” tegur Pak Ardhan, atasan Laras.
Buru-buru Laras menutup window facebooknya.
“Sudah gak apa-apa kok” ucap Pak Ardhan
”Sudah siap Pak, semua materi plus laporan dalam bentuk hardcopy”
”Siiip....”
”Oh ya betah kerja di luar kantor?”
”Betah Pak”
”Hmmm...baguslah. Terus gimana perkembangannya dengan Rama?”
”Apanya Pak?”
”Baru dengar gosip kalau ada apa-apa antara kalian”
”Hanya gosip kok Pak”
”Bagus lagi kalau bukan sekadar gosip”
Laras tersenyum kecut mungkin pahit. Pantas saja dalam struktur proyek beberapa bulan ini Rama dan Laras di tempatkan di luar kantor. Padahal Rama sangat ingin bekerja di kantor.
”Bapak tahu apa antara saya dan Mas Rama?” tanya Laras polos.
”Nah sehabis ini kan kamu diangkat jadi pegawai, langsung diresmikan saja”
”Saya Pak?”
”Apa mau disumbang undangan nih?” goda Pak Ardhan.
”Hehe...”
”Entar aku bilang sama Rama supaya cepat lamar kamu”
”Hehe...”
”Kan enak bisa kerja bareng terus”
”Hehe...”
”Malah ketawa-ketiwi kamu tuh.”
”Lha???”
”Bapak bantu sebisanya ya...”
Laras menyingkap rambutnya yang sebahu. Tiba-tiba saja dia merasa gerah. Dulu memang dia sempat menaruh hati pada Rama. Tapi itu dulu....

===========


Ya Rabb, pemilik segala hati
Terasa kerinduan menyesakkan jiwa
Melampiaskan segenap kasih padanya
Mungkin rasa ini terlalu cepat tumbuh
Namun belum pantas semua ini kusebut cinta

Aku masih menatap fotonya
Yang terus tersenyum indah
Sungguh kuingin dia mewarnai hatiku
Sungguh kuharap dia menemaniku
Namunkah hatinya telah benar untukku?
Ya Rabb, pemilik segala jiwa
Hatiku kini kian mengembara
Mencari sang pujaan
Terbang menerawang dunia sang pemimpi
Meski kuharap rasa ini nyata
Sebuah kasih yang kuharapkan menjadi
Sebuah cinta...

Uki menatap layar monitor dengan gelisah.
”Ada apa Ki?” tanya Damar
”Ini...cuma buka facebook saja” jawab Uki
Damar menghampiri Uki yang sedang mengklik 11 comment status Larasati Aprilia changes her relationship from single to in relationship.
Mutiara Adinda Ayu : Sama siapa nih??? Rekayasa ya?
Ethara Grecee : Selamat ya, wah akhirnya nggak single lagi. Sama siapa Ras?
Larasati Aprilia : ^_^
Mutiara Adinda Ayu : Tuh kan ketahuan...hihihi dasar!!!
Saiful Hadi : Wah abis ini statusnya merit dunk, jangan lupa undangannya ya...
Larasati Aprilia : Insya Allah Saif, minta doanya supaya lancar ya...
Saiful Hadi : Amiiinn...
Mutiara Adinda Ayu : Sama siapa Non? Jangan buat gosip yang aneh2
Ethara Grecee : Oke juga tuh pacarmu ^_^
Larasati Aprilia : Hehe....
Mutiara Adinda Ayu : Ini gosip khan???

”Oh, jadi wanita itu Laras” goda Damar.
”Hehe...”sahut Uki.
”Wah berarti benar-benar telat nih kamu”
”Hehe...”
”Tapi kan belum ada janur kuning yang melengkung. Tenang saja Ki...”
”Hehe...”
”Kok cuma hehe hehe saja atau jangan-jangan???”
”Pacarnya itu aku...hehe”
”Lha....”

=========

Laras berjalan di samping Rama.
”Bagaimana kondisi mbak Anggi?” tanya Laras.
”Alhamdulillah baik.”
”Syukurlah, dia wanita yang baik Mas”
”Memangnya kamu bener dah punya pacar?”
”Calon suami...insya Allah bulan depan mau lamaran”
”Secepet itu?”
”Maksud Mas?”
”Hehe...masih baru kemarin gosip Laras-Rama”
”Mau digosipin terus nih???”
”Hmmm....nggak juga sih”
”Sampaikan salam buat mbak Anggi ya Mas”
”Siipppp”
”Hehe...”

Tiara menatap enggan ke arah Laras dan Rama. Harusnya bukan wanita ini yang mendampingi Rama. Harusnya bukan seorang Larasati.
”Waduh benar deh aku terlambat, Laras berhasil mendapatkan Rama....”pikir Tiara.

==========

Bekasi, 20 Mei 2010
Ditulis : Eka S

Pelangi di Langit Senja


Pertengahan Juni 2010

Hujan masih mengguyur wilayah Jakarta. Sementara Andhini tak acuh akan kondisi di luar kantornya. Pekerjaanya cukup banyak hari ini. Sekalipun ia masih berstatus magang namun sukses tidaknya rehabilitasi PLTU unit 4 tergantung padanya. Ia sebagai pihak perencana dan pengendali rehab PLTU unit 4. Dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul setengah lima waktu Indonesia bagian barat.

“Aku pulang dulu ya Say…”ucap Ria, teman satu profesi Andhini.,”udah dijemput nih”
Andhini mengangguk pelan. Matanya masih belum juga beranjak dari deretan huruf dan angka di layar monitor computer. “Take care ya Say…”
“Okey…assalamualaikum” kata Ria seraya mengambil tas ransel yang diletakkan dibawah meja computer, “ Jangan lupa makan malam Say, tadi siang kan kamu sudah absen makan. Diet boleh tapi jangan keterlaluanlah entar maag lagi”
“Waalaikumsalam Makasih say, tapi beneran nih perut masih full” sahut Andhini pelan.

Ria beranjak pergi meninggalkan Andhini yang masih berkutit dengan hitung-menghitung biaya barang permintaan manager proyek.
Andhini tak bisa memungkiri hatinya yang kian bersedih. Siang tadi dia mendapat short message dari teman kuliahnya mengabarkan bahwa Cahyo, lelaki yang pernah menjadi pujaan hatinya akan menikah awal Juli nanti.
Mengapa bintang seterang itu tak lagi terlihat. Mengapa cahaya seterang itu tak mampu menghadirkan kedamaian. Mungkin karena satu kata yang tak pernah tersentuh, yaitu CINTA. Bagi Andhini Cahyo adalah bintang dalam kehidupannya. Sesosok sempura yang pernah memberi impian dalam kisah hidupnya, memberi warna yang indah, dan melukiskan simfoni terindah di palung hati. Benarkah cinta itu telah hadir menaungi hatinya sekalipun berulang ia memungkiri adanya cinta untuk seorang Cahyo.

“Rajin banget sih” suara bass membuyarkan lamunan Andhini.
Tentu saja Andhini mengenali suara itu, suara dari Awan, senior satu almamater dengannya.
“Ah gak rajin-rajin amat kok Mas, lha daripada ntar diomelin Bos karena belum kelar. Kan besok mau ada rapat dengan rekanan.” Jawab Andini seraya menatap Awan, “Kok Mas Awan belum pulang?”
“Piket”
“ Gak kangen ma Surabaya Mas?”
“Hehe…insya Allah Agustus mau ke Surabaya”
“Oh ikutan overhaul di Gresik ya…wah enaknya”
“Ikut aja Cil…”
“Yee…emangnya segampang itu. Lha terus aku kerja apa di sana. Kan orang-orang di unit pemeliharaan wilayah timur cerdas-cerdas. Wah bisa jadi pengangguran tertutup aku di sana”
“Hehe…”
“Aku ada undangan meritnya temanku awal Juli di Surabaya”
“Cewek apa cowok?”
“Ikhwan”
“Hmm…nggak datang juga biasanya wajar. Kan tempatnya jauh dari sini.”
“Masalahnya bukan itu Mas…”
“Wah…jangan-jangan kamu patah hati ya…”
“Sok tahu nih Mas Awan”
“Hehe…aku pikir Kecil masih naksir aku”

Andhini tersenyum simpul, pipinya merona merah. Beberapa bulan lalu orang-orang bengkel mencomblangkan dirinya dengan Awan. Kebetulan sekali mereka berdua berstatus single di facebook. Awan bekerja sebagai asisten engineer untuk control dan instrumentasi, sedangkan saat itu Andhini magang di bagian mekanik.
“Kenapa kamu dulu kuliah di Mesin?” Tanya Awan
“Ceritanya panjang, males cerita…hehehe”
“Ternyata kamu orangnya garing juga ya…”
“Hmmm…Kayaknya Mas Awan ini belum tahu ya, aku dulu di Jurusan Mesin termasuk akhwat lho…”
Awan tertawa kecil, “Ya, ada yang cerita ke aku kamu mantan ketua keputrian”
“Pasti Mas Andra yang membocorkan aib ini ya? Terus dia bilang apalagi?”
“Kamu pendirinya departemen keputrian kerohanian islam di jurusan teknik Mesin”
Andhini tersenyum, “Dulu…masih kecilnya aku…”
“Hmmm… Bukannya sekarang juga masih kecil, teman-teman semua memanggilmu kecil”
“Tahu deh mereka tahu darimana julukanku waktu kuliah,KECIL”
“Perlu bantuan gak nyusun IR ma PRnya?”
“Temani ngobrol aja Mas…hehe”
“Waduh takut ah, ntar kena fitnah lagi…dicomblangin lagi deh..”
“Hehe…emang kenapa sih mesti menghindar. Toh sekalipun mereka ribet nyomblangin tapi kalo Tuhan belum menuliskan kita berjodoh kan gak mungkin bisa merit.”
“Betul juga analisanya”
“Yee…”
“Emang Kecil dulu suka beneran ma aku?”
Andhini menatap seniornya yang tidak pernah bisa serius ini dengan tatapan yang cukup mengancam.
“Masih perlu jawabankah?” tegur Andhini
“Iya…aku penasaran banget. Heran, mengapa mereka kompak sekali membuat gossip aku dan Kecil.”
“Yee…?”
“Lha?”
“Kepriye toh Mas?”
Awan menatap gadis kecil di hadapannya. Terkadang pembawaan Andhini terlihat dewasa namun saat di lokal ia terlihat begitu kekanak-kanakan.
“Hayo melamun apa nih Mas Awan?”
“Hehe…” Awan nyengir.
Andhini mengemasi kertas di meja komputernya.
“Eh itu foto siapa?” Awan menyahut sebuah gambar diantara kertas-kertas Andhini.
“Aku ma mantan ketua himpunan Mesin”
“Mantan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa juga kan?”
“Itu yang bakal nikah awal Juli nanti.”
“Ceritanya patah hati nih?”
Andhini melirik Awan. Jantung Awan tergetar hebat.
“Tatapanmu bikin shock jantung.”
“Mas Awan, aku pulang duluan. Met piket ya…”
“Boleh aku pinjam komputernya? Aku mau kirim email ke temanku”
“Pakai facebook juga boleh kok. Pakai saja…”
“Okey thanks Kecil…”

Andhini beranjak pergi sementara hujan di luar kantor telah reda.
Langit mulai cerah ketika mendung beranjak pergi. Senja tampak bagitu indah melukiskan kerinduan hati. Namun semua kisah yang Andhini harapkan telah lenyap begitu saja. Sejak kepergian Cahyo dari hatinya. Sejak ia menuliskan kepedihan dalam lembaran kisah cintanya.
”Ya Rabb, hanya Engkau yang tahu apa yang seharusnya terjadi. Jadikanlah indah dalam kisah hidupku. Aku tak ingin jauh dari naungan cinta-Mu. Ya Rabb, jadikanlah Cahyo dan isterinya sebagai keluarga sakinah, mawadah warahmah. Amin” bisik hati kecil Andhini.
Airmata Andhini menetes begitu saja namun ditepisnya segala kegudahan hatinya. Ia harus percaya bahwa sang Illahi memiliki kisah yang indah tersendiri untuknya.

Ditulis : Eka

RindukanMu


Ingin kulukis langit dengan warna terindah…
Menari di setiap napas hatiku...
Menggenggam mimpi dan harapan yang kian meluap....

Hanya dengan cintaMu aku bertahan...

Melangkahkan kaki tak terbatas...
Menelusuri tiap terjalnya tebing kehidupan...
Semua akan terasa indah....

CintaiMu...

Melengkapi setiap heningan hari yang ada...
Mendapatkan kedamaian nan abadi...
Menerawang harapan yang kian nyata...

Hanya bersamaMu...

Izinkan aku selalu bersamaMu...
Jangan lepaskan aku dari kasihMu...
Tiada sanggup diiku berlalu dalam kesendirian...

Namun..

Fatmorgana cinta telah menjebakku...
Mencoba melukis luka dalam hati namun berhias keindahan...
Ini bukan cinta hakiki, hanya fatamorgana....

Ku pun jauh dariMu...

Meski tiap tengah malam masih aku bersujud...
Namun hati ini terasa berbeda...
Ya Rabb, jangan biarkan aku terus terjatuh...

Aku menginginkanMu....

Aku tak akan sanggup menghadapi ini semua...
Aku tak ingin berpaling dariMu...
Aku ingin mencintaiMu, hanya Dirimu....

Sekian banyak laluan dalam hidupku...

Ijinkan aku kembali rasakan cintaMu...
Ijinkan aku menggapai kasihMu...
Ijinkan hanya Dirimu di hatiku...

Jakarta, Agustus 2010
Ditulis oleh : Eka S

HATI YANG TERTAWAN


Mungkin semua harusnya telah usai
Namun masih juga detik itu berlalu
Membelenggu tiap hati yang inginkan kebebasan
Tuhan, tolong aku
Bisik para hati yang tertawan
Menelusup rasa duka tiada henti
Aku ingin ia datang menolongku
Memberi sepercik cahaya hingga aku masih punya alasan

Ini bukan sekadar hidup atau mati
Tuhan, seharusnya rasa itu tidak menghujamku
Membawaku dalam dunia pikiranku
Membelenggu hati yang begitu rapuh

Kini biar semua tertulis
Dalam lapisan atmosfer
Yang tiada pernah terbaca
Hanya menyesak rindu semakin abstrak
Membawa keabadian cinta semu
Entah kapan berakhir

Tuhan, kutitipkan ia pada-Mu
Sekalipun aku tiada mengenali
Namun aku yakin ia mencintai-Mu
Seputih awan yang menghiasi langit

Tuhan, lindungilah selalu tiap langkahnya
Karena cahaya kasih-Mu akan selalu tumbuh di hatinya
Dan ia takkan berpaling dari-Mu

Bekasi, 4 Agustus 2010
Ditulis oleh : Eka S

PERNIKAHAN



"Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih & sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya" (HR. Abu Sa'id)


"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" (Ar-Ruum 21)

"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan kerunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (An Nuur 32)

"Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah" (Adz Dzariyaat 49)

"Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk" (Al-Isra 32)

"Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang, kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar menjadi cocok dan tenteram kepadanya" (Al-A'raf 189)

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)" (An-Nur 26)

"Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan" ( An Nisaa : 4)

"Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku" (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)

"Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah" (HR. Tirmidzi)


"Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya" (HR. Bukhori-Muslim)

"Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat, sebab syaithan menemaninya. Janganlah salah seorang di antara kita berkhalwat, kecuali wanita itu disertai mahramnya" (HR. Imam Bukhari dan Iman Muslim dari Abdullah Ibnu Abbas ra).

"Dunia ini dijadikan Allah penuh perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan hidup adalah istri yang sholihah" (HR. Muslim)

"Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas" (H.R. At-Turmidzi)

"Barang siapa yang diberi istri yang sholihah oleh Allah, berarti telah ditolong oleh-Nya pada separuh agamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia bertaqwa pada separuh yang lain" (Al Hadits)

"Jadilah istri yang terbaik. Sebaik-baiknya istri, apabila dipandang suaminya menyenangkan, bila diperintah ia taat, bila suami tidak ada, ia jaga harta suaminya dan ia jaga kehormatan dirinya" (Al Hadits)

"Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram" (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)

"Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara" (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud)

"Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak" (HR. Abu Dawud)

"Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain" (HR. Abdurrazak dan Baihaqi)

"Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari)

"Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang" (HR. Thabrani)

"Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka" (Al Hadits)

"Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya" (HR. Thabrani)

"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama" (HR. Ibnu Majah)

"Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama" (HR. Muslim dan Tirmidzi)

"Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih)

"Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan)

"Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad)

"Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)

"Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)

Jakarta, 2 Agustus 2010