Jumat, 24 Februari 2012

Lirih sang Malam


Masih termenung diriku, saat segalanya terasa begitu gelap.
Sungguh, aku tak mampu berkata apapun.
Ketika rintik hujan dan heningnya malam merengkuh.
Hampir saja aku berputus asa.
Namun pada akhirnya hanya ada untaian airmata.
Bibirku terdiam, suara hatiku beristighfar tak terhenti.
Entah sampai kapan.

Aku mencoba menenangkan diri.
Bukankah tiap malam kini menghadirkan ketakutanku.
Sungguh, aku sangat percaya pada-Nya.
Atas segala limpahan karunia-Nya.
Lalu, mengapa masih ada kesedihan.

Aku tak ingin berhenti meminta ampunan-Nya.
Atas ketidaksanggupan aku untuk menjalani segalanya.
Doaku semoga Allah menunjukkan jalan-Nya atasku.
Hingga tak ada keraguan dan kepedihan jiwa.
Hingga terasa damai hati bersama cinta-Nya.

Yaa Rabb,…
Sungguh, Engkau tahu apa yang tersembunyi di hatiku.
Apa yang berbisik di nuraniku.
Apa yang kupinta di setiap malamku.

Yaa Rabb….
Begitu lemahnya jiwaku, hingga tetesan airmata mengalir deras.
Aku tak ingin merasakan kepedihan ini.
Aku tak ingin merasakan perihnya sendiri di sini.
Dimana mujahid yang Kau janjikan???

Yaa Rabb …
Malam ini aku bersimpuh pada-Mu.
Memohon ampun segala khilafku.

Yaa Rabb …
Hadirkanlah imam terbaik untukku.
Hingga tak ada tangis yang menyesakkan jiwaku.
Berikanlah petunjuk atas ketentuan-Mu.
Aku takut luka ini membuatku jauh dari-Mu.
Aku sangat mencintai-Mu.

Yaa Rabb…
Bisikkanlah pada seorang yang berhati suci, dimanapun dia berada.
Aku menunggunya di sini.
Menantikan kehadirannya.
Dan bersama berjalan meraih cinta-Mu.

Yaa Rabb …
Ridhoilah permintaan ini.
Hanya Engkaulah sebaik-baik pemberi.
Dan hanya pada-Mu aku memohon pertolongan.
Kabulkanlah doaku.

Masih kucoba menenangkan jiwaku.
Syahdu dalam untaian dzikir pada-Mu.
Aku sangat mencintai-Mu.

Yaa Rabb …
Pada-Mu kuserahkan diri.
Dan hanya pada-Mu tempatku kembali.