Rabu, 14 September 2011

SAAT INI


Tiba-tiba saja aku sadar, telah banyak hal yang berubah. Sementara aku masih dalam kondisi yang sama. Adakah hal yang salah di sini? Aku yang masih egois dengan diiriku ataukah waktu yang tak mampu mengubahku. Aku juga ingin seperti mereka. tertawa lepas mengikuti arus kehidupan ini. Bukan mencoba bertahan dari derasnya arus. Selain menyakiti, itu takkan membawa perubahan bagiku.


Keangkuhan ini, terlalu membelengguku. Rasa sakit yang masih terasa dalam hati, berharap suatu nanti akan berakhir. Aku juga ingin bahagia, aku ingin tersenyum. Bukan menghiasi tiap malam dengan tangis. Aku terlalu lelah. Meskipun terlalu banyak kekurangan diri namun masih juga aku hanya terdiam.


Kejadian demi kejadian seperti de javu bagiku. Rasa sakit itu, rasa perih itu. Rasanya tak sanggup untuk menghadapinya. Aku ingin sekali menyerah. Aku ingin sekali mengaku kalah. Namun aku tak tahu apa yang harus kulakukan.


Kini kesunyian itu kembali mempermainkanku. Tertawa lepas menatapku yang tentunya masih terdiam. Lalu, apa yang seharusnya terjadi.


Dihempas gelombang
Dilemparkan angin
Terkisah ku bersedih ku bahagia

Di indah dunia
Yang berakhir sunyi
Langkah kaki di dalam rencana-Nya

Semua berjalan dalam kehendak-Nya
Nafas hidup cinta dan segalanya

Dan tertakdir menjalani
segala kehendak-Mu ya Rabbi
Kuberserah kuberpasrah
Hanya pada-Mu ya Rabbi

Dan tertakdir menjalani
segala kehendak-Mu ya Rabbi
Kuberserah kuberpasrah
Hanya pada-Mu ya Rabbi

Bila mungkin ada luka coba tersenyumlah
Bila mungkin tawa coba bersabarlah
Karena air mata tak abadi
Akan hilang dan berganti

Bila mungkin hidup hampa dirasa
Mungkinkah hati merindukan Dia
Karena hanya dengan-Nya hati tenang
Damai jiwa dan raga

Lagu “takdir” yang dibawakan Opick dan Melly membuatku tertegun sejenak. Puzzle apa yang hilang dalam kehidupanku. Rasanya waktu berjalan meninggalkanku. Aku bingung dan tak mampu berucap apapun.


Sungguh aku tak sanggup menghadapi semua ini. Rasanya otakku beku, aliran darahku terhenti, jantungku berdenyut lamban. Semua anggota tubuhku bahkan tak mampu menunjukkan kehidupanku. Rasanya tak ada yang bersahabat denganku saat ini. Bahkan jiwaku pun meninggalkan ragaku. Semua kosong, semua hampa.


Inikah cobaan yang mesti aku hadapi. Namun tak biasanya aku menyerah begitu saja. Kali ini aku benar-benar tak tahu apa yang mesti kuucapkan atau yang mesti kulakukan. Semua berjalan begitu saja, aku hanya menatap kejadian demi kejadian bergulir di hadapanku. Perih ini, airmata ini, takkan ada yang melihatnya. Sedih ini, duka ini, seolah membayangiku.


Cahaya mentari pagi masih meneduhkan. Namun aku tidak bisa merasakan nikmat yang luar biasa itu. Hatiku telah tertutup kabut gelap.Ya Rabb, tunjukkan kuasa-Mu. Sesungguhnya Hamba lemah tanpa-Mu.


Cobaan seorang hamba akan terus mengalir deras, hingga ia dibiarkan berjalan di atas bumi dan tanpa kesalahan sedikitpun pada dirinya (HR Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar