Betapa
bahagianya hatiku saat
Ku
duduk berdua denganmu
Berjalan
bersamamu
Menarilah
denganku
Namun bila hari ini adalah yang terakhir
Namun
ku tetap bahagia
Selalu
kusyukuri
Begitulah
adanya
Namun bila kau ingin sendiri
Cepat
cepatlah sampaikan kepadaku
Agar
ku tak berharapdan buat kau bersedih
Bila nanti saatnya t'lah tiba
Kuingin
kau menjadi istriku
Berjalan
bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian
kesana-kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah t'lah tiba
Izinkanku
menjaga dirimu
Berdua
menikmati pelukan diujung waktu
Sudilah
kau temani diriku
Namun bila kau ingin sendiri
Cepat
cepatlah sampaikan kepadaku
Agar
ku tak berharapdan buat kau bersedih
Bila nanti saatnya t'lah tiba
Kuingin
kau menjadi istriku
Berjalan
bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian
kesana-kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah t'lah tiba
Izinkanku
menjaga dirimu
Berdua
menikmati pelukan diujung waktu
Sudilah
kau temani diriku
Sudilah kau menjadi temanku
Sudilah
kau menjadi istriku
(Lagu
Akad dari Payung Teduh)
Aku tak tahu bagaimana lagunya,
mendengarnya pun belum pernah. Hanya mencoba browsing liriknya saja. Namun aku rasakan suatu kesederhanaan dalam
cinta di lagu ini.
Aku juga membayangkan suamikulah yang
menyanyikan lagu ini. Mungkin terlihat lucu dengan wajah polosnya. Dan mungkin
aku akan bertanya…
Jadi
kamu ingin menjadikanku istri hanya untuk berjalan bersamamu dalam terik dan
hujan, berlarian kesana-kemari dan tertawa. Hanya itu?
Padahal aku tahu ini hanyalah kiasan.
Semoga ikatan pernikahan kami selalu
teduh, di dunia dan akhirat…aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar