Hening malam dalam
syahdunya.
Gugusan bintang
berkelip manja.
Wajah sang bulan di
sapu oleh lembutnya awan hitam.
Angin sepoi membuat dedaunan dan ranting bergoyang.
Sungguh begitu indah
dan nyamannya.
“Engkau lihat putriku, begitu indahnya malam ini” ucap sang
ibu pada anak semata wayangnya.
Sang putri tersenyum manis. Wajah yang teduh tampak dari
raut mukanya. Berdua berada di balkon lantai dua rumah mereka, sedang menikmati
malam tanpa hujan.
“Ibunda, terimakasih atas segala kasih sayang dan
pengorbanannya selama ini”
“Kau tetap menjadi anak Bunda sayang, Bunda tak akan pernah
berhenti berdoa untukmu”
“Jika kelak aku menikah nanti dan ikut suami untuk keluar
kota, apakah Bunda tidak bersedih?”
“Tentu saja Bunda bahagia, selama dirimu juga bahagia.”
“Putri sayang Bunda”
“Bunda juga sayang putri. Pesan Bunda pada putri selalu
mainkan tokoh yang baik dalam setiap episode kehidupan. Kita tak pernah tahu
sampai kapan Tuhan memberi kita kesempatan untuk hidup”
“Iya Bunda”
Putri benar-benar tidak tahu. Dan tidak pernah menyangka.
Seminggu setelah pernikahannya berlangsung, ibundanya jatuh sakit dan akhirnya
meninggal dunia.
Satu pesan Bunda yang masih terngiang dalam benak putri.
Selalu mainkan tokoh yang baik dalam setiap episode kehidupan. Kita tak
pernah tahu sampai kapan Tuhan memberi kita kesempatan untuk hidup
Dan pada sisi Allah
lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia
sendiri dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan lautan, dan tidak ada
sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula) dan tidak jatuh
sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang
kering , melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz) . (Qs Al
An’am :59)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar