Kamis, 26 Juli 2012

BUTTERFLY






Butterfly terbanglah tinggi, setinggi anganku untuk meraihmu, Memeluk batinmu yang sempat kacau Karna merindu
Butterfly fly away so high As high as hopes I pray
To come and reach for you Rescuing your soul
That previous messed up false me and you

Cinta itu seperti kupu-kupu
Tambah dikejar tambah lari
Tapi kalau dibiarkan terbang dia akan datang disaat kita tidak mengharapkan

Kali ini aku menatapmu heran, mengapa segala yang pernah kupikirkan sebelumnya ada padamu. Wahai orang asing, siapakah dirimu yang kini tengah menatapku mesra. Wahai orang asing, siapakah dirimu yang kuizinkan untuk menggenggam tanganku. Wahai orang asing, siapakah dirimu yang mau melangkah mengarungi samudera kehidupan bersamaku.

Pernah aku berpikir, aku takkan lama tinggal di rumah Cipondoh. Padahal itu baru pertama kali aku menginap di rumah yang kubeli dari hasil kerjaku. Dan kukatakan pada ibuku bahwa aku takkan lama tinggal di sana, paling lama setahun. Kini semua terbukti, aku tinggal di rumah Cipondoh pada 26 Mei 2011 dan aku mengemasi barang-barangku dari rumah itu tanggal 25 Mei 2012. Tepat setahun.

Juni 2011, baru saja aku belajar untuk naik sepeda motor. Aku sangat senang belajar naik kendaraan roda dua itu di kompleks perumahan Simprug di Poris. Dan kukatakan pada ibuku bahwa kelak aku akan tinggal di perumahan itu. Padahal cicilan rumah Cipondoh saja belum lunas. Bagaimana bisa aku merasa kelak akan tinggal di perumahan Simprug di Poris. Kini semua terbukti, suamiku telah dua tahun tinggal di perumahan itu. Walaupun cicilan rumahnya belum lunas tapi sekarang aku telah tinggal bersamanya. Amazing story!!!

Januari 2012, ketika kekecewaanku memuncak dan tak mengerti harus bagaimana. Tiba-tiba terbesit pikiranku untuk kembali ke Surabaya. Kupersiapkan diri untuk pindah kerja ke kantor pusat. Mencari pinjaman uang untuk melunasi kredit pembelian rumah. Akhirnya, kudapati juga uang senilai 30 juta. Kujanjikan sampai awal Juli 2012 hutang akan lunas. Lima juta gaji yang kuterima akan segera kutransfer pada saudaraku dan temanku yang bersangkutan. Tak terpikir olehku akan makan menggunakan uang darimana, karena aku sangat yakin Allah akan memberiku rezeki berlimpah.

Februari 2012, sangat bahagia karena di slip gaji sudah tidak ada pemotongan gaji oleh koperasi. Walaupun jika dihitung, aku sudah membayar bunga sebanyak 17 juta ke koperasi. Padahal jangka waktu cicil baru sebelas bulan. Paling tidak sekarang aku hanya konsentrasi untuk penghematan pengeluaran tiap bulan. Dan yang paling penting, proyek pencarian jodoh. Sekalipun aku sudah melamar untuk dipindahkerjakan di Surabaya, tak ada salahnya aku mencari jodoh di Jakarta dan sekitarnya. Mungkin Allah menakdirkan aku di Jakarta karena didekatkan dengan jodoh, seperti doaku selama ini.

Sesuai saran dari seorang yang bijak, rekan kerja yang sudah kuanggap sebagai Bapakku, kuambil cuti. Cuti tahun 2011 yang masih tersisa tujuh hari kuambil terhitung mulai 30 Januari 2012 sampai dengan 7 Februari 2012. Namun tanggal 8 dan 9 Februari aku ijin cuti istimewa (cuti mens) dan tanggal 10 Februari aku ijin biasa. Jadi rencanaku ini baru kerja kembali tanggal 13 Februari 2012.

Rencana cuti berjalan mulus. Walaupun banyak yang mengira aku sedang ada lamaran. Hal yang sebenarnya menyesakkan jiwaku karena aku belum ada calon suami. Namun entah mengapa aku merasa tenang, sejak kuubah doaku yang semula meminta Allah mendekatkan jodohku menjadi meminta Allah untuk mempertemukan jodohku dan memantapkan hatinya untuk menikahiku.

Baru juga aku masuk kerja, ada tawaran untuk menjadi pengurus SP. SP yang merupakan kepanjangan dari Serikat Pekerja adalah hal yang sangat baru bagiku. Awalnya ingin sekali aku menolak, tapi malah aku menerima tawaran itu. Dan dari situ, segala cerita ini berawal. Satu persatu apa yang kupikirkan terjadi.

21, 22, dan 23 Februari 2012 ada pertemuan pertama dengan SP dari unit-unit lain. Pertemuan itu diselenggarakan di Bandung. Alhasil, aku nebeng pada Mas Beni. Berangkat pukul 05.30 WIB dari Cipondoh menuju Bekasi, aku memakai Blue Bird kesana. Perjalanan dilanjutkan dengan memakai mobil dinas yang dikendarai oleh Mas Beni. Banyak sekali yang kami bicarakan, termasuk mengapa aku belum menikah. Lalu, dia berjanji akan mengenalkanku pada rekan kerjanya. Yang dia ceritakan, lelaki itu pendiam dan tidak merokok.

29 Februari 2012 Ada RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang diselenggarakan oleh Koperasi. Sengaja aku tidak menghadiri lama disana. Banyak kerjaan yang mesti aku selesaikan karena terlalu banyak libur yang kuambil. Seminggu kemaren pun aku full di SP. Di rapat ini aku bertemu dengan Mas Beni yang mengulang kembali perkataannya bahwa lelaki yang bernama Arif itu sudah mengenalku. Sempat kupikirkan pada malam sebelumnya, dan kurasa juga sudah berkenalan dengan Arif saat aku masih on job training. Tapi parasnya seperti apa, aku sudah benar-benar lupa. Saat itu Mas Beni menunjuk kea rah bangku depan. Entah mengapa, aku merasa geli saat teman Arif berbicara pada lelaki itu seraya menatapku. Arif sendiri tak peduli akan kehadiranku. Tak habis pikir, Mas Beni memberiku nomer ponsel Arif.

2 Maret 2012, senang sekali kulewati waktu. Tanggal 6-8 aku ada tugas dinas ke Surabaya. Aku dikirim untuk lomba cerdas cermat mewakili perusahaanku. Jumatnya tentu libur, karena masih terhitung masa tugas dinas.

3 Maret 2012, aku masuk kerja walaupun itu hari Sabtu. Ini karena sedang ada Overhaul dan aku masuk tim OH tersebut. Statusku sebagai Rendal mekanik mengharuskanku untuk terus mengikuti perkembangan proses pemeriksaan Gas turbin yang sedang dikerjakan oleh rekan-rekan kerjaku. Pulangnya, aku baru menuju ke Gambir untuk membeli tiket kereta ke Surabaya. Kenapa kereta, karena aku sudah tak punya uang untuk dihamburkan naik pesawat udara. Sengaja aku juga beli tiket lebaran.

Cerita tentang pembelian tiket lebaran ini juga unik. Pertama aku ingin naik Sriwijaya Air, namun ketika minta tolong temanku ternyata alat untuk transaksi internetnya rusak. Kedua kalinya pesan, belum sempat bayar lewat ATM sudah hangus masa pemesanannya. Dan di hari Sabtu itu, aku sempat booking, ketika akan kubayar lewat ATM ternyata harus memakai kartu kredit BNI, dan aku tak punya. Sempat kutelpon ibu, aku bercanda mengapa sampai 3 kali gagal. Kukatakan pada ibu bahwa aku seharusnya tidak membeli tiket pp Jakarta Surabaya karena harus mampir ke rumah mertua.

4 Maret 2012, sengaja aku meliburkan diri, walaupun sebagai tim OH tidak mengenal hari libur. Minggu ini seperti biasa kulalui dengan memasak, mengepel lantai, membersihkan sepeda motor Mio. Lalu, teringat aku tentang satu nomer yang diberikan Mas Beni tempo hari. Tak ada salahnya aku menghubungi lelaki bernama Arif itu. Kutelpon namun tidak diangkat. Kuteruskan aktivitasku dengan menyetrika sambil menonton televisi.

Pukul 10.37 HP-ku bordering, sebuah sms masuk, mulailah percakapan lewat sms antara aku dan Mas Arif.
Him : Ass. Ada apa ya?
(Wah, berarti dia tahu ini nomer HP-ku. Mungkin Mas Beni sudah memberitahu ke dia)
Me  :Wa’alaikumsalam. Tdk ada apa2 Mas, mhn maaf mengganggu
Him :Gak ganggu kok, td lg makan, br balik.
Me :Br balik dr kantor??? Maaf ya Mas, wkt mas beni blg mo kenalin sm mas Arif, eka malah lupa klo dah pernah kenal. Abiznya, dah lama bgt. Zaman2 ojt dlu
Me : Gak ada rncana mudik Mas, asalnya dr daerah mana? Hr selasa-minggu, 5-11 Maret mo ke sby, mudik dlu, hehe
Him :Aq dari Solo, ke sby lg sppd? Memang mau plg kemana? Klo pulang aq mudik sabtu minggu kl gak ada kerjaan
Me :Solonya sukoharjo ato daerah lain? Iya Mas, ada pgd SP plus lomba cerdas cermat (stlah 3 thn di pjb br kli ini bhasil dkirim bwt cerdas cermat
Him :Gak dr kota Solonya, lomba cc K3 di sby ya, dlu aku ikut cc K3, tp jadi juara 5
Me : Wah hebat tuh bs juara. Aku blm blajar jg, mgkn selasanya br blajar krn lombanya rabu. Mas tinggal di simprug blok apa?
Him :Kok th aq tinggal di simprug? Aq tinggal di belakang rumahnya mas hendra oc mkr
Me :Iya, Mas Beni yg kasi tahu. Aku dlu belajar naek motor di simprug (br stengah th bs naek mtor, walaupun matic, hehe) Mas Arif anak k brapa dr berapa saudara?
Him :Kl namanya eka, berarti anak pertama ya, ad Dwi dari 4 bersaudara
Me :Bner Mas, aku anak ptama dr 2 bsaudara. Adekq kuliah di d3 mesin its smt 4. Hr senin msuk kerja Mas? Shiftkah?
Him :Aq udah gak shift lg udah pindah ke pemeliharaan mesin pltu
Me :Bsk senin, aku blh nebeng ngantor Mas? Mhn maaf, klo ga sopan. Plg maleskalo naek busway hr senin, sesak bgt. Rncanaya snin bsk pulang krja lgsg ke gambir, naik kereta ke sby. Boleh Mas?
Him :Insya Allah bisa, tp aq gak ada helm. Bsk klo jadi mau bareng sms aj jm brp?
Me :Mas Arif biasanya brangkat jam brp? Aku nunggu dpn simprug aja, bwa helm sendiri
Him :Jam 06.30 aj mudah mudahan bangunnya ga kesiangan, wass
Me :Ok, insya Allah jm 06.30 eka tunggu di dpn simprug. Mksh bnyak Mas. Wa’alaikumsalam wr.wb

5 Maret 2012, pukul 06.15 aku sudah menunggu di depan perumahan simprug sambil menelpon ibuku. Hari ini Bapak Nuh, orang yang sudah kuanggap sebagai Bapak angkatku sedang ada tugas dinas di Surabaya. Padahal aku biasanya berangkat dan pulang kerja nebeng ke Bapak Nuh. Meskipun menggunakan sepeda motorku, aku paling takut mengendarai sepeda motor ke kantor. Apalagi hari Senin, yang macetnya sudah tidak karuan.

Entah, mungkin hanya perasaanku saja. Saat dia bertanya padaku apakah sudah lama aku menunggu, ada suatu rasa yang tak bisa kuungkapkan. Perasaan nyaman dan teduh yang tak pernah kuduga datang tiba-tiba. Kuputuskan sambungan telponku dengan ibu lalu menjawab pertanyaan lelaki itu.

Santai dan kupikir dia orang yang “on the rule” , karena tidak memotong jalan saat berkendara. Dan yang paling penting, I feel comfort with him. Sesampai di kantor, aku sempat menulis di blog-ku. Saat itu aku benar-benar merasa sangat klik dengannya. Rasanya seperti aku telah menemukannya,  seorang yang selama ini kutunggu kehadirannya. Padahal ini terhitung pertemuanku pertama dengannya. Lagipula belum tentu juga dia masih belum ada calon isteri.

Berikut kata-kata yang kutulis dalam blog-ku setelah bertemu dengan sosok yang bernama Arif

Puzzle yang Terangkai
Solo, UGM, Simprug dan Arif …

Jika satu persatu puzzle masalalu tergabung, muncullah sosok dirimu. Hari ini kali pertama aku berbincang denganmu. Parasku tentu saja berbunga-bunga karena sepulang kerja aku akan mudik ke Surabaya. Aku sama sekali tak peduli apa yang kau pikirkan saat aku berada di dekatmu. Dan aku terus tersenyum bahagia.

Ternyata, dirimu enak juga diajak berbincang. Dan aku tak menyangka akan secepat ini dekat dengan seseorang. Entah apa yang Allah kehendaki terjadi antara kita. Aku hanya merasa nyaman dan cukup bahagia.

Semoga Allah selalu memberikan kemudahan di setiap langkah. Jika memang Allah ridho, aku juga ridho menerima ketetapan-Nya. Bukankah hidup, rezeki, jodoh dan mati adalah hak prerogative-Nya. Tinggallah aku menjalaninya dengan segenap keikhlasan.

Terkadang memang aku merasa putus asa atas segala ikhtiar yang berujung kebuntuan. Tapi aku mesti yakin bahwa di balik itu semua Allah memiliki rahasia terindah untuk diriku.

Ya Rabb, hanya pada-Mu aku bernaung dan hanya pada-Mu aku memohon pertolongan.

Illahi syafarat yadayya fatrubhuma.

Jakarta, 5 Maret 2012 pukul 09.35 WIB

Parasku berseri-seri hari ini. Entah aku bahagia karena akan berangkat ke Surabaya, ataukah karena kehadiran lelaki asing itu. Kutulis sms padanya.
Me : Mas Arif, ntar pulangnya aku ga nebeng, mo langsung ke sby. Makasih ya…
Him : Ya sama2, good luck lombanya, hati-hati!
Jika saja aku bisa berkata jujur, mungkin inilah pertama kalinya aku memikirkan orang yang baru saja aku kenal.

6 Maret 2012, kereta api yang kutumpangi sudah memasuki wilayah kota Surabaya.
Me : Alhamdulillah sudah sampai Surabaya meskipun keretanya molor 1.5 jam dari jadwal awal
Namun sms yang kukirim ternyata belum juga mendapat jawaban darinya, sampai akhirnya aku tiba di rumah.
Him : Telat krn apa? Telat dong ke kantor! Sorry td lg di unit
Me : Acaranya rabu kok Mas, hr ini ngga ke kantor. Eka ga tahu telatnya kapan, tlalu lelap tidurnya krn kursi sblh kosong
Him : Pulang dulu ke rumah ya! Udah sungkem sama ortu   
Me : Iya, pulang rumah. Sampun Mas. Alhamdulillah, Mas Arif dpt salam dr ibuku
Him : Waalaikumsalam wr wb

7 Maret 2012, pukul 20.04 WIB aku kembali mengirim sms ke dia.
Me : Assalamu’alaykum. Bgaimana kerjaan hr ini Mas? Sibukkah? Mas, boleh eka nanya? Maaf klo ptanyaanny kurang sopan. Mas Arif apa sdh pny clon istri? Sbnarnya 2 minggu lalu eka mnt tlg Mas Beni, mngkn sj dia punya knalan yg skiranya mcari istri. Entah dgn alasan apa malah eka dkenalkan dg Mas Arif. Skali lg mhn maaf kalo ptanyaan eka tdk sopan, tp eka hny ingin tahu. Skiranya Mas Arif tdk mau mjawab jg tdk apa2
8 Maret 2012, pukul  02.41 WIB Mas Arif baru menjawab.
Him : Waalaikumsalam, sebenarnya lg gak sibuk. Maaf klo lg jawab sekarang. Jujur aq memang blm punya calon istri. Waktu itu Mas Beni mau ngenalin eka, sy blm bisa jawab ke Mas Beni. Tp kl eka memang belum punya  calon suami bolehkah kenalan lebih jauh? Iya tp aq lahir th 1981 mkn lbh tua 5 thn dr eka! Blh dijawab/ dipikirkan dulu. Sorry kl smsku terlalu serius!
Me : Eka memang belum pny clon suami. Boleh ta’aruf/ kenalan Mas. Mas Arif blh tny apapun ke eka. Tp eka g bisa pacaran, krn smpe skr eka g pnah pacaran.Insya Allah eka siap utk btemu kluarg Mas Arif. Mhn maaf jk eka ada salah.Smg ridho Allah selalu mngiringi langkah kita semua Mas. :)
Him : Ass. Dik, soal sms td pagi, insya Allah sy jg serius. Aq dr dlu jg gak pernah pacaran. Tp bolehkah kenalan lg serius klo dike ka udah nalik dr sby nanti kita atur aja. Semoga ada kesempatan untuk kenal lebih dekat. Maaf kl br bisa balas smsnya skrg.
Me : Wa’alaikumsalam. Iya Mas. :)

10 Maret 2012, aku masih belum bisa melupakan sosok asing yang kutemui beberapa hari yang lalu. Baru kali ini aku merasa tidak betah di Surabaya dan ingin segera kembali ke Jakarta. Padahal dari lahir sampai usia 22 tahun aku tak pernah lepas dari Surabaya. Sempat kukatakan dan kuceritakan tentang sosok yang bernama Arif ke ibuku, tanpa berkata apapun, beliau hanya tersenyum manis kepadaku.

Pagi ini kutunaikan sholat tahajud dan istikharah seperti malam-malam sebelumnya. Sebenarnya dulu, aku sangat takut melaksanakan sholat istikharah. Namun sejak tengah tahun kemarin mulai kujadikan ibadah rutin. Sekaligus untuk lebih mendekatkan diri ke Sang Pencipta. Semalam aku sms Mas Arif, menanyakan kabarnya dan rupanya dia ingin bertanya sesuatu padaku.
Him : Br bangun semalam ketiduran, Alhamdulillah sehat. Kok jam segini sudah bangun di sby udah mau subuh ya? Iya mau tanya eka lahirnya kapan?
Me : Sdh biasa bngun jam set 3 ato jam 4 mengusahakan istiqomah sholat lali. Eka lahir 9 Januari 1987
Him : Gak sebenarnya mau ngaku. Terus terang aq bukan orang khusyuk belajar agama. Pengetahuan agama jg kurang, kl dike ka mau cari imam yg baik keberatan gak?
Me : Hidup itu sebuah proses  utk belajar. Bukan jaminan org yg khusyuk (secara dhahir/ nyata)juga khusyuk hatinya. Criteria suami yg eka inginkan simple Mas : iman, islam, domisili Jakarta/ Tangerang. Mas Arif orangnya baik mkny eka bs pcaya Mas buat jd imam. Br kali ini hati eka merasa ‘pas’ dan ‘mantap’. Mhn maaf klo eka ada salah. Tdk ada maksud untuk memaksa. Hny sj eka merasa ‘sreg’ jika Mas Arif menawarkan untuk mengenal lebih dekat. Nyuwun pangapunten menawi kathah lepat kula. Mhn maaf jg br bls, ini wilayah Surabaya sdh subuh duluan, hehe
Him : Insya Allah. Soalnya criteria calon istriku cm satu, yaitu mau apa tidak …
Me : Mau apa tidak? Maksudnya apa Mas?
Him : Mau apa tidak kl diajak langsung nikah gak usah pacaran, mau apa tidak tinggal di Tangerang, mau apa tidak …. Hanya bcanda dik, aq gak punya criteria khusus, ini lg blik dr musola
Me : Hehe, lucu juga. Klo eka seh tserah Mas Arif dan kluarga. Mknya eka insya Allah siap btemu keluarganya Mas Arif
Malamnya kembali aku dan Mas Arif saling mengirim sms.
Me: Mas Arif, blh tny? Klo blh tahu knp Mas Arif mnghindari yang namanya pacaran dan wanita sperti apa yang Mas cari?
Him : Gmn ya! Aq dr dulu sejak masuk pjb kost sama temen2 angkatanku diajarinya begitu. Mereka udah nikah semua! Tinggal aq yang belum, mungkin aq takut pacaran!
Me : Trus adek2nya Mas Arif apa sdh merit? Ato masih kuliah?
Him : Adikku 2, satu udah nikah, tinggal di Jakarta. Satunya masih di Solo udah ga sekolah. Oya kapan balik Jakarta, naik apa?
Me : Insya Allah minggu malam naik kereta. Entahlah lagi pengin naik kereta. Pdhl harga tiketnya sm dgn pesawat, hehe. Adek2nya Mas Arif cow apa cew?
Him : Laki semua dik, ini lg main ke rumah sama istrinya. Boleh tanya ortu masih sehat semua? Aq dr keluarga guru tp skrg sudah pensiun
Me : Kakaknya Mas Arif apa laki2 jg? Alhamd Bapak dan ibu sehat. Wah sharusnya eka di Jkt ya, biar bs knal dgn keluarg Mas Arif :)
Him : Gak, cewek dah punya 2 putri, tinggal di Solo sm bapak dan adik. Adikku emang klo sabtu minggu kadang main ke rumah.
Me : Kalau ibunya Mas Arif?
Him : Ibuku sudah meninggal dunia sekitar 2 tahun yang lalu
Me : Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Smg beliau slalu dlm naungan cinta dan kasih Allah
Him : Amin, makasih doanya dik
Me : Seandainya Allah mberi kesempatan kita utk btemu dan mngenal lbh jauh. Apa yng akan Mas Arif tanyakan ke eka?
Him : aq akan tanya kenapa dike ka gak mau pacaran? Dan  langsung nikah, entar jawabnya di Jakarta aja ya!
Me : Knp mesti jawabnya di Jakarta??? Supaya kita bs ketemu? Hehe, bcanda Mas. Lgpl bukannya tiap hr bisa ketemu.
Me : Mas Arif Dwi Setyawan, Mas tidak marah kan? Td cm bcanda. Insya Allah, eka jawab ptanyaan itu di Jakarta (bkn di Tangerang ya? Hehe…)
Him : Gak, udah malam met istirahat aj!

12 Maret 2012, pagi di Gambir. Segera aku naik taxi untuk menuju kantor. Masih tak bisa kubayangkan bagaimana nantinya pertemuanku dengan Mas Arif. Apakah rasa yang selama ini ada adalah rasa rindu. Sungguh, sebenarnya aku takut ini hanya apa yang aku rasakan. Namun berkali kuingatkan diri dalam doa. Jika memang Allah ridho, akan dimudahkan segala jalan ini oleh-Nya.
Menjelang pulang kantor, tiba-tiba dia menelpon. Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaanku saat itu, saat dia bertanya aku pulang ke Tangerang ikut siapa. Sebenarnya, aku sudah mau ikut Bapak Nuh pulang ke Cipondoh. Namun karena adanya telpon darinya, aku urungkan rencanaku sms Bapak  Nuh.
Rasanya deg-degan saat dia ada di depanku. Canggung juga diriku saat ada tamu laki-laki di rumah. Namun sikap sopannya membuatku merasa nyaman dan tak sedikitpun terbesit rasa khawatir.
Aku lupa apa yang tengah kami bicarakan satu jam itu. Yang jelas saat magrib tiba,dia berpamitan pulang ke rumah. Mas Arif pun berjanji akan menjemputku besok pagi untuk pergi ke kantor.

13 Maret 2012, kemarin sore aku sempat Mas Arif antar ke travel untuk memesan tiket pesawat ke Surabaya. Tanggal 14-16 Maret 2012 aku ada tugas dinas di Brantas untuk menghadiri workshop pembenahan catalog. Pagi ini aku memesan taxi untuk mengantar ke bandara ba’da magrib, namun akhirnya kubatalkan karena kau ingin mengantarku ke bandara.

Usai magrib, Mas Arif sudah berada di depan rumahku. Padahal biasanya dia sholat jama’ah di musola. Khusus hari itu, dia sholat di rumah, agar tidak telat mengantarku ke bandara. Sesampainya di bandara, dia mengajakku untuk makan malam. Sebenarnya memang aku sangat lapar, tapi rasanya tak pantas juga menerima tawaran makan malam  dari lelaki asing. Bukankah baru seminggu lalu aku mengenalnya?

14 Maret 2012, hari Rabu yang membosankan dimana workshop catalog ternyata tidak seseru Rapat koordinasi Operasi dan Niaga yang biasa aku ikuti. Karena acara ini diadakan 3 hari maka, nanti malam kami menginap di mess. Kebetulan ada teman seangkatanku, Dian. Jadi, nantinya aku dan Dian ditempatkan di satu kamar.

Pukul 18.30 WIB usai menunaikan sholat magrib, semua peserta workshop pergi untuk cari makan malam, sekaligus menikmati udara malam kota Malang. Tiba-tba ketika dalam mobil ada panggilan telpon dari Mas Arif. Karena kondisi mobil yang berisik, aku menyuruhnya untuk komunikasi lewat sms. Pertanyaan darinya membuat jantungku berdegup kencang, keringat dingin dan entah perasaan apalagi yang muncul. Yang jelas, aku menceritakan kejadian ini kepada temanku, Dian. Wanita yang usianya dua tahun diatasku itu berharap, inilah cerita cinta untuk seorang eka.

Kemarin malam sebelum naik pesawat, aku dan Mas Arif sempat bertukar sms. Apalagi pesawat yang aku tumpangi delay. Mas Arif sempat mengatakan akan membawa pihak keluarga Solo untuk silaturrahim ke Surabaya. Kukatakan, langsung saja lamaran. Akhirnya Mas Arif menanyakan kelengkapan lamaran menurut adat daerah Jawa Timur apa saja. Kukatakan bahwa aku tak pernah tahu, Rabu pagi akan aku jawab pertanyaannya.

Dan malam ini, mungkin bisa membuatku tidak bisa tidur.
Him : Dik, kalungnya minta mas putih apa kuning ?
Me : Apa tidak keberatan Mas, eka ndak pingin memberatkan
Him : Kan acaranya lamaran langsung diterima kan!
Him : Gelang ama kalungnya blm dijawab, Alhamdulillah udah dipersiapkan dr dulu, cincinnya nyusul aja ya!

15 Maret 2012, Pagi yang berat untuk kulewati, acara workshop yang amat sangat membosankan. Pulang kerja nanti Mas Arif ada pelatihan Maintenance priority index di Bogor. Pelatihan itu direncanakan baru selesai hari sabtu. Insya Allah hari minggunya Mas Arif dan keluarganya ke Surabaya.

17 Maret 2012, ternyata pelatihannya tidak bisa dibuat setengah hari, jadi sore Mas Arif baru berangkat ke Solo naik pesawat. Rencananya besok, ke Surabaya bersama keluarga naik mobil.
Me : Mas Arif, mhn maaf sblumnya. Ini td eka brunding sm ortu. Awalnya mgkn eka ga pgn meribetkan, jd semuanya dcoba dbuat simple. Tp, skrg eka nurut saja dg apa yg kluarg Mas Arif rncanakn. Mhn maaf td eka terlalu memaksakan utk mbuat semuanya lebih sderhana. Mhn dimaafkan ya Mas… Bsk, dari pihak kluarg Mas Arif mhn menyampaikan rncana acaranya ya, otre2? Mas Arif sudah tidurkah?
Him : Td ketiduran dik, ya besok dibahas bareng aj. Gmn baiknya. Hehe…ribet ya…
Me : namanya jg menyatukan 2 keluarga besar. Tapi entar dari pihakku ngikut aja ya

18 Maret 2012, dulu aku selau berpikir betapa menyenangkannya jika ada seorang lelaki datang bertujuan mengkhitbah. Namun saat ini yang kurasakan malah jauh berbeda. Rasa cemas, bahagia, gugup bercampur menjadi satu. Ini pertama kalinya pihak keluargaku bertemu dengan Mas Arif dan ini juga menjadi pertama kalinya aku bertemu keluarganya, lengkap. Mas Arif mengabarkan akan datang seluruh keluarga intinya, kecuali adik kandungnya yang bungsu.

Persiapan dari pihak keluarga Surabaya pun minim. Karena aku baru mengabarkan kedatangan Mas Arif ini hari Kamis. Hari Jum’atnya ibu dan bapak mencari pihak keluarga yang sekiranya pantas untuk datang. Termasuk pakdhe, budhe, paklik, bulik yang tinggal di wilayah Gresik maupun Surabaya. Nenekku (ibu dari ibu) tidak bisa datang namun terwakili oleh saudara nenek (ibu dari bapak) yang domisili di Surabaya.

Perasaanku yang cemas membuatku tidak nafsu makan. Setelah semua persiapan konsumsi beres, barulah aku beranjak menuju rumah tante yang ada di gang sebelah rumah. Tante berjanji akan make-up diriku. Usai make-up aku kembali ke rumah. Kali ini aku memakai kebaya putih. Kebaya yang pernah aku gunakan untuk perayaan wisuda tiga tahun yang lalu. Bersyukur karena kebaya tersebut ternyata masih muat. Tapi lucu juga, karena tetanggaku tidak ada satupun yang tahu aka nada acara lamaran di rumahku.

Adikku satu-satunya sibuk menjemput kedatangan tamu dari Solo yang waktu itu memakai mobil APV. Keluarga Solo menuju ke Gelora Sepuluh Nopember, padahal saat itu Mas Arif dan keluarga sama sekali tidak tahu peta Surabaya. Akhir-akhir ini baru Mas Arif cerita bahwa dia menelpon Mas Hendra untuk tahu ke mana arah menuju Gelora Sepuluh Nopember.

Tidak biasanya adikku itu semangat jika disuruh kedua orangtuaku, padahal ia baru tahu tadi malam perihal kedatangan Mas Arif. Namun kali ini tampaknya dia sangat bahagia sekali. Ironi, karena aku merasa belum siap menghadapi ini semua. Walaupun aku sudah sreg untuk melangkah menuju pernikahan. Namun kerap di hatiku bertanya, apakah dia lelaki yang selama ini Allah siapkan untukku?

Saat Mas Arif dan keluarganya datang, ibu sempat bertanya padaku yang mana? Setelah aku tunjukkan bahwa Mas Arif yang memakai baju batik hijau, ibu mengangguk pelan. baju itu Nampak kebesaran untuk ukuran badan Mas Arif yang kecil. Akhir-akhir ini Mas baru cerita bahwa itu baju milik bapak Mas Arif. Dan sebenarnya kalian ingin ganti baju sebelum menuju rumah, hanya saja tidak menemukan tempat ganti.

Saat itu aku amat sangat tidak berani menatap mata Mas Arif. Aku sangat khawatir saat terjadi perdebatan tanggal pernikahan kami serta bagaimana acara lamaran akan digelar. Tentu saja pihak keluarga Mas Arif tidak ingin lamaran dilakukan dengan sangat sederhana seperti pintaku selama ini. Tujuanku memang baik, karena tak ingin merepotkan Mas Arif, namun ternyata pihak dari keluarga Mas Arif menganggap apa yang diberikan saat lamaran adalah bukti penghargaan mereka atas diriku.

Tanteku sangat marah ketika kuutarakan akan menyelenggarakan pernikahan dengan cara yang amat biasa pada April 2012 nanti. Bagiku, orang yang sangat sederhana, tak pernah terpikir untuk menyelenggarakan acara pernikahan dengan berlebih-lebihan. Apalagi budget yang aku punya hanya satu juta di tabungan. Bulan Januari 2012 kemarin, baru saja aku lunasi hutang di koperasi dan itupun aku masih punya hutang 30 juta di saudara dan teman. Teman yang berbaik hati memberiku pinjaman adalah Bang Renold. Dia teman satu angkatan denganku, meskipun non islam namun perilakunya sangat baik. Dia selalu menganggap aku adiknya sendiri. Maka tak jarang aku ceritakan permasalahan yang kuhadapi padanya. Sempat juga aku bertanya tentang Mas Arif padanya, dia bilang kalau Mas Arif orangnya baik, ga neko-neko dan orangnya lurus-lurus saja. Berbekal masukan darinya, kucoba mantapkan hatiku. Pagi ini aku juga sempat ber-sms dengan Bang Renold, dia mendoakan semoga acaranya lancar dan diberkahi Tuhan.

Yang membuat suasana hatiku reda adalah ketika Bapak Sunaryo (penerima dari pihak keluarga Surabaya) mendoakan aku dan Mas Arif supaya kelak dimudahkan Allah membentuk  keluarga sakinah mawadah warahmah. Doa ini sangat mengena di hatiku. Mendamaikan hatiku dan memantapkan langkahku untuk kembali merundingkan tanggal pernikahan setelah tahu tanggal kelahiran jawa Mas Arif. Adat jawa sangat kental dan sangat butuh perhitungan antara tanggal lahir jawaku dan tanggal lahir jawa milik Mas Arif. Saat itu keluarga Mas Arif memberi batasan pernikahan selambat-lambatnya akan digelar sebelum puasa Ramadhan.

Menjadi seorang isteri adalah impian setiap gadis, begitu juga diriku. Namun membayangkan akan menjadi isteri seorang lelaki asing, adalah suatu hal yang menurutku menarik sekaligus membuat aku takut, apakah benar dia lelaki yang bisa diandalkan untuk menjadi imamku.

Mas Nandar, adalah sepupuku yang kerap memberi penilaian tentang pribadi orang. Dia sempat menyalahkan adikku karena memberitahu perihal silaturahim keluarga Solo yang terlalu cepat. Adikku juga kerap membaca pribadi orang, hanya dengan tahu namanya. Ilmu yang mereka dapat adalah turunan dari kakek, diantaranya bisa melihat makhluk halus dan berbicara dengan bahasa mereka.

Saat keluarga Solo pulang, Mas Nandar mendekatiku. Kupikir dia akan marah padaku karena lupa memberitahunya. Ternyata dia mengatakan bahwa pilihanku ini baik.

19 Maret 2012, hari ini Mas Arif masih mengambil satu hari cuti. Namun aku sudah masuk kerja. Semalam berangkat ke Jakarta naik kereta api, beli tiketnya pun dadakan.

20 – 22 Maret 2012 aku mulai membiasakan diri bersama denganmu. Berangkat kerja dijemput, pulang kerja diantar.

23 Maret 2012, hari libur karena merupakan hari raya Nyepi. Namun Mas Arif masuk kerja.

24 Maret 2012, pertama kalinya aku menginjakkan kaki di rumah Mas Arif. Dan Mas Arif menunjukkan gelang dan kalung yang sudah dibeli seminggu yang lalu.
25 Maret 2012, Mas Arif mengajakku ke kost adiknya. Dik Setiyadi ini sudah beristri dan tinggal di wilayah Jakarta Pusat. Kami berempat menuju blok M. Kami sempat makan siang di Blok M dan memesan cincin nikah yang terukirkan nama Mas Arif dan aku. Hal yang membuat jantungku berdegup kencang adalah saat pemesanan tulisan di cincin. Mas arif menyuruhku untuk menulis. Dan di kertas pemesanan kutulis Eka loves Arif dan Arif loves Eka. Menjadi satu tanda tanya di benakku apakah sudah ada cinta di hatiku???

30 Maret 2012, kali ini pulang kerja tidak bersama dengan Mas Arif. Mas Arif sudah berangkat menuju ke Solo naik kereta api sedangkan aku menuju Surabaya dengan naik pesawat malam. Esok, rencananya keluarga Surabaya akan silaturahim ke Solo. Akan dibicarakan mengenai tanggal pernikahan kami. Sebelumnya aku dan Mas Arif sudah komunikasikan acara lamaran dan pernikahan ini, ada 2 pilihan yaitu 18 Mei atau 22 Juni 2012.

31 Maret 2012, dengan Xenia yang dikendarai oleh Om Doyok, keluarga Surabaya berangkat menuju Solo. Jam enam pagi kami berangkat dari Bronggalan. Berharap tidak macet dan perjalanan lancar sampai ke Solo. Itu pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Solo, jadi penasaran seperti apa kota Solo, yang katanya rapi itu.

Acara berlangsung sangat lancar, dibandingkan dengan acara di Surabaya 2 minggu lalu. Kemudian ditetapkan, acara nikah di Surabaya 18 Mei 2012 dan acara undhuh mantu di Solo 20 Mei 2012. Kali ini aku memakai kebaya warna oranye, tanpa riasan. Rencananya akan dirias setelah memasuki kota Solo, namun tidak jadi karena kecapekan.

Mengingat saldo tabunganku yang tidak memungkinkan untuk menyelenggarakan acara secara besar-besaran. Apalagi dalam tempo satu setengah bulan. Mungkin alternative terakhir adalah pinjam uang ke koperasi kantor

9-11 Mei 2012, ada pelatihan tanggap darurat dan P3K di Bogor, tiap pagi Mas Arif mengantarku ke Grogol untuk bersiap berangkat. Di Grogol, aku dan kedua temanku nebeng spv K3, Bapak Ahmad Riyadi. Pelatihannya tidak menyediakan penginapan, jadi PP Jakarta-Bogor. Tiap pulang, Mas Arif jemput aku di Bogor. Namun hari terakhir pelatihan, aku langsung ke Gambir untuk bersiap menuju Surabaya.

Berbagai cobaan, termasuk keterbatasan dana sempat melengkapi persoalan persiapan pernikahan. Selera tanteku, sebagai EO pun terlalu tinggi sehingga membuatku pusing tujuh keliling mencari dana. Syukurnya bibi Tun mau meminjamkan uangnya sebesar 15 juta. Dan bulan Mei aku ada bonus 8 juta.

Namun secara keseluruhan, semuanya berjalan lancar tanpa ada kendala. Termasuk hubunganku dengan Mas Arif yang baik-baik saja. Rupanya rencana ngunduh mantu yang di Solo tanpa ada halangan dan lancar-lancar saja.

Untuk dokumen keperluan nikah pun tidak ada masalah. Persiapan nikah ini terhitung 2 bulan dari silaturahim keluarga Solo ke Surabaya. Dan terhitung 1.5 bulan dari silaturahim keluarga Surabaya ke Solo, ini juga termasuk penetapan tanggal nikah.

Perkenalan yang singkat, persiapan yang singkat. Alhamdulillah, keluarga Surabaya juga bisa dapat gedung. Karena tanggal nikahku terhitung rawan, pas libur Kenaikan Yesus Kristus dan cuti bersama.

14 Mei 2012, ada tugas dinas ke Brantas selama sehari, mengikuti rapar koordinasi Operasi dan Niaga. Di sini aku manfaatkan untuk membagi undangan ke orang-orang kantor pusat. Padahal sebelumnya aku bingung, kapan bisa bagikan undangan nikah.

Rencana liburku sampai 27 Mei 2012. Dari dua minggu libur itu, aku hanya ambil cuti sehari yaitu tanggal 16 Mei 2012. Tanggal 14-15 Mei masih terhitung SPD ke Brantas. Tanggal 21-24 Mei dapat libur cuti nikah.

16 Mei 2012, ada acara kirim doa sebelum akad nikah diselenggarakan. Alhamdulillah acara berlangsung lancar.

17 Mei 2012, ada acara siraman. Acara ini dimulai setelah ashar sampai sebelum maghrib. Sebenarnya aku sudah tidak mau ambil paket siraman, mengingat aku pakai jilbab. Namun pengurangannya hanya 500 ribu. Dengan meminta persetujuan calon suamiku, akhirnya kuambil paket Krisan, seharga 12 juta. Paket Krisan terdiri atas acara siraman, nikah dan resepsi gedung. Untuk resepsi memakai 2 baju ganti. Kupilih warna hijau dan merah. Nantinya suasana resepsi serba merah, sesuai dengan warna kesukaanku.

Malamnya, Mas Arif dan Dek setiyadi datang ke rumah, yang kemudian diinapkan di tempat kos tak jauh dari rumah. Dari lantai dua, samar kudengar suara calon suamiku. Berharap esok keluarga Solo datang dengan selamat sampai di Surabaya. Jujur saja, banyak pikiran yang membebani dan mengkhawatirkan saat menjelang pernikahan. Satu persatu acara berlangsung lancar, namun acara inti masih direncakan esok hari, yaitu akad nikah.

18 Mei 2012, seusai Subuh adikku menjembut rombongan keluarga Solo di Tunjungan Plaza. Aku sendiri sudah disibukkan dengan riasan akad nikah. Belum juga aku bisa makan dengan tenang. Meskipun berulangkali perias mengingatkan agar ada makanan yang masuk di perut.

Hal yang paling aku ingat ketika mual mulai menggangguku adalah aku sarapan Promag. Rasa deg-degan yang susah untuk aku kendalikan. Apalagi saat keluarga Solo datang ke rumah. Pukul 08.00 WIB keluarga Solo dan calon suamiku datang. Acara awal adalah acara lamaran dilanjutkan dengan akad nikah. Sempat aku menahan napas saat Mas Arif mengikrarkan diri untuk menikahiku. Sungguh, pengalaman yang luar biasa.

Karena hari jum’at, acara baru dilanjutkan kembali usai sholat Jum’at. Pukul 12.30 WIB perias kembali datang. Rasa kantuk masih menyelimutiku, namun mengingat acara temu manten rencananya pukul 16.00 WIB, kami sudah bersiap-siap beberapa jam sebelumnya.

Dari tiga gaun yang aku gunakan saat akad dan resepsi, dua diantaranya masih baru selesai dijahit. Gaun warna putih dan merah, terhitung masih sangat baru. Aku pemakai pertamanya. Gaun hijau yang kugunakan untuk temu manten bukan kebaya baru, karena dari bulan Maret sudah kupesan.

Acara resepsi berjalan lancar, hanya saja mobil hias belum sempat kena shoot dan foto. Ini adalah hari pertama pernikahanku, hari pertama aku menggandeng tangan lelaki asing. Hari pertama yang menjadikan kehidupanku berubah, dari seorang gadis menjadi seorang isteri.

19 Mei 2012, persiapan ke Solo. Siangnya sempat aku berdua dengan suamiku, membuka amplop kondangan sekaligus menulisnya di sebuah buku. Kami berencana berangkat ke Solo pukul 22.00 WIB.

20 Mei 2012, akhirnya sampai di Solo jam 04.00 WIB. Setelah melakukan perjalanan selama beberapa jam dari Surabaya. Kami menggunakan dua mobil sewaan. Alhamdulillah perjalanan berjalan lancar, walaupun aku dan suamiku duduk terpisah di mobil.

Pukul 06.30 WIB, kami berangkat ke tempat resepsi di Solo. Dengan rasa kantuk yang berlebih, aku dirias. Sempat perias berpikir bahwa yang nikah adalah adeknya dek setiyadi. Sebelum akhirnya mertuaku menerangkan bahwa yang menikah ini adalah kakak dari dek setiyadi.

Usai acara, sekitar pukul 14.00 WIB keluarga Surabaya kembali ke Surabaya, sementara aku ditinggal di Solo. Menginap beberapa hari di Solo. Tanggal 23 Mei 2012 kami berangkat menuju Jakarta naik kereta Argo Lawu malam. Sesampai di Jakarta pagi tanggal 24 Mei 2012, dari Gambir naik taxi ke Tangerang.

25 Mei 2012, mengemasi barang-barang di rumah Cipondoh untuk dipindahkan ke Simprug di Poris. Persis setahun, aku tinggal di Cipondoh. Sama seperti kondisi yang pernah terpikir olehku. Paling lama setahun aku tinggal di rumah Cipondohku. Bersyukur karena setelah menikah hutangku ke saudara pun terlunasi di awal Juni 2012. Rumah Cipondoh sudah lunas, jodohku pun sudah mapan, Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah semata.

Masih jelas dalam ingatanku saat Ustadz Irfan menyuruhku untuk mencari calon suamiku di kantor Muara Karang saja. Pernah juga adikku mengatakan jika sangat nyaman mendapat suami/ isteri yang satu perusahaan, satu wilayah tapi beda kantor. Mungkin itu sedikit pertanda yang Allah berikan padaku. Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala rahasia-Nya.

Ada beberapa pertanda lain, yang berkaitan dengan kotak makan, kasur, kambing, blender dan bangku kecil. Mengenai kotak makan, karena ingin membawa bekal dari rumah maka aku membeli kotak makan seharga Rp 10.000/3 ea. Namun saat membeli terbesit sesuatu, yaitu kelak aku akan mendapat tempat makan yang berkualitas dan lebih mahal, hanya saja aku mendapatkannya secara gratis. Dan ternyata benar, saat jalan sehat ultah PLN aku mendapat tempat makan lock and lock.

Mengenai kasur, sudah lebih dari 3 bulan aku tidur di karpet tipis. Karena takut terkena paru-paru basah, aku berencana untuk membeli kasur. Namun ternyata harganya lumayan tinggi, untuk kasur busa yang kecil bisa mencapai 250 ribu. Kuurungkan niatku. Ternyata Pak Nuh berbaik hati membawakan kasur busa super besarku dari tempat kost (Muara Karang) ke rumahku (Cipondoh).

Ketika qurban tahun lalu, aku sempat kesal karena belum juga mendapat kambing sampai H-3. Tahun-tahun sebelumnya Omku selalu berdagang hewan qurban, namun tahun ini tidak berjualan. Ternyata pada akhirnya, aku mendapat kambing yang superbesar, yang seharusnya seharga 2,6 juta, namun aku membelinya hanya seharga pokok yaitu 1,9 juta.

Ingin aku memiliki blender, ibu pun menyarankan agar membeli blender yang murahan saja, paling-paling harganya 75 ribu. Namun berkali aku melewati toko elektronik, berkali kuurungkan niatku membeli. Ternyata, saat Family Gathering kantor, aku mendapat doorprize blender miyako yang harganya sekitar 160 ribu.

Yang terakhir adalah bangku kecil untuk duduk saat mencuci baju. Aku sempat membeli seharga 8 ribu rupiah dengan bahan plastic yang kualitasnya tidak terlalu baik. Ketika Family gathering aku malah dapat bangku kecil warna hijau yang kualitasnya jauh lebih baik, dan itu gratis.


Dari pertanda-pertanda itu, sempat kukatakan pada ibu. Bahwa jodohku ini selalu kucari, tapi pada akhirnya malah dia yang datang sendiri. Seorang yang dengan kualitas baik menurut Allah. Karena Allah tahu apa yang terbaik untuk makhluk-Nya. Jodohku akan datang pada waktunya, yaitu saat Allah menghendaki kami bertemu dan telah siap untuk membina rumah tangga.

That’s my story of looking for my lovely husband ….
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang selalu memberi yang terbaik untuk hamba-Nya ….

Wamayyattaqillaha yaj’al lahuu makhraja ….


Carilah seorang pria yang memanggilmu dgn baik bukan kasar.
Yang menelpon kembali ketika kamu menutup telpon.
Yang mau tiduran di bawah bintang dan mendengar detak jantungmu.
Atau mau tetap terbangun untuk melihatmu tidur.
Tunggulah seorang laki-laki yang mencium dahimu.
Yang menerima apa adanya dirimu.
Yang menggenggam tanganmu di depan teman-temannya.
Yang menganggap kamu tetap cantik tanpa riasan.
Seorang yang selalu mengingatkan kamu, betapa besar kepeduliannya padamu
Dan betapa beruntungnya dia memilikimu
(Naomi, PLN JMK. Sms tgl 2 Februari 2011)

Ketika waktu mendatangkan cinta
Aku putuskan memilih dirimu
Setitik rasa itu menetes
Dan semakin parah
Bisa ku rasa getar jantungmu
Mencintaiku apa lagi aku
Jadikanlah diriku
Pilihan terakhir hatimu
Butterfly terbanglah tinggi
Setinggi anganku untuk meraihmu
Memeluk batinmu yang sempat kacau
Karna merindu
Butterfly fly away so high
As high as hopes I pray
To come and reach for you
Rescuing your soul
That previous messed up false me and you
Jalan ini jauh
Namun kita tempuh
Bagai bumi ini
Hanya milik berdua

Biar ku berlebihan
Mendekatimu
Namun ku tunggu

(Lirik lagu “Butterfly” oleh Melly Goeslaw feat Andhika Pratama)


Jakarta, 26 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar