Jumat, 13 Juli 2012

Menemukanmu





Separuh langkahku saat ini
Berjalan tanpa terhenti
Hidupku bagaikan keringnya dunia
Tandus tak ada cinta
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net

Hatiku mencari cinta ini
Sampai ku temukan yang sejati
Walau sampai letih ku kan mencarinya
Seorang yang ku cinta

Kini ku menemukanmu di ujung waktu ku patah hati
Lelah hati menunggu cinta yang selamatkan hidupku
Kini ku tlah bersamamu berjanji tuk sehidup semati
Sampai akhir sang waktu kita bersama tuk selamanya

(kini ku menemukanmu di ujung waktu ku patah hati
Lelah hati menunggu cinta yang selamatkan hidupku)


Lirik lagu dari Seventeen yang berjudul “Menemukanmu” masih terdengar jelas di telingaku. Kini aku tengah menatap suamiku, pasangan dunia akhiratku. Semoga ini adalah jalan yang Allah ridhoi. Segala cinta yang tumbuh karena-Nya.

Baru empat bulan aku mengenalnya. Awal Maret 2012, pertemuan pertamaku dengannya masih membekas dalam kenanganku. Rasanya tak mampu berucap apapun, saat kutemui hatiku berbunga-bunga menemukan sebuah cinta. Cinta yang tulus, tak bersyarat.

Terkadang sempat aku berpikir, seandainya saja saat itu dia tak hadir. Bukankah tangisku terasa sangat menyesakkan jiwa. Bukankah kesedihanku sudah terlalu membuat luka. Allah tentu lebih tahu, mengapa baru kini Dia izinkan kita bertemu. Ketika ketangguhan sedikit melengkapi ragaku. Ketika hatiku kuat menghadapi ketentuan-Nya.

Bersyukur aku memiliki suami yang selama ini aku idamkan. Seorang yang sabar dan sayang padaku. Tentu saja mapan dan mau menerimaku apa adanya. Mungkin dia telah membaca sebait doa yang tertulis di suatu tempat di rumahku.
Ya Allah, jadikanlah aku wanita sholehah, serta mendapat suami yang sholeh iman islam cerdas bertanggung jawab mapan shidiq amanah fatonah …..

Suamiku tengah menatapku, mungkin juga hatinya masih tak percaya telah menemukan belahan hati yang selama ini dicarinya. Enam tahun dia mencari isteri yang baik dan sholehah. Entah mengapa sejak bertemu denganku dua setengah tahun yang lalu, sebenarnya hatinya telah mantap memilihku. Sayangnya, saat itu aku tak begitu mengenalnya. Statusku yang masih on job training ditambah dengan keenggananku untuk berada di Jakarta membuatku gelap mata. Memangdang segalanya begitu gelap dan tak berarti.

Dua setengah tahun berlalu dan kini hatinya telah mantap untuk menjadi imam bagiku. Semoga Allah meridhoi kami menjadi orangtua bagi mujahid-mujahid-Nya. Sungguh, aku ingin sekali memiliki putra-putri yang kelak menjadi pemimpin yang menjunjung tinggi agama islam berdasarkan syareat yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Semoga Allah meridhoi niat suci hatiku ini.

Empat bulan yang lalu, pertemuan pertamaku dengannya masih sangat membekas. Terasa tatapan matanya yang teduh hingga aku merasa nyaman di dekatnya. Mungkin juga itu pertanda dari Allah, karena hatiku juga langsung mantap untuk menjadi bagian dari kehidupannya. Padahal saat itu aku belum mengenalnya terlalu jauh.

Hanya Allah yang tahu, apa yang semestinya terjadi dan kapan terjadi.
Watthayyibatu litthayyibaan….. wanita yang baik untuk lelaki yang baik (QS. Annuur : 26)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar