Tangerang, 19 Juli 2012
My Letter
Cintaku cintamu berlabuh pada-Nya, mencoba setulus embun di pagi hari, mencoba secerah matahari menyinari bumi.
Suamiku tercinta, begitu terjal
kehidupan yang kita lalui namun ikatan jodoh takkan terhapus sang waktu.
Bagiku, engkaulah imam terbaik dalam hidupku, engkau lentera dalam gelap
jiwaku.
My Husband's Letter
This
is third letter I receive from you. Still I don’t know how to express my
happiness fill my day with you. Please help me, because living with you is the
best day I ever have. Thank you for believing me become your imam, because what
I know is nothing compare to tou. Once again, thank you my love
My Husband's Letter
Dahulu,
aku selalu menatap bintang untuk
menenangkan dan meneduhkan hatiku. Kunikmati lukisan langit malam untuk
mengusir sepiku.
Kini, aku
tak lagi menatap lukisan langit untuk mengusir sepiku. Karena kini ada dirimu
di kehidupanku, bintang di setiap heningku, cahaya di tengah kelamku.
Terima kasih
telah hadir dalam kehidupanku. You’re my star, my lovely husband.
Dahulu, kerap
kumenangis bermunajat kepada Allah. Mendoakan calon suamiku agar selalu dalam
perlindungan-Nya, dijauhkan dari segala zina dan fitnah.
Kini, tangis
itu telah lenyap bersama dengan ikrar yang kau ucapkan. Tahukah dirimu, hanya
obat sakit maag yang mampu kutelan pagi itu. Tahukah dirimu, kumenahan napas
saat kau ucapkan ikrar suci.
Semoga pernikahan
ini membawa berkah serta kebahagiaan dunia akhirat. Aamiin Yaa Rabb ….
Keep pray
the best for us, I do love you my husband.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar