Senin, 04 April 2011

Untuk Abi


Aku merindukan kehadiranmu Abi….
Tahukah engkau aku berlari mencarimu.
Aku terdiam menunggumu.
Ingin sekali kudengar suaramu.
Ingin sekali kuraih manjamu.
Seandainya mampu kutulis kisah ini.
Hingga engkau bisa bahagia bersamaku.


Aku menantimu Abi…
Sekalipun angin dingin menerjangku.
Aku akan tetap berdiri menanti hadirmu.
Begitu berartinya dirimu bagiku.
Kuberharap takkan ada airmata lagi.
Meski lelah diri menanti.


Aku mencintaimu Abi…
Seputih awan yang memberi lukisan indah pada langit.
Segemerlap bintang menghiasi langit malam.
Secerah mentari pagi yang bersinar lembut.
Aku mencintaimu karena engkau pun mencintai-Nya.


Terkadang diri ini meragu.
Akankah masa bahagia itu akan datang.
Sementara aku hanya terdiam dan membisu.
Tak ada kata lagi yang mampu kuucap.
Hanya suara hati yang merindukanmu, sangat merindukanmu.


Kuhela napas.
Kurasakan denyut jantungku kian melambat.
Aku tak ingin terluka.
Aku tak ingin berduka.
Abi… di mana engkau kini berada.
Apakah engkau rasakan sepi seperti yang kurasa.
Ataukah engkau terlalu sibuk memperjuangkan syariah agama.
Aku benar-benar telah mencintaimu.
Bahkan sebelum aku tahu siapa dirimu.


Aku merindukanmu Abi.
Airmata ini takkan mengingkari.
Senyum di tengah kegalauan hati.
Aku mencintaimu Abi.
Mujahid Allah yang tak kenal lelah membela-Nya.
Senandung rindu ini terangkai menyambut hadirmu.


Aku merindukanmu.
Aku mencintaimu.
Aku menunggumu.
Abiku sayang.


Jakarta, 6 Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar