Kini lautan airmata itu telah berubah jadi untaian tawa
bahagia. Beginikah rasanya jika ada banyak jiwa yang mencintai. Beginikah rasanya
jika hati telah berlabuh pada satu jiwa.
Tak terasa dua tahun sudah kita lewati mahligai pernikahan. Semoga
berkah dan karunia Allah selalu tercurahkan pada keluarga kecil kita. Rasanya baru
kemarin saja aku berjumpa denganmu. Lalu dengan kekuatan hati menerima
pinanganmu. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan makhluk-Nya
berpasang-pasangan.
Suamiku, belahan jiwaku.
Diriku, dirimu bersatu atas izin Allah.
Kita pun berjumpa atas izin-Nya.
Sungguh indah Allah member kita anugerah cinta.
Hingga kita bisa saling mencintai.
Kita bisa melengkapi kekurangan satu sama lain.
Kita bisa saling mengagumi dan menyayangi.
Inilah surga dunia.
Aku berharap cinta kita juga dicatat di akhirat sana.
Hingga pernikahan kita mampu bertahan hingga di akhirat
nanti.
Suamiku, belahan jiwaku.
Jadikanlah aku sebagai pendampingmu saat susah.
Dan tetaplah kau jaga hati untuk mencintaiku selamanya.
Ingatlah bahwa istri dan anak-anakmu ini adalah amanah.
Jika aku salah, maka engkau wajob mengingatkan.
Sungguh, engkau adalah lelaki terbaik untukku setelah
orangtuaku.
Suamiku, mungkin aku bukanlah wanita yang romantis.
Yang memberimu kado saat engkau berulang tahun.
Namun yakinlah cintaku ini hanya untukmu.
Dan aku relakan seluruh waktuku untuk mendampingimu.
Suamiku, belahan jiwaku.
Hatiku, hatimu bersatu atas izin Allah.
Dan kita akan selalu melangkah di jalan yang Allah ridhoi.
Semoga kebahagiaan ini selalu menyertai kita.
Aamiin.
Aku masih menatap lekat cahaya matahari di ufuk barat. Malam
ini dan malam-malam seterusnya akan terasa teduh dengan kehadiran seseorang
yang kita cintai, seseorang yang mencintai kita. Terima kasih Allah atas segala
yang telah kau berikan. Tetes airmata bahagia mengalir dari pipiku. Aku ingin
selalu tersenyum menyambut hari esok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar