Senin, 02 Mei 2011

J.A.K.A.R.T.A


Aceh,10 Juni 2011

Teruntuk Bidadari Cintaku
Saat ini mungkin kau berpikir bagaimana bisa kau berada di tempat yang dulu kau benci. Saat ini mungkin kau telah mencintai dan mulai bisa menerima keadaan. Saat ini mungkin kau tengah tersenyum mangingat impian masalalu. Saat ini mungkin kau tengah menatap cahaya matahari pagi seraya berbisik, kau akan menemukan cintamu.

Jika kau tanya mengapa aku kembali ke Jakarta, kuingin sekali katakan karena aku mencintaimu. Jika kau tanya mengapa aku bersemangat saat menginjakkan kaki di tanah yang kubenci, itu karena ada dirimu. Ingin hati melihatmu tersenyum. Ingin hati melihatmu bahagia. Aku tahu kau tengah menyimpan rahasia atas cintamu. Aku berharap kau bisa menengokku, menyelami tulusnya cintaku.

Mungkin kau memiliki banyak impian, seperti yang kau ceritakan bertahun lalu. Mungkin kau tengah merajut harapan atas masa depanmu. Mungkin juga tidak ada namaku di sana. Tapi aku sangat tahu kau belum menemukan cintamu. Meski kau katakan semua akan indah pada waktunya, tapi mampu kurasakan kecemasan di hatimu. Karena aku mencintaimu.

Bagiku, kaulah wanita impianku. Kesederhanaan yang kau miliki adalah keindahanmu. Kecantikan hatimu membuatku tak bisa melupakanmu. Aku tak bisa melupakan senyumanmu. Aku tak bisa melupakan keceriaanmu. Aku tak bisa melupakan tentangmu.

Mungkin telah ada pangeran yang kau puja. Yang terus kau doakan supaya selalu dalam lindungan-Nya. Namun apakah pangeran itu masih juga belum mencintaimu? Sungguh, aku bisa merasakan kegundahan hatimu. Betapa bodohnya pangeran yang kau puja, tiada menyadari ketulusan hatimu.

Aku tahu, cintamu begitu tulus, seperti pelangi yang memberi keindahan setelah hujan mereda. Aku tahu sayangmu begitu putih, seperti awan yang menghiasi birunya langit. Aku tahu begitu sempurnanya dirimu, dengan segala kesabaranmu. Aku tahu semua tentangmu. Aku bisa merasakan damainya tatapan matamu.

Aku tak bisa membayangkan jika ternyata kau tersenyum seraya berucap maaf. Aku hanya ingin membahagiakanmu. Mungkin aku tidaklah sempurna seperti pangeran yang kau nantikan. Namun aku hanya ingin mendampingimu. Memberikan bahuku untuk tangismu. Menghapuskan airmata yang mengalir di pipimu. Apakah pintaku terlalu berlebih?

Karena aku mencintamu. Karena aku ingin bersamamu. Karena aku merindukanmu. Karena engkau wanita terbaikku. Karena engkau aku kembali ke Jakarta, kota yang kubenci. Karena engkau, aku ada.

Kulihat kembali tiket perjalananku ke Jakarta tertanggal 17 Juli 2011. Seraut wajah manis terbayang di pelupuk mataku. Sungguh, aku benar-benar telah mencintaimu.

======
Jakarta, 10 Juni 2011

Kucoba menatap mentari pagi yang menyambutku. Kuhapus tetesan airmata di pipi. Aku tahu hatiku masih terluka. Tapi aku mestinya tegar. Aku tahu aku terluka, tapi aku mestinya bersabar. Aku terlalu takut untuk menghadapi semua ini. Aku terlalu takut sendiri. Aku terlalu takut.

Namun ada satu ketenangan di hatiku, saat mengingatnya. Entah mengapa dia bekerja di Jakarta, kota yang dulu ia benci. Kota yang dulu aku benci. Dan hatiku terasa nyaman ketika mengingatnya. Mungkinkah aku jatuh cinta. Tapi aku tak bisa seperti ini. Mestinya aku bisa mengendalikan diriku. Mestinya aku serahkan kisah cintaku pada-Nya. Namun satu hal yang tak kumengerti. Mengapa hatiku merasa tenang.

Dia bukanlah lelaki tampan yang berlinang kekayaan. Tapi bagiku dia meninggalkan kesan yang mendalam. Apakah dia merasakan cinta ini. Apakah lelaki itu masih mengingat kisah kami.

Aku berharap Tuhan menunjukkan kuasa-Nya. Bukankah aku orang yang sangat percaya dengan keajaiban. Aku berharap Tuhan selalu melindungi kami. Aku berharap kalau dia adalah jodohku. Dari sekian waktu yang kuhabiskan, aku masih sangat mengingatnya. Aku masih berharap bisa bersamanya. Tersenyum, tertawa, bahagia dan selalu berada di jalan-Nya.

Aku sudah tak peduli berapa luka dalam hatiku saat melihatnya. Entah mengapa aku bisa merasakan bahagia. Entah mengapa aku merasakan ketenangan. Entah mengapa hanya dia. Aku tahu dia bahagia di tempat barunya. Aku tahu dia bisa menerima kenyataan bahwa rezekinya telah ditulis di kota Jakarta.

Ya Rabb, apakah aku tengah jatuh cinta?

Namun ada satu ketakutan di hatiku. Seseorang dari Aceh yang akan kembali ke Jakarta tengah bulan Juli nanti. Jika saja aku tak bisa mencintainya. Aku takut dia terluka.

Ya Rabb, berilah petunjuk-Mu.

======

Tidak ada komentar:

Posting Komentar