Andai saja dirimu tahu betapa sangat sangat bahagianya saat aku
berada di sampingmu. Hal yang tidak berubah dari puluhan tahun yang lalu. Menyebalkan,
tapi itulah yang aku rasakan. Bertemu dengan lelaki yang ganteng, pintar dan
lucu. Hanya satu kutemukan, itulah yang ada di dirimu. Walau hanya sejenak
pertemuan kita, namun aku tak bisa menggambarkan bunga-bunga yang ada di
hatiku.
Dulu, saat dirimu menjemputku untuk pergi. Tidakkah kau
lihat parasku yang sangat ceria. Ya, aku memang suka sekali pada dirimu. Mengagumi
dan menyukaimu. Atau saat kita jalan berdua saja. Ah, berasa dunia ini cuma ada
kita berdua. Atau saat dirimu melepaskan helm dari kepalaku. Aih, romantic sekali.
Aku tidak peduli meskipun dirimu selalu memanggilku “Ndul…”
(kepanjangan dari gundul). Pernah aku bertanya mengapa dirimu memanggilku gundul.
Katamu “bagaimana aku tahu kamu gundul atau tidak, toh kamu ga pernah lepas
jilbab”. Mungkin kalau lelaki lain, aku sudah jutek setengah mati dibilang
gundul. Tapi nyatanya aku malah memberikan senyum terindahku untukmu. Ya, hanya
untukmu.
Andai saja dirimu tahu. Apapun yang kamu lakukan itu
menurutku lucu. Dan aku tak bisa berhenti tertawa jika ada dirimu. Tentu saja
dirimu bukan pelawak, namun entahlah, semua yang ada di dirimu terasa begitu
sempurna. Saat kamu menceritakan bahwa celana wearpackmu robek, padahal kamu
tidak membawa baju ganti selain celana wearpack itu. Aih, menurutku kamu lugu
sekali, berani menceritakan hal yang memalukan seperti itu. Dan itu sangat lucu
bagiku.
Aku harus menyebutmu seperti apa Pangeran nan Tampan. Pesonamu
itu senantiasa membiusku. Semua orang menyebutmu playboy, dan tak jarang aku
selalu cemburu jika ada wanita yang dekat denganmu. Tapi, semua itu tak pernah
melunturkan rasa sukaku padamu.
Hai pangeran tampan. Aku cukup bahagia saat dalam mimpi kau
menyebutku sebagai calon istrimu. Walaupun
kenyataannya aku bukan calon istrimu, calon saja bukan apalagi istri yang
sesungguhnya. Tapi cukup melihatmu saja aku sudah bahagia. Saat kau mau
menyapaku aku juga sangat bahagia. Saat ku menatapku jantungku berdebar tak
menentu. Sungguh, semuanya di luar logika.
Meskipun jalan yang kita tempuh kini telah berbeda. Semoga dirimu
tetap selalu bahagia. Dan akupun juga bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar