Selasa, 22 November 2016

Aih, Ada Lelaki di Masalalu



Kali ini aku berjumpa lagi dengannya. Ditempat yang sama, namun di acara yang berbeda. Ada segurat rasa bahagia saat bertemu dengannya lagi. Ya, siapa lagi jika bukan lelaki yang selalu membuat detak jantungku berdegup kencang. Lelaki dengan senyum manisnya yang mengembang. Seakan semua membeku dalam ingatanku. Aku tahu ini salah, tapi siapa yang bisa mengubah perasaan semacam ini?


Aku berjalan di belakangnya. Ya, aku suka sekali melihat punggungnya. Dirinya memakai jaket yang dulu jadi kebanggaan kami. Jaket yang tujuh tahun lalu setia menemaniku dan menemaninya.
“Kok jaket ini masih ada?” tanyaku seraya memegang jaet warna birunya.
“Iya, masih. Tapi sekarang sudah tidak bisa dikancingkan” jawabnya.
“Kegendutan sih” tegurku.
Dan lelaki itu tersenyum dengan caranya yang khas. Senyum yang selalu membuatku mengingat masa-masa itu. Masa dimana kami memasak bersama. Aku menggoreng temped an dirinya membuat sambal bawang. Aih, sepertinya baru kemarin saja.


Aku menyukainya. Sangat menyukainya. Dan aku pernah mengatakan hal itu pada beberapa orang. Mungkin dirinya juga tahu hal itu aih, masalalu …


Dikeluarkannya rokok elektrik dari sakunya. Serta merta dia merokok, tanpa menghiraukanku. Meskipun aku tidak suka lelaki yang merokok. Entah mengapa aku tak bisa benci padanya. Yang ada hanya, aku benar-benar c**** padanya. Ah…masalalu.


Lelaki masalalu yang masih selalu menggoda hatiku. Aih….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar