Senin, 05 Desember 2011

Teruntuk Ibundaku Tercinta



Tak ada sedikitpun niat di dalam hati untuk menyakitimu
Sekalipun terlalu sering kau uraikan airmata atas sikapku
Ibu, aku merasa terasing di sini
Terlalu sunyi dan hampa

Ibu, ingin diri ini memelukmu
Merasakan hangatnya perhatianmu
Kerinduan ini terlalu menyiksaku

Ibu, aku mungkin tak setangguh yang terlihat
Terlalu sering diri menangis di tengah keheningan
Lalu kucoba tenangkan hati dengan beristighfar
Meski terkadang emosiku belum juga mereda

Ibu, tenangkan aku dalam nasihatmu
Betapa diri ini belum mampu ikhlas dan tegar menghadapi kehidupan
Terlalu terjal segala yang terjadi

Ibu, doakan aku selalu
Agar aku mampu menghadapi cobaan ini
Agar aku bisa bersabar atas apa yang terjadi

Ibu, aku ingin menatap senyummu
Yang membangkitkan semangatku ketika terjatuh

Ibu, I do love you ….

Ibu selalu menyertaimu.
Ibumu adalah bisikan daun-daun, ketika kau mencari angin berjalan-jalan.
Ia adalah aroma segar yang keluar dari kaus kakimu yang putih tercuci bersih.
Ibumu hidup dalam tawamu, dan mengkristal dalam tetes air matamu.

Ibumu adalah tempat tinggalmu yang pertama.
Dari sana kamu datang, dan dia adalah terang yang menuntun setiap langkah hidupmu.
Dialah cinta pertamamu, takkan ada yang dapat memisahkanmu darinya.
Waktu, jarak, bahkan kematian takkan memisahkan kamu dari ibumu.
Kamu akan membawa dia di dalam dirimu selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar