“Ia, kupu-kupu
cantik, betapa iri saya padanya. Dalam usianya yang hanya seminggu, ia sanggup
berbuat banyak. Ia menebarkan kebahagiaan di hati orang-orang yang
memandangnya, membantu bunga-bunga mekar dan menghiasi dunia ini dengan warna
warni sayapnya. Sementara saya, sang manusia ini, kadang masih bingung mencari
kuas dan kanvas, menentukan gambar dan warna apa yang hendak saya torehkan
untuk mewarnai dan menghiasi dunia seperti yang dilakukan kupu-kupu cantik”
(status facebookku enam tahun yang lalu)
Beberapa bulan ini wajah muram melingkupiku. Aku marah, ya
aku sangat marah. Karena aku merasa tidak lagi diperhatikan. Ucapanku bagaikan
angin berhembus yang dengan mudahnya menghilang. Padahal aku sudah mengerahkan
sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Ya, memang ada sesuatu yang sangat aku
inginkan. Sesuatu yang sudah sangat lama aku nantikan. Ketika kesempatan untuk
mendapatkan sesuatu itu datang bahagialah hatiku, aku berusaha dan berdoa tak
henti-hentinya. Namun kali ini aku merasakan kekecewaan se[erti tiga tahun yang
lalu. Aku menangis, aku sedih, aku berduka. Ya Allah, inikah yang Kau harapkan
dariku? Perasaan ikhlas yang tertanam di lubuk hatiku. Aku bahkan tidak sanggup
menutupi rasa kecewaku.
Kini, aku mulai sadar. Segalanya telah terjadi. Yang harus aku lakukan adalah menerima dengan
ikhlas hati. Seperti kupu-kupu yang menerima ketetapan Allah untuk hidup hanya
tujuh hari. Kupu-kupu itu tak pernah mengeluh, tak pernah menangis, tak pernah
berduka. Dengan sayapnya yang indah dia kerap menari-nari riang. Kehidupannya
yang sangat singkat itu harus membawa kebahagiaan pada semua orang.aku harusnya
juga begitu , bukan?
Walaupun keinginanku hanyalah menjadi harapan dalam hati,
aku harus tetap bahagia. Aku harus membahagiakan dan berguna bagi semuanya. Tak
ada gunanya amarah tanpa henti. Toh semua akan indah tepat pada waktunya.
Ya Allah, cerahkanlah
hatiku.
Sertakanlah
kebahagiaan dalam keluarga kecilku.
Lindungilah
anak-anakku dari kekejaman dan kerasnya dunia.
Karena hanya pada-Mu
aku memohon.
Jadikanlah kedua
bidadari kecilku wanita yang sholehah.
Yang akan membawa ayah
bundanya menuju surga-Mu.
Ya Allah ampunilah
kesalahanku.
Maafkanlah keputus
asaanku.
Semoga ridho-Mu selalu
dalam langkahku.
Aamiin…
“Betapa indahnya
sayap warna warni itu, dipadu dengan warna jingga saat senja. Lihatlah
keindahan yang telah diciptakan Tuhan. Hidup ini terlalu indah untuk sebuah
tangis. Tak ada satupun hal yang sia-sia
dari penciptaan-Nya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar